Fitri Syairoh Nurshany, Masuk IPDN Karena Sukai Birokrasi dan Cita-cita Orang Tuaku
Iniloh.com Jakarta- Fitri Syairoh Nurshany merupakan mahasiswa IPDN angkatan 31. IPDN merupakan Institut Kepemerintahan Dalam Negeri.
Lulusan IPDN sudah pasti akan mendapatkan pekerjaan di salah satu lembaga pemerintahan, sebab lembaga tersebut merupakan lembaga kedinasan pemerintah yang mendidik mahasiswanya menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN).
Fitri berasal dari salah satu kota kecil Tidore yang ada di Provinsi Maluku Utara. Fitri menjelaskan kalau kotanya memiliki suasana ramah, asri, damai dengan nuansa alam yang sangat alami, tidak ada polusi, baik kendaraan maupun asap pabrik, karena Kota Tidore masih jauh dari hiruk piruk layaknya kota – kota besar di Indonesia.
Kota Tidore masih sangat-sangat bersih dan bisa dibilang masih sepi dibandingkan kota seberangnya yakni kota Ternate yang menjadi pusat ekonomi dan pendidikan di Maluku Utara.
Masyarakat kota Tidore masih sangat kental dengan budaya dan adat istiadat. Masyarakat kota Tidore juga dikenal sangat ramah dan mereka itu sangat memperhatikan kebersihan lingkungan rumah mereka.
Keindahan alam yang ada di kota Tidore juga tidak kalah menariknya dengan daerah lain, pantai, gunung, serta tempat – tempat bersejarah lainnya masih sangat dijaga dan dilestarikan dan dijadikan objek wisata.
“Tidore itu kecil namun sangat nyaman untuk menjadi tempat pulang, untuk beristirahat,” kata Fitri.
Fitri menempuh pendidikan di sekolah kedinasan yakni, IPDN. Alasan ia memilih kampus tersebut adalah secara pribadi ia menyukai dunia pemerintahan.
“Masuk ke IPDN selain menyukai dunia birokrasi, hal ini juga merupakan impian atau cita-cita kedua orang tua saya,” kata Fitri.
Agar bisa masuk kampus IPDN menjadi mahasiswanya yang disebut dengan praja, Fitri harus melakukan banyak persiapan. Sebab ada beberapa tahapan tes yang harus ia lalui agar bisa diterima.
“Tes yang saya lewati pastinya mempunyai tantangan yang berbeda-beda. Saya harus bersaing dengan ribuan orang untuk bisa masuk memenuhi kuota masuk di tahun 2020 saat itu,” kata Fitri.
Selain alasan di atas, Fitri mengungkap alasan lain mantab masuk IPDN. Kampus IPDN menjadi tujuan Fitri menempuh pendidikan karena di IPDN mengajarkan LDR (Loyal, Disiplin, dan Respect).
“Hal itulah yang menjadi dasar seorang pamong atau calon pelayan masyarakat dalam mengabdi kepada negara, nusa dan bangsa,” kata Fitri.
Sistem pendidikan di IPDN dibagi menjadi tiga kategori, yaitu pengajaran, pengasuhan, dan pelatihan. Ketiganya menjadikan IPDN berbeda dari universitas lain. Selain mengajarkan hal-hal akademik, IPDN juga mengajarkan sikap dan kepribadian serta keterampilan lain (non akademik) yang harus dimiliki oleh setiap praja.
“Setelah menempuh pendidikan di IPDN tentunya kita sebagai putra putri terbaik daerah yang mewakili nama daerah punya harapan dan keinginan yang besar untuk bisa membangun daerahnya menjadi lebih maju dan lebih baik kedepannya, belajar menata pemerintahan yang sesuai dengan kebijakan dan aturan menjadikan kita sebagai anak muda punya harapan dan cita-cita kelak menjadi seorang pemimpin yang harus mampu memberikan pelayanan yang baik untuk masyarakat,” kata Fitri.
Fitri punya harapan besar untuk masyarakat Maluku Utara khususnya Kota Tidore. Ia ingin melihat kotanya menjadi lebih maju, dan lebih baik lagi kedepannya. Ia juga berharap masyaakatnya lebih sejahtera, berkecukipan, kondisi ekonomi mereka makin stabil. Kota Tidore memiliki sistem keamanan dan pertahanan yang baik, serta birokrasi yang bersih dari KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme).
“Semua yang di harapakan harus dilakukan dengan penuh tanggung jawab dan profesional dalam memberikan pengabdian. Semoga nantinya bisa menjadi ASN yang mampu memberikan pelayanan yang menyenangkan untuk seluruh hati masyarakat indonesia, khususnya prov. Maluku Utara,” tutur Fitri.
Harapan dan doa Fitri tak berhenti sampai. Semua yang ia ungkapkan adalah untuk kotanya, sedangkan untuk karirnya sendiri, Fitri hanya berharap mampu ada di titik tertinggi.
“Saya harap saya bisa menjadi pemimpin untuk daerah saya sendiri, membangun kota Tidore yang saya cintai menjadi kota impian seluruh masyarakat kota Tidore, memberikan senyuman dan kebahagian untuk masyarakat kota Tidore kepulauan kedepannya.
Untuk keluarga saya, saya berharap setelah kepergian kedua orang tua saya tentunya saya menjadi tulang punggung bagi kedua adik saya, saya harap saya bisa sukses dan bisa menyekolahkan adik-adik saya setinggi-tingginya, menjadikan adik-adik saya menjadi sukses seperti cita-cita mereka, dan berharap tentunya bisa menangkat derajat keluarga saya,” kata Fitri.
Fitri juga memiliki cita-cita untuk lingkungan sosialnya. Sebagai pamong praja, Fitri berharap ia bisa membangun lingkungannya dengan lebih baik dan kehidupannya pun jadi lebih bermakna.
“Saya berharap saya bisa jadi manusia yang berguna dan bermanfaat bagi manusia yang lainnya, bisa membantu dan membagi kebahagian dan senyuman bagi masyarakat atau manusia lainnya, karena sejatinya hidup akan terasa nyaman ketika kita selalu diliputi kebahagian baik dalam keadaan sedih, susah, maupun dalam keadaan yang baik-baik saja,” kata Fitri.
Kepada pembaca yang kebetulan membaca profil Fitri ini, ia menyampaikan, “Untuk semua seluruh masyarakat Indonesia, apapun profesi yang kamu tekuni sekarang, bagaimanapun kehidupan kamu sekarang, mau kamu sedang susah, mau kamu sedang senang, lagi bahagia, jangan pernah lupa dengan orang lain, tetap bersyukur, dan selalu berbagi dengan orang lain, karena sejatinya hidup ini saling membutuhkan, ketika kita punya kelebihan silahkan saling membantu.”
Fitri bisa berkata seperti itu karena ia terinspirasi oleh Ayahnya yang telah meninggal. Ia mengungkap, Ayahnya adalah sosok yang tidak pernah pilih-pilih dalam membantu orang lain.
“Walaupun dia dalam keadaan capek atau susah sekalipun dia selalu membantu orang lain, dan saya melihat itu ketika beliau meninggal, semua orang menangis atas kepergian dia, dan semua orang mengatakan bahwa Ayah saya adalah orang baik.
Ayah saya sosok yang tidak pernah menolak pertolongan orang lain walau dia sendiripun sedang susah, saya bangga manjadi anaknya, dan saya percaya semua anak bangga dengan Ayah mereka, setelah Ayah dan ibu pergi, tanggungjawab itu ada di pundak saya, hal ini tentu tidak mudah bagi saya,” tutur Fitri.
Fitri melanjutkan, “Tapi saya percaya bahwa apapun yang terjadi di kehidupan saya, semua karena Allah Swt tahu saya mampu melewati semuanya, dan itu terbukti, saya mampu melewati badai itu hingga sekarang.”
“Hidup itu terus berjalan, yang perlu kita ketahui adalah kita harus terus bersyukur setiap harinya, karena ketika kita bersyukur dengan apa yang kita punya saat ini, mau dalam keadaan sedih ataupun senang kita mampu melewati badai itu dengan rasa syukur yang kita miliki, Tuhan tahu mana yang terbaik untuk kita, maka kita sebagai manusia jangan pernah menuntut ini dan itu tapi tidak melakukan kewajiban kita, bersyukur adalah kuncinya semangat buat seluruh perempuan hebat diluar sana tetap semangat menjalani kehidupan, kita harus mampu menunjukan bahwa kita adalah perempuan yang kuat dan mandiri,” tutup Fitri.
Source image: fitri

Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.










