Evi Mustikasari, S.Kep., NS., Terus Jalan, Meski Hanya Selangkah Sehari!
Iniloh.com Jakarta- Dalam suasana tenang Pringsewu, Lampung, di antara masyarakatnya yang hangat dan pesona wisatanya, tumbuhlah seorang perempuan dengan akar yang kuat dan mimpi yang berani.
Dia adalah Evi Mustikasari, S.Kep., NS, seorang yang seluruh pendidikannya, dari SD hingga perguruan tinggi, dihabiskan di kota kelahirannya itu.
“Kota yang nyaman,” ujarnya tentang Pringsewu, sebuah tempat yang tidak hanya memberinya ketenangan, tetapi juga panggung untuk menuliskan perjalanan hidupnya yang penuh liku dan makna.
Perjalanan karir Evi adalah sebuah testament bahwa rencana Tuhan seringkali lebih indah dari skenario yang kita tulis.
Awalnya, dunia kesehatan telah menjadi jalannya.
Sebagai seorang perawat yang berlatar belakang pendidikan profesi Ners, cita-cita mulianya adalah untuk mengabdikan diri sebagai seorang dosen.
Namun, kehidupan membawanya pada sebuah titik dilema.
“Jam kerja saya dan suami tidak cocok sehingga jarang bertemu,” kenangnya.
Demi harmonisasi rumah tangga, dengan keberanian yang besar, Evi memutuskan untuk resign.
Keputusan itu bukanlah akhir, melainkan awal dari sebuah pintu lain yang terbuka. Setelah menyelesaikan gelar sarjana dan profesinya,
“Allah kasih rezeki untuk jadi MUA (Makeup Artist).“
Dunia yang awalnya mungkin tidak terbayangkan ini justru membawanya pada sebuah penemuan.
“Dan ternyata usaha jasa itu sangat menyenangkan,” ujarnya dengan syukur.
Kuas dan bedak bukan hanya alat kecantikan, melainkan kuas yang melukiskan rezeki yang tak terduga.
Di balik keceriaan membuat orang lain tampil percaya diri, ada perjuangan yang tak ringan.
Sebagai MUA, Evi harus berhadapan dengan beragam karakter klien.
“Tentu ada suka dukanya. Dimana kita selalu ketemu beberapa klien, ada yang baik ada yang galak,” ceritanya.
Tantangan fisik juga nyata, terutama ketika harus menempuh jarak jauh untuk memenuhi panggilan kerja.
“Atau jarak tempuh yang mengharuskan kita bangun tengah malam, jadi kalo weekend memang jarang tidur.”
Ini adalah pengorbanan di balik senyum sempurna yang dihasilkannya untuk para client.
Alur hidup yang berbelok justru membawa Evi ke destinasi yang lebih luas.
“Rezeki dari MUA mengantarkan saya dititik sekarang,” ujarnya penuh syukur.
Dari profesi ini, ia mampu membuka beberapa usaha dan bahkan menjadi seorang influencer.
“Alhamdulillah.. Allah Maha Baik.” Kalimat ini adalah fondasi dari segala pencapaiannya.
Kesuksesan yang diraihnya tidak ia nikmati sendiri. Harapan terbesarnya adalah agar segala yang dilakukannya bermanfaat bagi keluarga.
Bahkan, dengan tulus hati ia berkata, “Jujur kadang buka lapangan kerja hanya untuk mempekerjakan saudara atau tetangga yang cari kerja.”
Bagi Evi, kesuksesan sejati adalah ketika ia bisa menjadi jembatan rezeki bagi orang-orang di sekitarnya.
Berdasarkan perjalanan transformasinya yang penuh keyakinan, Evi berpesan untuk mereka yang mungkin sedang berada di titik terendah:
“Ada masa di mana semuanya terasa berat dan nggak jelas arahnya.
Tapi percaya deh, nggak ada perjuangan yang sia-sia. Setiap langkah kecil, setiap air mata, setiap bangun pagi meski capekz semuanya nyusun versi terbaik dari dirimu.
Terus jalan, bahkan kalau cuma selangkah hari ini.”
Source image: evi
Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.
