Fini Firdian, Lulusan SMP, Seorang ART di Hongkong & Menulis Puluhan Buku
Iniloh.com Hongkong- Menulis, mungkin di era digital seperti sekarang hal itu sudah menjadi bakat semua orang. Tidak sedikit, niatan untuk menjadi penulis timbul dari kebiasaan membagikan cerita pribadi di akun sosial media.
Padahal menjadi penulis bukan hanya tentang cerita yang menarik, tetapi juga tentang sikap dan adab (sopan santun) yang dimiliki penulis itu sendiri.
Saya biasa disapa Fini Firdian, asal Kabupaten Kendal Jateng, wanita biasa dengan pendidikan yang hanya lulusan SMP, tapi mempunyai banyak cita-cita, salah satunya menjadi penulis. Dari hobi membaca, mengamati, mendengarkan, dan penasaran akan hal-hal baru, saya memberanikan diri masuk dunia literasi.
Kurang lebih satu tahun yang lalu, awal mula aku mengikuti event menulis cerita anak dan Alhamdulillah lolos seleksi kemudian dicetak menjadi buku antologi.
Hal itu membuatku semakin semangat belajar tentang literasi.
“Tidak harus bisa, tapi aku harus mencoba,” prinsipku waktu itu. Banyak yang menanyakan perihal prinsipku itu, kenapa tidak harus bisa?
Bukankah seharusnya, harus bisa?
Tidak. Menurut saya, manusia sudah seharusnya berusaha dan mencoba, tetapi untuk pencapaian akhirnya berhasil atau tidak, itu bukan kuasanya. Jangan memaksa diri, sayangi diri dan pahami batasan yang dimiliki.
Aku mulai mengikuti kelas menulis secara mentoring, belajar dasar-dasar ilmu menulis beserta aturan-aturannya.
Sebagai pekerja rumah tangga, tentu aku tidak punya banyak waktu untuk belajar. Namun, Alhamdulillah aku bertemu penulis yang juga aktivis di salah satu lembaga perlindungan pekerja migran.
Dan beliau bersedia menerimaku sebagai murid. Beliau juga memaklumi waktu belajarku yang tidak beraturan karena sambil bekerja. Gebrakan beliau mengajarkan tentang literasi, tapi juga persiapan mental menghadapi reaksi publik atas karya yang saya buat.
“Di mana ada niat, pasti ada jalan. Saya benar-benar mengalami itu. Alhamdulillah, sejauh ini saya sudah memiliki 10 buku antologi: 4 cerita anak, 4 puisi, dan 2 cerpen.”
Semoga saya bisa merampungkan dua buku solo pertama saya yang berisi kisah inspiratif fiksi dan non fiksi.
Saya kira, saya suka menulis cerita anak karena itu termasuk parenting, sedangkan cerpen yang saya tulis lebih banyak bergenre slice of life.
Mengapa begitu? Entahlah, saya hanya merasa nyaman dengan menulis sesuai hati dan pikiran saya, tentunya dengan riset terlebih dahulu.
Selain menulis, di sela-sela hari libur kerja, saya juga suka traveling. Mendatangi tempat-tempat bersejarah, bukit-bukit indah, dan mengikuti berbagai kegiatan di sini.
Hal itu membuat saya bisa berbaur dengan alam dan lingkungan sekitar, menenangkan diri, mencari inspirasi, dan menambah pengalaman serta pengetahuan. Bila ditanya soal hobi, sepertinya saya punya banyak hobi. Hehehe.
Baiklah, cerita kali ini cukup sampai di sini, mari berkenalan lebih lanjut lewat media sosial saya. Pesan saya untuk semua saudara/i sesama pekerjaan migran:
“ PMI juga bisa menginspirasi, jangan pernah merendahkan diri sendiri. Belajar dan terus belajar dari pengalaman. Tidak ada yang tidak mungkin bila Tuhan menghendaki. Mari semangat bekerja dan berkarya. Jadilah hebat versi dirimu!.”

Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.










