Febryani Novita Makawata, Berani Keluar Zona Nyaman Untuk Gapai Impian

Iniloh.com Maluku- Ada yang bilang keluarlah dari zona nyaman untuk menggapai impian atau mencapai kesuksesan. Kalau kamu tidak percaya, kamu bisa membaca profil Febryani Novita  Makawata di sini. Ia berani keluar dari zona nyaman demi menyokong keuangan keluarga.

Perempuan yang akrab disapa Nini ini lahir di Bitung, 15 Februari 1993. Ia juga dibesarkan di kota kelahirannya, dari sekolah sampe kuliah selalu di Kota Bitung, Sulawesi Utara. Ia belum pernah keluar dari kota tersebut, sampai suatu ketika ia memutuskan keluar dari zona nyaman.

“Kenangan bersama keluarga selalu indah karena bisa kumpul bersama dengan keluarga, kalau sekarang kan udah jarang banget di rumah yah,” kata Nini memulai perkenalan.

“Aku tuh besar dari keluarga yang sederhana banget, tapi aku punya orang tua yang super baik. Kadang suka kangen suasana rumah yang tiap pagi kalo belum bangun pasti papa suka ketuk pintu kamar trus bilang : “Wawu bangun, makan dulu baru tidur lagi..” lanjut Nini mengenai keluarganya.

Ayah Nini berasal dari Suku Sangir, sehingga Nini mendapatkan panggilan ‘Wawu’ saat di rumah. Bagi suku Sangir, ‘Wawu’ merupakan panggilan yang mengekspresikan kasih sayang kepada anak perempuan, seperti ‘Nduk’ kalau di Jawa.

Nini sekarang bekerja di industri pertambangan. Ia menjabat sebagai Foreman di Divisi Finance & Accounting. Ia sudah kerja dari tahun 2018, berawal sebagai Admin F & A.

“Sebelum kerja di tambang, pernah jadi Tenaga Honorer yang gajinya kecil banget. Paginya kerja, sorenya kuliah haha. Dulu 2010 pas lulus SMK langsung kerja, jadi Tata Usaha di sebuah SMP Negeri di Kota Bitung. Pernah rasain gajian tiga bulan 1 kali dengan jumlah gaji 250.000/bulan.

Karena awal jadi honorer gajinya dibayar pake Dana BOS dulu sebelum jadi Honor Daerah.  Tahun 2010 – 2016 kerja di sekolah, kemudian dipindahkan ke Dinas Pendidikan Kota Bitung Bagian Keuangan 2016 – 2018 sampai akhirnya resign karna mau kerja di sini,” kata Nini menceritakan pengalaman kerjanya.

Nini bukanlah orang yang pantang menyerah. Untuk meraih pendapatan yang lebih baik, Nini akhirnya merantau dari Kota Bitung ke Pulau Obi, Halmahera Selatan Provinsi Maluku Utara. Perjalanan menuju Pulau Obi harus melalui jalur darat, laut dan udara.

“Pas pertama ke sini kaget karna jauh banget ternyata, berangkat hari ini sampenya besok dan itu pertama kalinya jalan jauh sendirian. Kebetulan aku hidup di tengah keluarga yang apa-apa gak dibolehin. Jalan ama teman aja kadang suka gak dikasih ijin sama mama papa, jadi pas pertama ke sini excited banget akhirnya bisa juga jalan jauh sendiri,” kenang Nini soal perjalanannya keluar dari zona nyaman.

Awalnya, Nini tidak diijinkan oleh orang tuanya. Mereka memiliki kekhawatiran sebagai orang tua, sehingga ia dilarang bekerja di luar kota. Akan tetapi, Nini berhasil meyakinkan mereka untuk bekerja di kota dan perusahaan pilihannya. Tak terasa, Nini sudah bertahan sampai enam tahun di lingkungan barunya.

“Kalo soal suka duka, keknya lebih banyak sukanya deh. Mungkin karna aku udah nyaman dan menikmati jadi apa apa dibawa happy, walaupun kadang di sini suka ilang jaringan berhari – hari,” kata Nini. Kalau jaringan sedang hilang, ia sering menertawakannya.

Ketika menjelaskan sisi kurang menyenangkan dari bekerja di luar kota secara lebih mendalam, Nini mengeksplor mengenai kerelaan untuk berkorban. Ia harus rela mengorbankan waktu untuk jauh dari keluarga dan dari orang-orang yang ia sayangi.

Nini juga menceritakan pengalamannya kerja di Tambang. Ia pernah mendengar bahwa kerja di tambang itu keras. Stigma mengenai hal itu tidak diperhatikan oleh Nini, baginya kerja di mana saja sama saja, pasti ada tekanannya.

“Mungkin yang bilang keras yah karna kita hidupnya juga kan di pedalaman banget, jauh dari keramaian, gak ada hiburan yang kek di luar sana, jadi otomatis tingkat stress kita juga gampang meningkat dan yah emang banyak lelaki. Banyak bangeeett hahaha. Tapi untungnya di tempat aku, kita semua saling menjaga satu sama lain.

Mungkin karena kita lebih banyak menghabiskan waktu bersama di site ketimbang dengan orang rumah, jadi kita di sini udah kayak keluarga juga. Hal yang paling bikin sedih sama khawatir itu kalo misalnya tiba – tiba dengar kabar orang tua sakit, itu pasti langsung overthinking. Makanya kalo tengah malam tiba – tiba ada orang rumah yang telpon, pasti udah parno duluan. Takut ada apa-apa di rumah haha,” kata Nini.

“Tapi so far, masih enak-enak aja sih. Kalo udah capek dengan kebisingan kota, pasti cocok kerja di sini. Karna jauh dari segala macam hiruk-pikuk keramaian kota wkwk. Dulu pas corona sempat gak pulang rumah hampir dua tahun karena lockdown wkwk,” lanjut Nini.

Impian Nini ternyata sederhana. Baginya yang terpenting adalah orang tuanya sehat dan bahagia. Itu semua sudah cukup baginya.

“Karena aku paling takut kalo misalnya Papa Mama aku sakit, apalagi aku kan jauh dari rumah yah. Kalo mereka sakit tuh, pikirannya udah ke mana-mana. Kek takut aja, takut kalo ternyata selama ini belum bisa bahagiain orang tua.

Yah walaupun ternyata mau ngebahagiain orang tua itu juga gak gampang ternyata. Kadang suka nangis kalo dengar mama telpon ada masalah di rumah. Tapi nangisnya pas udah tutup telpon haha. Karna gak mau mereka dengar aku nangis kan. Kadang kalo lagi sakit aja di tempat kerja, gak berani kasih tau orang tua karna takut mereka khawatir. Pokoknya mama papa taunya aku senang – senang aja, bagian sakit – sakitnya, ancur – ancurnya, yah cukup sendiri yang tau aja wkwk,” papar Nini.

Nini selalu mendoakan orang tuanya dapat hidup hahagia, hidup tenang, damai, jauh dari stress. Ia juga mendoakan hal yang sama untuk diri sendiri.

“Jadi yah semoga aku juga sehat – sehat, kuatnya dibanyakin, sabarnya juga lebih banyak, kerjaannya dipermudah biar rejekinya lancar karena jadi tulang punggung keluarga itu gak gampang. Independent woman katanya, walaupun kadang pengen diurus juga hahaha,” ungkap Nini.

Demikian itu  profil Nini, seorang perempuan pekerja keras yang rela jauh dari keluarga untuk mencari nafkah. Tulang punggung keluarga itu berharap teman-teman yang juga jadi tulang punggung keluarga tak pernah menyerah.

“Tidak ada satu manusiapun yang hidupnya baik – baik saja karna sejatinya kita semua pasti memiliki problematika dalam menjalani kehidupan kita masing – masing. Ada yang masih berjuang dengan pendidikan, ada yang masih susah cari kerja, ada yang harus memenuhi tuntutan keluarga, ada yang harus berkorban hanya demi memenuhi kebutuhan yang lain, ada yang bergumul dengan percintaannya bahkan ada yang berusaha untuk tetap waras setiap  harinya. Kita semua punya goals masing – masing dalam hidup ini.

Tapi percayalah, kita gak sendirian. Semua orang juga punya kesusahannya masing – masing. Berusaha untuk baik – baik saja itu tidak mudah, menjadi dewasa itu tidak mudah. Ada yang tertawa kencang di luar, tapi pas tidur malam harus nangis dulu baru bisa tidur. Gapapa, kita masih manusia. Itu normal. Kalo capek, istirahat. Asal jangan sampe nyerah,” ajak Nini.

Nini bertahan dengan mengingat dua  Ayat  penyemangatnya. Pertama  Ayat 23: 18 berbunyi, “Karena masa depan sungguh ada harapanmu tidak akan pernah hilang..”.  Lalu Ayat kedua dari Yeremia 29:11 berbunyi: Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada Ku mengenai kamu, demikianlah firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.

Sebagai penutup perjumpaan ini, Nini membagikan motivasi pribadinya kepada teman-teman pembaca. Ia bilang,

Jadilah perempuan yang bisa diandalkan oleh diri sendiri. Banyak belajar hal baru, kejar karir, skillnya terus diasah, bangun relasi, rawat diri, pergi makan makanan enak. Sayangi dirimu, bahagiakan dirimu, jangan gantungkan kebahagiaanmu kepada orang lain karena orang lain juga gak bertanggung jawab atas kebahagiaan diri kita.”

“Jangan pernah bandingkan diri kita dengan orang lain, tapi bandingkanlah dengan diri kita yang kemarin. Apakah hari ini udah belajar jadi lebih baik lagi atau belum? Jadilah perempuan yang baik, miliki hati yang selalu bersyukur, perbanyak ibadah, belajar untuk ikhlas, memaafkan hal – hal yang menyakitkan.

Percaya deh hal – hal baik pasti akan didekatkan dengan kita juga dan jangan pernah lupa untuk berterima kasih kepada diri sendiri karena udah bertahan sejauh ini. Tetap semangat, karena banyak tempat bagus di Indonesia yang bisa kita kunjungi beserta kulinernya yang enak-enak,” tutup Nini.

Semoga kamu terinspirasi dengan semangat Febryani Nini Makawata yang sudah berani keluar dari zona nyaman.

 

Source image: nini

You May Also Like

Niluh Yuly Wulan Sasi Artini, Jangan Takut Akan Hari Esok Siapkan dari Sekarang Maka Kan Baik-baik Saja
Niluh Yuly Wulan Sasi Artini, Jangan Takut Akan Hari Esok Siapkan dari Sekarang Maka Kan Baik-baik Saja
Nur Aqilah Hasmawi, Tetap Teguh Walaupun Teduh Jua Mencari Ketenangan Tak Seindah Cari Keindahan
Nur Aqilah Hasmawi, Tetap Teguh Walaupun Teduh Jua Mencari Ketenangan Tak Seindah Cari Keindahan
Humidah Sarah, Apapun Profesi Kita Sekarang Tetaplah Jadi Orang yang Baik
Humidah Sarah, Apapun Profesi Kita Sekarang Tetaplah Jadi Orang yang Baik
Indah R Muhartia, Grateful For Small Things, Big Things, & Everything In Between
Indah R Muhartia, Grateful For Small Things, Big Things, & Everything In Between
P. Sari Dwihanday Sukoco, You,ve Done A Good Job, Taking Care Of Yourself Mentally & Physically
P. Sari Dwihanday Sukoco, You,ve Done A Good Job, Taking Care Of Yourself Mentally & Physically
Vera Novianti, Kita Tak Bisa Buat Semua Orang Sukai Kita Maka Jadi Diri Sendiri Saja
Vera Novianti, Kita Tak Bisa Buat Semua Orang Sukai Kita Maka Jadi Diri Sendiri Saja