Febrina Triyana, Gagal Bukan Akhir, Melainkan Bahan Bakar untuk Bangkit Lebih Kuat
Iniloh.com Jakarta- Jakarta, kota kelahiran Febrina Triyana yang akrab disapa Bunda Fe atau Ka Fe, menjadi awal kisah perempuan berdarah Jawa-Belanda ini.
Sebagai anak bungsu dari tiga bersaudara, ia tumbuh dalam keluarga yang kaya akan budaya dan semangat kreativitas.
“Saya mewarisi darah jurnalistik dari buyut saya, Ibu Herawati Diah dan BM Diah.
Mereka menginspirasi saya untuk tak takut mengekspresikan ide,” ujarnya.
Meski besar di Jakarta, kenangan manisnya sering terukir di Malang, Jawa Tengah—kota neneknya yang terkenal dengan kebun apel.
“Sewaktu kecil, saya suka memetik apel langsung dari pohon. Itu momen yang mengajarkan arti kesederhanaan dan kebersamaan,” kenangnya.
Febrina terjun ke dunia hiburan sejak usia 8 tahun melalui film dokumenter produksi Pustekkom TVRI.
Di tengah tuntutan sekolah, ia juga membagi waktu untuk syuting iklan dan tampil di ajang fashion.
“Orang tua mendidik saya dengan disiplin keras. Mereka ingin saya mandiri dan berani menghadapi kerasnya industri kreatif,” ungkapnya.
Selepas lulus SMA, ia mengawali karier profesional di stasiun televisi lokal, PT Omni Intivision (kini Moji), sebagai batu loncatan memahami dinamika media.
Namun, jiwa kreatifnya tak berhenti di sana. Pada 2015, ia memutuskan terjun ke dunia konten digital.
Dari YouTube hingga TikTok, Febrina menjelma sebagai kreator multitalenta.
“Saya fokus ke Instagram karena ingin membangun interaksi lebih personal dengan audiens,” jelasnya.
Perjalanannya tak mulus konten kadang sepi respons, kolaborasi batal, dan tekanan algoritma.
Tapi ia teguh pada prinsip: “Gagal bukan akhir, melainkan bahan bakar untuk bangkit lebih kuat.”
Ketekunannya membuahkan hasil. Febrina dipercaya sebagai Brand Ambassador oleh lima merek lokal dan internasional, serta berkolaborasi dengan puluhan brand lainnya.
“Saya tak hanya promosi produk, tapi juga ingin edukasi masyarakat. Misalnya, mengajak UMKM melek digital atau mendorong perempuan percaya diri lewat konten inspiratif,” paparnya.
Baginya, kolaborasi adalah cara untuk tumbuh bersama baik dengan merek maupun sesama kreator.
Ia juga aktif di komunitas, membagikan strategi konten dan pengalaman.
“Saya percaya, wanita Indonesia punya potensi luar biasa. Kuncinya: yakin pada diri sendiri dan tekad yang membaja,” ujarnya, mengutip salah satu mottonya.
Febrina meyakini bahwa kesuksesan sejati lahir dari proses, bukan pencapaian instan.
“Langkah sukses datang dari bagaimana kita melakukannya, bukan dari bagaimana kita menceritakannya,” tegasnya.
Ia menekankan pentingnya kerendahan hati dan kebijaksanaan dalam mengambil keputusan.
“Di dunia digital yang serba cepat, kita harus peka bukan hanya tren, tapi juga nilai yang ingin disampaikan,” tambahnya.
Ia juga kerap mengingatkan:
“Hidup tak selalu mulus, tapi jangan pernah berhenti belajar. Punya visi besar dan hati kuat, maka rintangan akan jadi batu pijakan.”
Source image: Febrina

Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.










