Eflina NF. Mona, Jadilah Seperti Bintang, Bersinar tapi Tidak Pernah Berhenti Berbagi Terang Untuk Lainnya
Iniloh.com Jakarta,- Lahir dan tumbuh di Kota Malang, Eflina NF. Mona, atau yang akrab disapa Mona, adalah buah hati dari perpaduan budaya yang kaya: darah Minang sang Ayah mengalir bersama kearifan Jawa sang Ibu.
Sebagai anak tunggal, ia merasakan cukup kuat dinamika dua budaya ini dalam kesehariannya, namun semuanya terjalin dalam bingkai penuh cinta.
Latar belakang inilah yang mungkin menjadi benih pertama kemampuannya memahami beragam sudut pandang dan berkomunikasi dengan berbagai karakter, sebuah bekal berharga untuk perjalanan hidupnya.
Passion Mona dalam public speaking bukanlah hal yang tiba-tiba. Sejak masa sekolah, ia sudah menunjukkan ketertarikannya untuk tampil di depan umum.
Jiwa aktifnya terpupuk melalui berbagai kegiatan dan organisasi. Meski begitu, orang tuanya, terutama sang Ayah, menanamkan disiplin kuat akan pentingnya pendidikan formal.
“Kedisiplinan papa mama yang tetap menekankan pentingnya pendidikan formal membiasakan saya bertanggungjawab dengan pelajaran,” ujarnya.
Nilai akademik yang baik menjadi modal kepercayaan dirinya untuk tetap aktif di luar kelas.
Mona mengakui dirinya bukan tipe kutu buku dalam arti konvensional. Ia menemukan gaya belajar yang paling efektif untuk dirinya: audiovisual.
“Dengan mendengarkan musik, nonton film, asalkan tidak hening atau sepi,” tuturnya, menjelaskan bahwa suasana yang hidup justru membantunya menyerap ilmu lebih baik.
Kini, Mona telah menjelma menjadi sosok multidimensi yang menginspirasi. Di satu sisi, ia mendedikasikan ilmunya sebagai pengajar atau dosen di Binus University.
Di sisi lain, ia adalah seorang Master of Ceremony (MC) profesional yang memandu berbagai acara dengan penuh karisma.
Tak berhenti di situ, Mona juga adalah seorang Trainer profesional yang fokus pada bidang Public Speaking dan Personal Branding, membagikan ilmu dan pengalamannya kepada banyak orang.
Kombinasi ketiga peran ini memberinya kepuasan yang luar biasa, kesempatan untuk terus berkembang (self-development), memperluas jaringan (networking), mengunjungi berbagai lokasi baru, dan yang terpenting, bisa berbagi pengetahuan serta pengalaman sehingga bermanfaat bagi orang lain.
Mengelola banyak peran tentu bukan perkara mudah. Kunci utama Mona adalah manajemen waktu berbasis skala prioritas.
“Cara manage waktunya adalah membuat skala prioritas dari setiap aktivitas, tau dan bisa mengukur kemampuan diri,” jelasnya, sebuah prinsip yang ditanamkan orang tuanya sejak kecil.
Meski begitu, ada juga tantangan yang dihadapi, terutama ketika jadwal yang padat saling berbenturan sehingga perlu diatur ulang, dan konsekuensinya, waktu di rumah pun menjadi cukup terbatas.
Namun, semangatnya untuk memberi manfaat lebih besar selalu menjadi pendorong.
Harapan Mona ke depan jelas dan penuh semangat:
“Semoga bisa terus bermanfaat untuk lebih banyak orang. Bisa terus meningkatkan kualitas diri baik pendidikan dan kemampuan lain.”
Filosofi hidupnya terangkum indah dalam analogi bintang:
“Be like STAR, yang bersinar tapi tidak pernah berhenti berbagi terang untuk lainnya.“
Pesannya untuk semua orang pun mengalir dari filosofi tersebut:
“Terus temukan dan kembangkan potensimu, terus bertumbuh bersama sekitarmu.
Sukses yang nyaman adalah saat suksesmu tidak sendirian.”
Source image: mona
Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.
