Enggar Dara Gendys: Jadilah Unik, Berbeda, dan Bersinar dengan Caramu Sendiri

Banyak yang heran kalo kenalan sama aku, orang Medan kok gak kayak orang Batak?” ujar Enggar Dara Gendys atau  disapa Gendys ini  dengan senyum khasnya.

 

Iniloh.com Jakarta- Kalimat itu sering menjadi pembuka percakapan yang menarik tentang identitasnya.

Perempuan berdarah Jawa ini justru lahir dan dibesarkan di kota metropolitan Medan, sebuah melting pot yang kaya akan budaya.

Ia dengan lancar menjelaskan bahwa Medan identik dengan budaya Melayu dan dihuni oleh beragam suku, termasuk Jawa yang jumlahnya sangat banyak.

Kota-kata sekitarnya yang asli penduduk Batak,” tambahnya, seraya tertawa.

Pengalaman tumbuh besar dalam keragaman inilah yang membentuknya menjadi pribadi yang terbuka dan mudah beradaptasi.

Kini, Gendys telah berpindah ke Bekasi dan menjalani keseharian sebagai seorang profesional di dunia pembiayaan atau perbankan di kawasan Jakarta Selatan.

Pekerjaan utamanya adalah memberikan business support untuk kantor cabang di seluruh Indonesia.

Tugasnya tidak hanya berkutat dengan angka, tetapi lebih pada membangun relasi.

Setiap hari, ia berinteraksi dengan berbagai karakter orang dari Sabang sampai Merauke, mendengarkan keluh kesah mereka, memberikan bantuan yang diperlukan, hingga memfasilitasi pelatihan soft skill.

Pekerjaan ini seperti sekolah kehidupan baginya, mengajarkannya untuk memahami keunikan, kelebihan, dan kekurangan setiap individu.

Namun, kontak manusia yang intensif ini memiliki konsekuensinya sendiri. Di puncak pandemi, ketika segala sesuatu dibatasi tetapi tuntutan kerja justru meningkat.

Enggar mengalami burnout yang parah. Perasaan terisolasi, ditambah beban untuk terus mendukung dan menyemangati orang lain dari balik layar, membuatnya kelelahan secara mental dan emosional.

Momen sulit ini justru menjadi titik balik yang penting.

Dari kegelapan itu, muncul ketertarikan yang kuat pada dunia wellness dan healing holistic.

Ia mulai menyadari bahwa untuk bisa benar-benar membantu orang lain, ia harus terlebih dulu pulih dan mengenali dirinya sendiri.

Pengalaman burnout itu mengkristalkan sebuah filosofi hidup yang kini menjadi harapan dan doanya untuk semua orang.

Baginya, kunci hidup tenang bukanlah dengan sibuk membereskan hal-hal di luar kendali kita, melainkan dengan berani membereskan apa yang ada di dalam diri sendiri.

Segala hal yang terjadi di luar itu baik atau buruk adalah atas proyeksi yang di dalam diri kita sendiri,” ujarnya dengan keyakinan yang dalam.

Pesan universalnya sederhana namun powerful:

“May all beings be happy. Jadilah unik, berbeda, dan bersinar dengan caramu sendiri. Kenali dirimu sendiri lebih dalam.”

 

 

 

Source image: gendys

You May Also Like

Grace Damai Putri, Always Be Grateful and Humble!
Grace Damai Putri, Always Be Grateful and Humble!
Anggun Pratiwi, Belajar Tak Berkompetisi dengan Orang Lain Tapi dengan Diri Kita di Masa Lalu
Anggun Pratiwi, Belajar Tak Berkompetisi dengan Orang Lain Tapi dengan Diri Kita di Masa Lalu
Violina, Jangan Merasa Minder Atau Tak Sanggup Kita Punya Tuhan!
Violina, Jangan Merasa Minder Atau Tak Sanggup Kita Punya Tuhan!
Niluh Yuly Wulan Sasi Artini, Jangan Takut Akan Hari Esok Siapkan dari Sekarang Maka Kan Baik-baik Saja
Niluh Yuly Wulan Sasi Artini, Jangan Takut Akan Hari Esok Siapkan dari Sekarang Maka Kan Baik-baik Saja
Nur Aqilah Hasmawi, Tetap Teguh Walaupun Teduh Jua Mencari Ketenangan Tak Seindah Cari Keindahan
Nur Aqilah Hasmawi, Tetap Teguh Walaupun Teduh Jua Mencari Ketenangan Tak Seindah Cari Keindahan
Humidah Sarah, Apapun Profesi Kita Sekarang Tetaplah Jadi Orang yang Baik
Humidah Sarah, Apapun Profesi Kita Sekarang Tetaplah Jadi Orang yang Baik