Elisabeth Dwi Setyani, Rawat Tubuh dan Pikiranmu!

Iniloh.com Jakarta- Dari tanah budaya Yogyakarta, Elisabeth Dwi Setyani, akrab disapa Ibeth, memulai jejak hidupnya.

Namun, masa kecilnya justru diwarnai oleh riuh rendah kepulauan Batam. Dari TK hingga SMA ia tumbuh di sana, dan kenangan itu masih segar dengan keceriaan.

Seru karena banyak teman yang seumuran jadi suka main bareng,” kenangnya dengan senyum.

Yang istimewa, masa kecilnya sarat dengan kebahagiaan sederhana permainan tradisional: gelak tawa saat main kelereng, keseimbangan menantang di enggrang, imajinasi liar saat masak-masakan, kejar-kejaran layang-layang di tanah lapang, dan keriangan tim saat bola kasti.

Fondasi masa kecil ini membentuknya menjadi sosok yang bersosialisasi dengan mudah dan menghargai kebersamaan.

Kini, di tanah kelahirannya, Jogja, Ibeth memegang peran yang amat vital dan menuntut konsentrasi tinggi: sebagai Air Traffic Controller (ATC) di perusahaan BUMN bandara Yogyakarta.

Setiap hari, tanggung jawab besar mengawal keselamatan penerbangan mengisi jam kerjanya.

Di tengah tekanan pekerjaan yang membutuhkan ketelitian ekstrem dan ketenangan luar biasa itu, Ibeth menemkan sebuah penyeimbang yang tak terduga: lari.

Awal mula ketertarikannya di tahun 2019 cukup sederhana:

Penasaran lihat banyak orang bisa tahan lari lama tanpa berhenti.”

Rasa penasaran itu membawanya mencoba, diajak komunitas lari oleh teman, dan di situlah titik balik terjadi.

Ia dapat banyak inspirasi dan ilmu baru tentang lari, dan yang terpenting, “Ternyata seseru itu!”

Kegembiraan yang ditemukannya dalam komunitas dan proses berlari itulah yang membuatnya bertahan sampai sekarang, dan berharap seterusnya.

Lari menjadi pelarian yang sehat, mengalihkan pikiran dari radar dan komunikasi udara, menenangkan jiwa sekaligus menguatkan raga.

Memandang ke depan, harapan Ibeth penuh dengan kesadaran akan pentingnya proses.

Semoga bisa terus belajar menikmati setiap proses, ntah itu dalam olahraga, karir maupun sosial,” tuturnya.

Ia ingin menjalani setiap tahapan hidup, entah itu latihan lari yang melelahkan, tantangan karir di menara kontrol, atau interaksi sosial, dengan rasa syukur dan kehadiran penuh.

Selain itu, ada keinginan untuk mengembangkan sayap di luar pekerjaan utamanya:

Bisa punya usaha yang dekat dengan gaya hidup sehat.”

Ini merupakan wujud konkret dari kecintaannya pada hidup sehat yang telah ia rasakan manfaatnya melalui lari.

Sekaligus keinginan untuk berbagi manfaat tersebut kepada orang lain.

Pesan yang ingin Ibeth sampaikan kepada pembaca merupakan kristalisasi filosofi hidupnya, sederhana namun mendalam:

“Rawat tubuh dan pikiranmu, nikmati setiap momen, dan hiduplah sepenuhnya di saat ini.” 

 

 

Source image: ibeth

You May Also Like

P. Sari Dwihanday Sukoco, You,ve Done A Good Job, Taking Care Of Yourself Mentally & Physically
P. Sari Dwihanday Sukoco, You,ve Done A Good Job, Taking Care Of Yourself Mentally & Physically
Vera Novianti, Kita Tak Bisa Buat Semua Orang Sukai Kita Maka Jadi Diri Sendiri Saja
Vera Novianti, Kita Tak Bisa Buat Semua Orang Sukai Kita Maka Jadi Diri Sendiri Saja
Nada Crusita, Pede Lakukan Apa yang Kita Mau dan Jangan Menunda-nunda
Nada Crusita, Pede Lakukan Apa yang Kita Mau dan Jangan Menunda-nunda
Dita Handayani, SH: Let The Beauty Of What You Love Be What You Do
Dita Handayani, SH: Let The Beauty Of What You Love Be What You Do
Mega Perdana Putra, Tiap Langkah yang Kita Ambil Sekecil Apapun Adalah Investasi Untuk Masa Depan
Mega Perdana Putra, Tiap Langkah yang Kita Ambil Sekecil Apapun Adalah Investasi Untuk Masa Depan
Shifa Nur, Jangan Pernah Biarkan Rasa Takut Menghalangi Impian Kita
Shifa Nur, Jangan Pernah Biarkan Rasa Takut Menghalangi Impian Kita