Eva Y. Sijabat, Mengajar Itu Seperti Dua Arah, Ada Berbagi Ilmu dan Pahami Berfikir Generasi Muda

Nosel. id. Jakarta- Eva Y. Sijabat menyebut dirinya sebagai anak yang beruntung. Lahir di Kotabumi dan besar serta kini bekerja di Bandar Lampung, ia dibesarkan dalam keluarga yang dipenuhi cinta kasih dan keterbukaan.

Orang tua saya selalu mendukung mimpi anak-anaknya, asalkan pilihan itu positif,” ujarnya dengan senyum.

Dukungan itu menjadi fondasi kuat baginya untuk menjelajahi hidup tanpa rasa takut.

Di kota berjuluk “Sang Bumi Ruwa Jurai” ini, Eva belajar arti kebebasan berekspresi sekaligus tanggung jawab.

Mereka mengajarkan saya untuk berani memilih, tapi juga siap menghadapi konsekuensinya,” tambahnya.

Nilai-nilai inilah yang membentuknya menjadi pribadi optimis dan adaptif.

Kini, Eva dikenal sebagai guru SMA di salah satu sekolah swasta di Bandar Lampung. Tak hanya mengajar, ia juga kerap menjadi master of ceremony (MC) di berbagai acara lokal.

Mengajar itu seperti belajar dua arah. Saya tak hanya memberi ilmu, tapi juga memahami cara berpikir generasi muda,” tuturnya.

Baginya, interaksi dengan siswa adalah “kursus kilat” untuk memahami dinamika anak-anak zaman sekarang, pengetahuan yang ia anggap sebagai bekal berharga jika kelak menjadi orang tua.

Sementara itu, peran sebagai MC memberinya ruang untuk menyalurkan energi kreatif.

Setiap panggung adalah kesempatan menyebarkan semangat, entah lewat kata-kata atau canda,” ucap Eva.

Kedua profesi ini, meski berbeda, saling melengkapi: sebagai guru, ia membentuk karakter; sebagai MC, ia menghidupkan suasana.

Eva mengaku belum mengalami titik terendah dalam kariernya. Justru, yang ia rasakan adalah kepuasan melihat proses pertumbuhan siswa-siswanya.

Mengajar membuat saya paham bahwa setiap generasi punya bahasanya sendiri. Tugas kita adalah menjadi jembatan, bukan hakim,” ujarnya.

Ia menikmati dinamika kelas, mulai dari debat serius hingga canda khas remaja yang memecah kebekuan.

Mereka mengingatkan saya untuk tetap muda dalam berpikir,” tambahnya.

Di tengah kesibukannya, Eva punya prinsip sederhana: menghargai waktu bersama orang-orang tercinta.

Hidup ini singkat. Detik yang kita lewatkan dengan keluarga atau sahabat tak akan terulang,” katanya.

Ia kerap menghabiskan akhir pekan dengan orang tua atau teman dekat, sekadar memasak bersama atau bercerita sambil menikmati kopi.

Bagi Eva, momen-momen kecil inilah yang mengisi “tangki emosional”nya, memberi energi untuk menjalani hari-hari padat.
Eva punya pesan kuat untuk pembaca se-Indonesia:

Ini Bukan Apa-Apa”. Kalimat ini ia gulirkan sebagai penyemangat bagi siapa pun yang sedang terpuruk.

Ketika kamu terjatuh, ingat: kesulitan itu sementara. Bangkitlah, dan tetaplah hidup,” tegasnya.

Pesan ini lahir dari pengamatannya sebagai guru yang melihat siswa-siswa kerap kewalahan menghadapi tekanan, juga dari pengalaman pribadi menyaksikan orang terdekat berjuang.

Hidup ini seperti laut. Kadang tenang, kadang bergelombang. Tapi selama kita bisa berenang, kita akan bertahan,” ujarnya.

Melalui akun Instagram @evasijabat27, Eva aktif berbagi kutipan motivasi, potret keseharian mengajar, hingga keseruan saat membawakan acara.

Saya ingin orang lain merasa tidak sendirian. Bahwa di luar sana, ada yang peduli,” tuturnya.

Unggahannya kerap diwarnai hashtag #IniBukanApaApa, menjadi pengingat kolektif untuk tetap kuat dalam menghadapi ujian hidup.

 

Source image: eva

You May Also Like

Mia Resmiati, Sukses Bukanlah Akhir, Kegagalan Bukanlah Hal yang Fatal
Mia Resmiati, Sukses Bukanlah Akhir, Kegagalan Bukanlah Hal yang Fatal
Astri Yuniati, Jangan Takut Ambil Keputusan Sulit Selama untuk Kebaikan Diri dan Keluarga 
Astri Yuniati, Jangan Takut Ambil Keputusan Sulit Selama untuk Kebaikan Diri dan Keluarga 
Cynthia Agatha de Ruiter, Konsisten Berusaha dan Berbuat Baik Hasil Pasti Kan Terlihat 
Cynthia Agatha de Ruiter, Konsisten Berusaha dan Berbuat Baik Hasil Pasti Kan Terlihat 
Maharatih, SH. MH: Hidup Adalah Seni yang Harus Dirajut dengan Kesadaran Penuh
Maharatih, SH. MH: Hidup Adalah Seni yang Harus Dirajut dengan Kesadaran Penuh
Yunita Kumala, Jangan Ikutan Tren Jika Tak Sesuai Nilai Diri
Yunita Kumala, Jangan Ikutan Tren Jika Tak Sesuai Nilai Diri
Nurul, Mimpi Itu Seperti Benih Rawatlah dengan Persiapan Mentalitas dan Kesabaran 
Nurul, Mimpi Itu Seperti Benih Rawatlah dengan Persiapan Mentalitas dan Kesabaran