Feren Febrian, Belajar Menerima dan Terus Percaya Kepada Tuhan!
Iniloh.com Jakarta- Kehidupan masa kecil Feren Febrian di Tangerang diwarnai oleh nuansa kesederhanaan dan kedekatan keluarga yang hangat.
“Aku tinggal di daerah Tangerang dulu, sekelilingku dulu masih di bilang kampung,” kenangnya.
Aktivitas sehari-hari seperti berangkat sekolah mencerminkan zamannya kadang ditempuh dengan jalan kaki, naik sepeda, atau menumpang angkutan umum.
Lingkungan keluarga menjadi fondasi kuat baginya.
Kedekatan dengan orang tua sangat terasa: “Mama papa tidak pernah larang-larang dan bisa menjadi teman sama anak-anaknya,” ujarnya, menggambarkan hubungan yang terbuka dan penuh kepercayaan.
Lintasan pendidikannya membawanya merantau jauh ke China untuk kuliah.
Pengalaman inilah yang kemudian memberinya keahlian tambahan yang berharga: kemampuan berbahasa Mandarin.
Namun, jalan karirnya menemukan arah yang berbeda saat kembali ke tanah air.
Pilihan profesinya di dunia asuransi berawal dari inspirasi sang suami yang telah lebih dulu menjalankan bisnis tersebut.
Melihat potensi dan peluang yang ditawarkan bisnis asuransi, Feren memutuskan untuk terjun.
“Aku melihat bisnis asuransi ini yang bisa membawa aku bisa capai impian-impian aku sama suami,” jelasnya tentang motivasi utamanya.
Salah satu daya tarik utama profesi ini baginya adalah fleksibilitas waktu yang diberikan.
“Sukanya pasti karena aku bisa bekerja dengan waktu yang fleksibel,” ungkap Feren.
Fleksibilitas ini bukan sekadar kemewahan, melainkan kesempatan berharga untuk memprioritaskan perannya sebagai ibu.
Ia sangat menikmati “privilege” seperti mengantar-jemput anak sekolah dan menemani mereka bermain.
Sesuatu yang mungkin sulit didapatkan dalam profesi dengan jam kerja kaku. Meski demikian, tantangan tak pernah absen.
“Dukanya pasti kalau mau nawarin asuransi belum tentu semua orang welcome dengan asuransi,” akunya tentang realitas menawarkan produk yang masih sering menghadapi penolakan atau ketidaktahuan masyarakat.
Impian Feren berpusat pada kebahagiaan dan kesejahteraan keluarganya. Harapannya sederhana namun mendalam:
“Aku dan keluarga kecil ku bisa terus bertumbuh bahagia dan berkelimpahan sehat selalu“.
Di balik kebahagiaan keluarga intinya, ada tanggung jawab besar yang dipikulnya: keinginan kuat untuk dapat menghidupi kedua orang tuanya di masa senja mereka.
“Aku juga memiliki harapan besar untuk kedepannya aku bisa menghidupi orang tua aku pada saat mereka tua tidak bisa bekerja lagi,” tekadnya penuh kasih.
Dari perjalanan hidupnya, Feren menyimpan pesan bijak tentang ketidakpastian hidup.
“Walaupun terkadang kehidupan belum tentu sesuai dengan rencana kita, kita harus bisa belajar untuk menerima dan bersyukur, juga Selalu Percaya kepada Tuhan.”
Source image: Ferren

Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.










