Farida Amelia, Cancer Is Tough But You Are Tougher!
Iniloh.com Jakarta- Bandung, Kota Kembang, Paris van Java sebutan-sebutan indah itu bukan sekadar jargon pariwisata bagi Farida Amelia, atau yang akrab disapa Melly. Mereka meresap dalam jiwanya.
“Saya dari Bandung, kota dengan julukan Kota Kembang dan Paris van Java,” ungkapnya dengan bangga dan rasa rindu yang mendalam.
Ia menggambarkan kotanya bukan hanya melalui pemandangan alamnya yang memukau, tapi juga kekayaan budaya, denyut kreativitas dan mode, serta keramahan warganya yang membuatnya tidak bisa move on.
Bandung adalah rumah, sumber inspirasi, dan bagian tak terpisahkan dari identitas Melly, seorang wanita yang kehidupannya adalah kisah ketangguhan luar biasa.
Perjalanan karier Melly dimulai dengan langkah yang stabil.
Sejak gadis, ia mengabdikan dirinya sebagai karyawan di sebuah bank swasta.
Komitmen dan profesionalismenya terbawa hingga ia menikah dan dikaruniai dua orang anak.
Namun, seperti banyak ibu yang ingin memprioritaskan keluarga, ketika anak-anak mulai tumbuh besar, Melly memilih jalur wirausaha yang lebih fleksibel. Ia membuka salon kecil di rumahnya.
Keputusan ini brilian: memungkinkannya mengembangkan bakat dan minatnya di bidang kecantikan sekaligus memastikan ia tetap hadir untuk mengasuh dan mengawasi buah hatinya.
Tak hanya mengelola salon, Melly juga mengasah keahliannya sebagai Makeup Artist (MUA), menambah warna dalam kesehariannya.
Hidup pun berjalan dalam ritme yang asyik dijalani, antara merawat klien di salon, mempercantik wajah pengantin sebagai MUA, dan mengurus keluarga.
Namun, di balik kesibukan dan kehangatan itu, badai tak terduga menghantam.
“Sedang asyik menjalaninya, tiba-tiba September 2015 saya didiagnosa kanker payudara atau breast cancer.”
Kabar itu bagai petir di siang bolong, menghentak kehidupan yang tengah ia nikmati.
Diagnosa kanker payudara adalah ujian berat yang mengubah segalanya.
Tapi Melly, sang putri Bandung yang dibesarkan dengan semangat kreatif dan kemandirian, memilih untuk tidak menyerah.
“Tapi saya tetap semangat dan berdamai dengan kanker,” katanya dengan tegas.
Kalimat sederhana ini menyimpan kekuatan dahsyat.
Berdamai bukan berarti pasrah, melainkan sebuah strategi bertahan: menerima realita tanpa kehilangan harapan, melawan dengan penuh semangat dan pengobatan, sekaligus menjaga ketenangan jiwa.
Perjuangan panjang melawan sel-sel ganas itu membutuhkan ketabahan fisik, mental, dan spiritual yang luar biasa.
Kini, setelah melewati 10 tahun sebagai survivor kanker, Melly (56 tahun) berdiri bukan hanya sebagai pemenang atas penyakitnya, tetapi juga sebagai simbol harapan dan sumber kekuatan bagi sesama pejuang.
“Saya berharap bisa menjadi inspirasi untuk para pejuang kanker supaya jangan menyerah,” ucapnya, memikul tanggung jawab moral untuk membagikan semangat hidupnya.
Harapannya yang paling tulus adalah kesehatan yang berkelanjutan: “Saya harus selalu sehat supaya masih bisa berguna di sisa usia saya.”
Rasa syukurnya memancar saat ia berterima kasih kepada pelanggan dan sahabat yang masih mempercayai jasa makeupnya:
“Saya merasa jadi orang yang masih berguna.”
Kata berguna ini menjadi kunci motivasinya memberi manfaat bagi orang lain adalah tujuan hidup yang memberinya energi dan makna.
Melly tak hanya berbagi semangat melalui kata-kata.
Ia mengaktualisasikan komitmennya dengan menjadi pengurus di Yayasan Priangan Cancer Care Bandung.
Di sini, ia turun langsung memberikan dukungan, berbagi pengalaman, dan menjadi pendamping bagi mereka yang baru memulai perjuangan melawan kanker, membuktikan bahwa dirinya benar-benar masih berguna.
Pesan yang ingin ia gaungkan ke seluruh penjuru, terutama untuk sesama pejuang kanker, adalah mantra ketangguhan yang ia hidupi:
“Jangan biarkan kanker membuatmu lemah, jadikan kuat sebagai satu-satunya pilihanmu.”
Source image: Farida

Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.










