Fika Apriliani, Semua Orang Harus Tahu Kamu Bahagia!
Lahir di tengah kehijauan Kabupaten Sukabumi, Fika Apriliani menyimpan kenangan indah tentang kampung halamannya yang asri.
“Belakang rumah aku sawah luas banget,” ungkapnya, menggambarkan pemandangan yang mungkin menjadi latar belakang masa kecilnya yang tenang.
Lokasinya yang berada di kaki Gunung Salak bukan hanya menyuguhkan udara sejuk, tapi juga membentuk lingkungan sosial yang hangat.
“Warganya ramah dan kekeluargaan,” tambahnya, menekankan rasa kekomunitasan yang kuat yang melekat dalam dirinya sejak dini.
Sukabumi bukan sekadar tempat lahir; itu adalah fondasi yang membentuk rasa nyaman dan kedamaian dalam hidupnya.
Ketika bicara tentang karir, Fika mengibaratkan hidupnya seperti petualangan mencoba berbagai jalur.
“Aku banyak nyoba-nyoba bidang pekerjaan,” akunya dengan jujur.
Dari dunia marketing yang dinamis hingga industri traveling yang penuh cerita, semangatnya untuk mengeksplorasi hal baru tak pernah padam.
“Aku suka hal-hal baru juga,” ujarnya, menggarisbawahi rasa ingin tahu dan keberaniannya untuk keluar dari zona nyaman.
Meski mengaku sedikit malas untuk urusan olahraga, hasrat untuk mencoba sesuatu yang berbeda selalu mengalahkan kemalasan itu. Jiwa petualangannya tak hanya terbatas pada pekerjaan formal.
Kreativitas Fika juga menemukan saluran melalui seni.
“Aku juga suka nailart,” katanya tentang salah satu passion-nya. Namun, dengan khas kerendahan hati yang manis, ia mengakui tantangan pribadinya: “Aku coba di bidang itu tp aku sedikit moody orangnya huhu.”
Sisi moody ini menjadi bagian dari kejujurannya dalam bercerita. Passion lainnya yang tak kalah kuat adalah dunia belanja, yang secara natural membawanya ke bisnis jastip (jasa titip).
“Jastip aku suka karna aku seneng banget belanjaaa,” tuturnya dengan antusiasme yang menular.
Dari semua eksperimennya, ia menyimpulkan sebuah prinsip hidup: “Jadi menurut aku lakuin apa yg kita suka ,tapi emang harus di tekunin sih“.
Sebuah pengakuan bahwa passion perlu diiringi konsistensi, sesuatu yang ia sendiri masih berusaha tingkatkan dengan tertawa, “jangan kaya aku moody banget huhu“.
Secara alami, Fika adalah pribadi yang mudah bersosialisasi.
“Aku juga mungkin anaknya mudah bergaul seneng bersosialisasi sama siapapun,” katanya, mencerminkan sifatnya yang terbuka dan hangat.
Dari pengalaman hidupnya yang penuh eksplorasi, ia memetik kearifan sederhana namun mendalam untuk hidup yang lebih enjoy:
“Jangan pernah dengerin omongan orang lain yg nyakitin kamu.“
Baginya, kebebasan untuk mencoba adalah kunci, meski harus menghadapi kegagalan berulang.
“Lakuin aja yang kamu mau, kalo kita ga pernah coba gak pernah tau akan jadi apa.”
Setiap kegagalan, baginya, bukan akhir, melainkan batu loncatan untuk belajar dan introspeksi.
Harapan dan doa Fika untuk masa depan mencerminkan keinginan terdalamnya untuk menjadi manusia yang baik.
“Aku selalu mau jadi orang baik untuk siapapun , berusaha gak mau nyusahin orang lain,” ungkapnya, menempatkan kebaikan dan pertimbangan terhadap orang lain sebagai nilai utama.
Pesan yang ingin ia sampaikan kepada dunia pun penuh dengan kekuatan dan kelembutan sekaligus:
“Semua orang harus tau kamu bahagia , sampe mereka ngira kamu ga pernah sedih sekalipun. Tetap jadi baik walupun kamu tidak diperlakukan baik.”
Source image: fika

Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.










