drg. Eureka Halimi, Just Do It Excellently!
Iniloh.com Jakarta- Di balik senyum ramah dan sapaan hangatnya, drg. Eureka Halimi, atau yang akrab disapa Reka, menyimpan perjalanan hidup yang penuh ketulusan dan permenungan.
Perempuan Bali yang akun Instagramnya bisa ditemui di @eurekayurik ini ternyata tidak selalu bercita-cita berdiri di balik kursi dental.
Impian masa kecilnya justru mengarah ke ruang operasi yang lebih luas: menjadi seorang dokter.
“Sebetulnya cita-cita saya jadi dokter,” akunya.
Namun, takdir membawanya pada jalur yang berbeda. Seorang tantenya melihat kecenderungan Reka yang sangat senang mengerjakan hal-hal kecil dan detail.
Atas saran sang tante, Reka memberanikan diri untuk mencoba masuk ke Fakultas Kedokteran Gigi.
“Kemudian, puji Tuhan, diterima.” Sebuah keputusan yang ternyata adalah awal dari sebuah panggilan yang sesuai dengan karakternya.
Bagi Reka, dunia kedokteran gigi bukan sekadar pekerjaan, tapi sebuah kanvas di mana ia bisa mencipta dan memulihkan.
Sukanya terletak pada kepuasan yang tak tergantikan: menyaksikan transformasi pada pasiennya.
“Bisa membereskan gigi pasien dari patah jadi bagus lagi, dari kesakitan jadi bisa enjoy makan, dari berantakan bisa rapi lagi,” ujarnya menjelaskan dengan semangat.
Setiap senyum yang kembali merekah setelah rasa sakit hilang adalah bahan bakar yang membuatnya terus bersemangat.
Namun, seperti dua sisi mata uang, profesinya juga memiliki tantangan fisik yang berat.
“Dukanya kalau terlalu panjang durasi praktek, sakit pinggang, sakit tangan,” ceritanya.
Ia bahkan pernah mengalami Carpal Tunnel Syndrome (CTS) di mana tangannya mati rasa dan kehilangan tenaga.
Menyadari tuntutan fisik pekerjaannya, Reka dengan bijak mengambil langkah untuk menjaga tubuhnya.
Yoga dan olahraga rutin menjadi investasi kesehatannya.
“Berharap bisa bangun otot sedikit bisa support pekerjaan yang harus di posisi yang sama berjam-jam. Selain itu, jadi semangat ya kalo udah olahraga, siap menghadapi hari.”
Kunci untuk bisa menikmati rutinitas yang padat, menurut Reka, adalah manajemen waktu dan penentuan prioritas yang baik.
Kemampuan inilah yang juga ia terapkan untuk menyeimbangkan peran-peran lain dalam hidupnya. Harapannya sederhana namun mendalam:
“Saya bisa terus menjadi dokter gigi yang bisa terus melayani pasien-pasien dengan baik, bisa menjalani peran saya sebagai orang tua, istri, dan dokter gigi dengan baik berbarengan.”
Integritas dan komitmen adalah dua nilai yang ingin terus dipegangnya dalam menjalani semua peran tersebut.
Reka juga memiliki pesan yang sangat relevan di era media sosial ini. Ia mengingatkan bahwa setiap profesi pasti memiliki suka dan dukanya.
“Hanya saja di era sekarang, orang seringkali menampilkan suka nya saja di media sosial.”
Dengan analogi yang cerdas, ia berkata,
“Rumput tetangga selalu menggoda, tapi kita ngga pernah tau berapa mahal tetangga bayar airnya.”
Setiap kesuksesan dan kebahagiaan yang terpampang, selalu ada harga dan pengorbanan yang dibayar di baliknya.
Pesan penutupnya sarat dengan makna dan keyakinan:
“Percayalah, ketika Tuhan sudah tempatkan di suatu profesi, just do it, do it excellently.
Pasti ada maksud dan tujuan Tuhan menempatkan kita di sana, dan pastinya untuk jadi berkat buat banyak orang.”
Source image: reka

Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.










