Fannia Clarissa Azalia, Jangan Takut Keluar dari Zona Nyaman!
Iniloh.com Jakarta- Jakarta bukan sekadar tempat lahir dan besar bagi Fannia Clarissa Azalia, melainkan sebuah guru kehidupan pertama yang membentuk karakternya.
Baginya, ibu kota mengajarkan “ritme hidup yang cepat tapi juga pentingnya nemuin ketenangan di tengah semuanya.”
Pelajaran berharga inilah yang membentuknya menjadi pribadi yang adaptif, mampu bergerak lincah dalam dinamika kota metropolitan, namun tetap memiliki kompas internal yang jelas akan arah dan nilai-nilai yang dipegang tegarnya.
Sebuah kematangan yang jarang dimiliki oleh anak muda seusianya.
Aktivitas utama Fannia saat ini adalah sebuah perpaduan yang serasi antara tanggung jawab akademis dan passion kreatif.
Ia fokus menjalani kuliah sambil mendalami dunia content creation. Yang menarik, perjalanannya di dunia kreatif ini berawal dari sebuah eksperimen yang tulus.
“Awalnya cuma iseng bikin konten,” akunya.
Namun, dari titik “iseng” itulah justru terbentang sebuah jalan penemuan.
Ia tak hanya menemukan keterampilan teknis, tetapi juga belajar tentang konsistensi, keberanian untuk memulai, dan akhirnya sampai pada kesempatan untuk “kerja sama sama brand-brand yang dulu cuma aku kagumi dari jauh.”
Bagi Fannia, ini lebih dari sekadar karier; ini adalah “proses kenal diri dan tumbuh bareng orang lain.”
Setiap konten bukan hanya produk, tetapi cermin dari perjalanan pertumbuhan pribadinya.
Seperti halnya setiap proses kreatif, suka dan duka adalah dua sahabat karib. Sukanya datang dari dampak yang ia rasakan.
“Ketika apa yang aku bagikan bisa punya dampak positif buat orang lain, sekecil apa pun,” itulah yang membuatnya terus melangkah.
Momen saat ada yang mengaku termotivasi oleh kontennya adalah perasaan yang “priceless banget,” sebuah pengakuan yang mengukuhkan makna dari setiap karya yang ia buat.
Di sisi lain, duka hadir dalam bentuk “tekanan dan ekspektasi.”
Namun, Fannia telah menemukan senjata ampuh untuk melawannya: dengan selalu “balik ke niat awal, kenapa aku mulai semua ini dari awal.”
Dengan mengingat ‘mengapa‘ tersebut, segala tekanan eksternal dapat dikelola dengan lebih baik.
Harapan dan doa Fannia untuk kehidupannya terdengar sederhana namun sangat mendalam.
Ia tidak meminta kesuksesan yang gemilang, melainkan pertumbuhan yang tenang.
“Semoga bisa terus tumbuh dengan hati yang tenang dan tetap membawa hal-hal baik di setiap langkah,” itulah inti permohonannya.
Visinya adalah menjadi pribadi yang mampu memberi “energi positif,” bukan hanya melalui karya-karyanya, tetapi yang lebih penting, “lewat cara aku bersikap dan berproses.”
Ini menunjukkan kesadaran bahwa siapa diri kita lebih penting daripada apa yang kita hasilkan.
Untuk semua pembaca di Indonesia, Fannia menyampaikan pesan yang mengajak untuk berani dan reflektif.
“Jangan takut buat keluar dari zona nyaman, justru di luar sana kamu bakal nemuin versi terbaik dari dirimu sendiri.
Coba ingat lagi tujuan awal kenapa kamu mulai,karena dari situlah semangatmu bakal balik lagi.”
Source image: fannia

Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.










