Erny Murniasih, Trail run Memberikanku Kebahagiaan Mental yang Tak Tergantikan
Iniloh.com– Jakarta, dengan segala dinamikanya, telah membentuk Erny Murniasih menjadi sosok yang tak hanya tangguh, tetapi juga sadar akan pentingnya peluang.
“Sebagai anak kota, aku bersyukur bisa mengakses banyak hal yang mendukung pengembangan diri,” ujarnya.
Namun, di balik label “city girl”, Erny justru menemukan jati diri di tengah jalur trail yang terjal dan puncak gunung yang sepi.
Perempuan yang berkarier di dunia development aid dan konsultan ini membuktikan bahwa hidup di kota metropolitan tidak melulu tentang mengejar materi, tapi juga tentang menjaga keseimbangan jiwa dan raga.
Erny telah lama terjun di bidang development aid, membantu merancang program yang berdampak sosial.
Namun, di luar jam kerja, ia adalah pelari trail dan pendaki gunung yang tekun.
Kedua hobinya ini ia tekuni sejak 2016, meski sebenarnya kecintaannya pada alam sudah tertanam saat bergabung dengan STAPALA—kelompok pencinta alam kampusnya—di masa kuliah.
“Lari dan mendaki adalah cara aku ‘melarikan diri’ dari hiruk-pikuk kota. Trail run khususnya, memberiku kebahagiaan mental yang tak tergantikan,” tuturnya.
Bagi Erny, persiapan sebelum berlari atau mendaki adalah momen yang paling menyenangkan.
Menyiapkan peralatan, merencanakan anggaran, hingga meluangkan waktu untuk latihan fisik di sela kesibukannya menjadi ritual yang ia nikmati.
“Proses ini mengajarkanku disiplin dan tanggung jawab. Kalau tidak latihan, risiko cedera atau gagal finish di garis akhir jadi tinggi,” ujarnya.
Nilai-nilai ini ia bawa ke keseharian, baik saat memimpin proyek di kantor maupun mengatur waktu untuk diri sendiri.
Namun, perjalanannya tak selalu mulus. Cedera kerap menjadi “tamu tak diundang”, terutama saat persiapan fisik kurang maksimal.
“Pernah cedera lutut karena terlalu memaksakan diri. Rasanya frustrasi karena harus berhenti latihan dan menjalani fisioterapi,” akunya.
Tapi, Erny melihat ini sebagai pengingat: kesehatan adalah prioritas.
“Sekarang, aku lebih memperhatikan pemanasan dan kondisi tubuh,” tambahnya.
Sebagai pekerja di bidang sosial, harapan Erny tidak hanya tentang diri sendiri.
Ia ingin masyarakat Indonesia memiliki kesadaran akan kualitas hidup yang seimbang.
“Jangan hanya fokus pada karir atau uang. Kesehatan mental dan fisik harus jadi prioritas,” tegasnya.
Ia mendorong agar olahraga menjadi lebih terjangkau, dengan event lomba lari atau pendakian yang murah.
“FOMO (takut ketinggalan tren) dalam hal olahraga itu bagus, asal tujuannya meningkatkan kesadaran hidup sehat,” candanya.
Untuk diri pribadi, Erny berharap bisa menua dengan sehat dan bugar.
“Aku ingin tetap bisa naik gunung di usia 70 tahun, atau menjelajahi destinasi baru dengan stamina yang prima,” ucapnya sambil tertawa.
Erny menggemari kutipan Paulo Coelho: “When you want something, all the universe conspires in helping you to achieve it.”
Kalimat ini ia jadikan prinsip hidup.
“Punya tujuan jelas itu penting. Selama kita gigih, alam semesta akan ‘berkomplot’ untuk mewujudkannya,” paparnya.
Keyakinan ini ia buktikan sendiri: dari gadis Jakarta yang sibuk, kini ia menjelma menjadi sosok yang mampu menaklukkan gunung, lomba lari, dan proyek sosial sekaligus.
Source image: erny

Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.










