Gabriele Jesica Tulandi, Badai Kehidupan Pasti Ada, yang Terpenting adalah Respon Serta Sikap Hati Kita
Iniloh.com Jakarta- Lahir dan besar di Makassar, Gabriele Jesica Tulandi yang akrab disapa Jesica menyimpan kenangan mendalam tentang kota yang ia sebut “penuh cerita”.
Dari masa kecilnya yang diwarnai kehangatan keluarga besar hingga kuliner khas seperti coto Makassar dan pisang epe, ia mengaku kota ini memiliki tempat khusus di hatinya.
“Makassar itu seperti magnet. Setiap kali pulang, saya selalu diingatkan pada tawa bersama sepupu, obrolan santai di tepi Losari, dan semangat orang-orangnya yang tak pernah padam,” ujarnya.
Bagi Jesica, kota ini bukan hanya tentang geografis, melainkan tentang rasa syukur akan akar kehidupan yang membentuknya.
Sebagai seorang banker, Jesica menjalani hari-harinya dengan dinamika dunia keuangan yang menuntut ketelitian dan kecepatan.
Namun, di luar rutinitas kantor, ia aktif terlibat dalam pelayanan gereja.
“Bagi saya, kedua peran ini saling melengkapi. Di bank, saya belajar disiplin dan problem-solving.
Di gereja, saya menemukan ruang untuk berbagi dan merefleksikan hidup,” tuturnya.
Meski mengakui bahwa pekerjaannya tak sepenuhnya sejalan dengan passion, ia melihatnya sebagai ladang pembelajaran.
“Tantangan terbesar ya target yang harus dicapai. Tapi justru di situ saya dilatih untuk adaptif dan terus upgrade diri,” tambahnya.
Jesica tak memungkiri bahwa tekanan dalam dunia perbankan kerap menguji ketahanan mental. Namun, ia memilih melihatnya sebagai bagian dari proses pendewasaan.
“Saya percaya, setiap kesulitan adalah cara Tuhan mengajarkan ketergantungan pada-Nya. Saat target terasa berat, saya ingat untuk tidak hanya mengandalkan kemampuan sendiri,” ucapnya.
Prinsip ini pula yang ia terapkan dalam menghadapi gesekan antarrekannya.
“Respons dan sikap hati menentukan bagaimana kita melewati badai. Saya berusaha menjaga pikiran tetap positif, sekalipun situasi tidak ideal,” ungkapnya.
Bagi Jesica, kehidupan adalah perjalanan yang tak selalu bisa diprediksi. Pesannya untuk pembaca pun jelas:
“Kita semua punya journey masing-masing. Ada masa di mana jawaban belum ditemukan, tapi percayalah, Tuhan sedang merancang sesuatu yang indah.”
Ia menekankan pentingnya menjadikan iman sebagai fondasi.
“Kunci hidup saya sederhana: mengandalkan Tuhan dalam setiap langkah. Dialah penuntun yang tak pernah salah arah,” tegasnya.
Pengalaman pelayanannya di gereja juga memperkuat keyakinannya tentang pentingnya komunitas.
“Melayani mengajarkan saya untuk rendah hati dan peka terhadap kebutuhan orang lain.
Di sana, saya belajar bahwa kebahagiaan sejati datang ketika kita bisa menjadi berkat bagi sesama,” ujarnya.
Harapan terbesar Jesica adalah tetap menjadi pribadi yang tegar namun penuh kedamaian.
“Saya ingin selalu bisa menghadapi rintangan dengan tenang, karena percaya ada kekuatan yang lebih besar dari diri saya,” katanya.
Ia juga berkomitmen untuk terus berkembang, baik dalam karier maupun pelayanan.
“Semoga saya bisa jadi saluran kasih untuk lebih banyak orang, sekaligus profesional yang kompeten di bidang saya,” tambahnya.
Melalui akun Instagram @jesicatulandi9, Jesica kerap membagikan momen kesehariannya, mulai dari aktivitas kerja, kebersamaan dengan keluarga, hingga kutipan rohani yang menguatkan.
“Saya ingin mengajak siapa pun yang membaca cerita saya:
Jadilah pembelajar seumur hidup. Hadapi setiap hari dengan syukur, karena di balik tantangan, ada anugerah yang menanti,” pungkasnya.
Dari Makassar, dengan semangat pantang menyerah dan hati yang selalu mengandalkan Tuhan, Gabriele Jesica Tulandi membuktikan bahwa kesibukan bukan penghalang untuk hidup bermakna.
Kisahnya mengajarkan: ketika iman menjadi kompas, setiap langkah meski berat akan terasa sebagai bagian dari rencana yang indah.
Source image: jesica

Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.










