Essa Maurisni, Tumbuh Itu Tidak Harus Cepat, yang Penting Tetap Hidup!
“Kampung halamanku itu bukan cuma tempat, tapi rasa pulang.”
Iniloh.com Jakarta- Kalimat ini mengalir lembut dari Essa Maurisni, menyentuh inti hubungannya dengan tanah kelahiran ibunya, Bukittinggi, Sumatera Barat.
Meski lahir dan besar di Riau, jiwanya terpaut erat pada ranah Minang.
Perjalanan hidup membawanya merantau kuliah ke Padang, menemukan jodoh orang Padang, dan kini berdomisili penuh cinta di kota yang “penuh kenangan dan cita rasa” itu.
Kenangan masa kecilnya diwarnai lingkungan keluarga besar yang hangat penuh canda tawa, aroma masakan rumah menggoda, lantunan azan dari surau kecil, dan udara pagi yang sejuk.
Padang, baginya, telah menjadi wujud nyata dari “rasa pulang”, sebuah perpaduan sempurna antara warisan budaya ibunya dan kehidupan yang dibangunnya sekarang.
Dunia konten kreator menemui Essa secara tak terduga.
“Awalnya aku nggak pernah nyangka,” akunya jujur.
Semuanya bermula dari hobi sederhana: sharing hal-hal kecil.
Dimulai dari foto Outfit of The Day (OOTD), lalu merambat ke cerita keseharian parenting, DIY project, investasi untuk ibu rumah tangga, hingga rekomendasi skincare. Keajaiban terjadi:
“Lama-lama ternyata banyak yang relate dan suka!”
Kekuatan keautentikan dan konsistensinya merangkul audiens.
Suka-duka pun mengiringi. Suka: Kesempatan berkenalan dengan banyak orang, mendapat pengalaman berharga, dan rezeki dari hal yang disukai.
Dukanya tantangan mental seperti harus tetap tersenyum dan produktif meski hati sedang tidak stabil atau kondisi fisik kurang fit.
Namun, semua itu ia lihat sebagai proses penguatan diri: “Tapi semua prosesnya bikin kuat dan bersyukur.”
Di balik layar konten, Essa adalah multitasker sejati.
Kreativitasnya ia rawat dengan “kepekaan sama sekitar” seringkali lahir saat “duduk diam, ngopi, lalu perhatiin hal-hal kecil”.
Untuk mengelola berbagai peran (konten kreator, ibu, pengusaha kopi & handmade beads bag), prinsip manajemen waktunya bijak:
“Satu hari, satu prioritas utama.” Ia menolak glorifikasi multitasking berlebihan.
“Nggak harus multitasking terus, tapi fokus,” tegasnya.
Kuncinya adalah mengatur segalanya “dengan hati, bukan cuma jadwal”, dan melakukan semuanya dengan passion karena “kalau dari hati, hasilnya ikhlas dan happy”.
Harapan dan doa baiknya mencerminkan kerendahan hati dan kedalaman rasa syukur.
“Doa terbesarku selalu sederhana,” ujarnya: keberkahan hidup untuk orang-orang tersayang, kesehatan jiwa raga, rezeki yang cukup, dan ketenangan hati.
Ia mendamba menjadi pribadi yang utuh dalam setiap peran:
“Istri yang lembut, ibu yang kuat, anak yang berbakti, sahabat yang jujur, dan pribadi yang bermanfaat.”
Tak lupa, doa kolektif untuk sesama perempuan: “Semoga kita terus saling dukung.”
Untuk seluruh pembaca di Indonesia, Essa Maurisni (@essamauris), sang perempuan Padang yang menemukan keajaiban dalam hal-hal kecil, menyampaikan pesan hangat penuh penyemangat:
“Untuk kamu yang lagi baca ini, Mungkin kamu lagi lelah, bingung, atau ngerasa kecil. Tapi percayalah, kamu berharga.”
Source image: essa

Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.










