Emosional Seorang Airlangga Hartarto Untuk Klaten
Iniloh.com Klaten- Sosok Menteri Koordinator Bidang Perekonomian ( Menko Perekonomian) ini adalah salah satu sosok sentral dan menjadi tolak ukur utama, tindakan dan indikator bagi para tokoh bangsa lainnya, dalam kaitan kemajuan dan pembangunan di negeri ini.
Beragam kebijakan, manuver dan kebijakan politik dimana beliau sekarang juga menahkodai sebuah partai legendaris yang sudah sangat masam garam di dunia politika Indonesia menjadi bahasan semua kalangan.
Airlangga dikenal banyak orang sosok pendiam, santun dan tidak banyak omong. Tetapi pekerja keras, pemikir dan harus tuntas jika menyelesaikan sesuatu.
Pantas saja Bapak dari delapan putra ini sungguh pantas diberikan beberapa amanah yang memerlukan konsentrasi tinggi seperti menjadi Menko Perekonomian, dan pernah juga menjadi Ketua Asosiasi Emiten Indonesia, Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia, Ketua Alumni Fak Teknik UGM ( Katgama) sampai dengan menjadi Ketua Komisi VII juga sudah dijalaninya.
Alasan beliau pekerja keras dan pebisnis yang teliti dan ulung dengan disandangnya posisi Komisaris di beberapa perusahaan seperti: PT. Fajar Surya Wisesa Tbk, PT Ciptadana Sekuritas, PT Sorini Corporation, atau menjadi posisi Presdir di PT Bisma Narendra.
Airlangga lahir di Kota Surabaya, dan menghabiskan pendidikan dasar sampai strata antara kota Jakarta dan Yogyakarta, kemudian melanjutkan paska doktoralnya di luar negeri.
Klaten, daerah eks- swapraja Kasunanan Surakarta ini adalah yang istimewa dan terpatri sangat dalam untuk dirinya. Sang Ayahanda, Ir. Hartarto Sastrosoenarto, figur teladan baginya ini adalah anak Delanggu, Klaten. Daerah penghasil gula dan beras sejak jaman Belanda dan penghasil SDM yang mumpuni untuk tingkat kabupaten eks-swapraja Surakarta.
Ir. Hartarto Sastrosoenarto, putra terbaik Delanggu Klaten
Sedari kecil Airlangga bersama kakak dan adiknya, Gunadharma, Indira Ashoka, Gautama dan Maya Dewi selalu diceritakan hikayat-hikayat akan cerita kejuangan dan kepahlawanan, karena baik dari pihak ayah atau ibunya mengalir deras jejak-jejak dan DNA seorang patriot pada zamannya.
Sang ayah, Hartarto Sastrosoenarto, keturunan langsung Ki Ageng Gribig atau Eyang Wasibangno, dan Ibunda, Hartini juga putra dari tokoh pejuang besar Sukabumi, RHD. Soekardi Widjaja.
Keluarga besar Pakubuwana IV dan Mangkunegara I selalu dijelaskan siapa saja dan wajib untuk menyambung silaturahmi oleh didikan sang Ayahanda.
Airlangga dengan sentuhan khas pendidikan sang Ayah, kombinasi etos tinggi, ketelitian dan pekerja keras, tentu komit dan ingat akan sejarah-sejarah awal darimana moyangnya berasal.
Beliau bersama keluarga besarnya ikut mendorong kearifan lokal dan potensi besar di Klaten agar terus hidup dan bisa bermaslahat untuk semua. Seperti dalam acara budaya Yaqowiyu Apeman yang sudah mentradisi sejak 400 tahun lalu itu.
Kompak dan solid, Airlangga hadir dalam acara rutinan Kabupaten Klaten itu bersama Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.
Tak hanya ini, sebelumnya Airlangga juga sudah banyak bergerak dan merundukkan hatinya untuk Klaten tercinta ini, Beliau sudah mengunjungi para saudara pelaku UMKM Klaten lewat fasilitasi Dekranasda Kab Klaten dan juga Kementerian Perindustrian, ia mengawal keberlangsungan usaha mereka saat pandemik dan paska sampai dengan sekarang.
Lahan-lahan pertanian di Klaten juga tak luput dari kunjungannya. Lewat idea dan inisiasi smart farming ia ingin program yang berfungsi untuk meningkatkan inklusi keuangan desa dan pembinaan atau pengembangan ekosistem pertanian digital ( IoT) dari hulu hilir ini berjalan lancar di Klaten.
Kawasan industri kecil dan menengah di Ceper juga sudah dikunjungi olehnya. 300an lebih unit usaha di sentra IKM logam di Ceper dengan kemampuan produksi sebesar 3.000 ton per bulan dan serapan tenaga kerja mencapai 3.200 orang ini menjadi prioritas di Jawa Tengah selain Tegal dan Pekalongan.
Airlangga memegang teguh amanat dari sang Ayahanda, agar selalu guyub rukun dalam keluarga besar, melestarikan tradisi leluhur, dan memberikan kontribusi terbaik untuk negara akan tugas dan amanah yang diberikan untuk kita.
Serta yang terakhir selalu nguri-nguri dan eling dimana asal moyang, jatidiri kita berasal, agar selalu menjadi klathi, melati yang harumnya mampu membawa semua terkena harum wangi dan menjadi berkat buat semua orang, rakyat Indonesia secara luas.

Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.










