Dwi Chandini Nilawati, Jangan Tunggu Sempurna untuk Bahagia!
Iniloh.com Jakarta- Lahir di pinggiran Depok (Cimanggis) namun dibesarkan di Bekasi, perjalanan Dwi Chandini Nilawati akrab disapa Dhini diwarnai gejolak sejak dini.
“Keluarga aku sering pindah-pindah karena broken home,” akunya jujur.
Masa kecilnya tak mudah, dengan pengasuhan yang berpindah antara ibu dan bapak.
Tapi di tengah kerumitan itu, ia menyelamatkan kenangan manis: menjadi anak tomboy yang naik pohon dan main di sawah-sawah Bekasi, pemandangan yang kini hilang digantikan gemerlap mall.
“Teman masa kecil gak banyak,” kenangnya, namun kicau tawa mereka di hamparan tanah menjadi pelipur yang tak terlupakan.
Sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT), Dhini memegang teguh pesan ibunya:
“Jika ingin pernikahan langgeng, salah satu harus ada yang mengalah.”
Prinsip ini ia terapkan dengan kesadaran penuh: “Meski tidak mudah ya. Karena kita kan perempuan ada ego.”
Baginya, pernikahan adalah ibadah terlama yang hadiahnya istimewa.
Dengan kreatif, ia mendefinisikan peran IRT sebagai CEO tanpa gaji tapi bawa pahala.
Tips harmonisnya pun praktis, “Jangan lupa bercanda, karena tawa itu lem terbaik. Jangan ngandelin feeling, kadang itu lapar doang bukan sensi.”
Komunikasi bukan sekadar bicara, tapi paham kapan pasangan butuh didengar atau butuh ruang. Kuncinya? “Saling nyambung walau beda hobi.”
Bagi Dhini, rahasia kebahagiaan terletak pada dua kata sakti: BERSYUKUR.
“Inti dari bahagia itu adalah bersyukur dalam hal apapun,” tegasnya.
Bahagia bukanlah destinasi saat semua masalah selesai, melainkan perjalanan:
“Bisa ketawa walaupun cicilan menunggu setiap bulan atau cucian segunung belum dikerjain.”
Perempuan yang melalui badai besar sejak kecil hingga sampai berkeluarga ini menemukan kebahagiaan dalam hal sederhana.
Metime 5 menit ngopi pagi dalam sunyi, melihat anak tersenyum, mengetahui suami sehat, dan tagihan listrik belum menunggak.
“Syukurin yang ada, becandain yang bikin stres, dan peluk yang kita sayang” menjadi mantranya.
Doa dan harapan Dhini mencerminkan kedewasaan hidup:
“Semoga selalu dikasih cukup, cukup sehat, cukup rezeki, cukup waktu bareng keluarga, dan cukup sabar pas saldo rekening tinggal ribuan.”
Ia pun berharap tetap bisa bermanfaat meski kerap overthinking, dan yang terpenting, tetap menjadi baik dan lembut hatinya di akhir zaman yang keras.
Untuk seluruh pembaca Indonesia, Dhini menyampaikan kebijaksanaan hidupnya yang paling berharga:
“Jangan nunggu hidup sempurna buat bahagia, karena sering kali yang paling indah itu datang pas kita nggak nyangka.
Tugas kita cukup jalani dengan hati gembira & senyum, walau kadang sambil ngelus dada. Tuhan itu maha tahu waktu terbaik buat kita.”
Source image: dini

Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.










