Ghama Yudith, Semua Orang Bisa Olahraga, Nggak Perlu Nunggu Kurus

Iniloh.com Jakarta- Lahir di Brunei Darussalam, besar di Jakarta, dan memilih menetap di Yogyakarta sejak kuliah, Ghama Yudith mengaku sudah “jatuh cinta mati” dengan Kota Gudeg.

Jogja itu rumah kedua. Dari kuliah, kerja, sampai menikah, semuanya di sini. Nggak kepikiran pindah lagi,” ujarnya.

Kehangatan budaya, keramahan warga, dan ritme hidup yang seimbang membuatnya betah menjalani hari-hari sebagai seorang banker di salah satu Bank BUMN.

Senin hingga Jumat, Ghama disibukkan dengan dunia perbankan.

Tapi ketika akhir pekan tiba, ia berubah total: menjadi pelari dan MC event olahraga.

Sabtu-Minggu itu waktu sakral untuk work-life balance,” katanya.

Ia aktif di komunitas lari Jogja dan kerap membawakan acara lari lokal hingga nasional.

Transformasinya luar biasa: dulu beratnya pernah menyentuh 90 kg, tapi berkat disiplin lari dan strength training, tubuhnya kini lebih bugar dan sehat.

Awalnya cuma ingin hidup lebih sehat. Eh, malah ketagihan. Lari itu menyembuhkan jiwa,” ungkapnya.

Ghama tak setengah-setengah: ia telah menaklukkan beragam jarak, mulai dari 2,5 km hingga 42 km ke atas,  bahkan trail run di medan ekstrem.

Baginya, lari bukan sekadar hobi, tapi gaya hidup yang mengubahnya secara holistik.

Ketika ditanya “suka duka“, Ghama menyebut lebih banyak sukanya.

Saya malah ketemu jodoh di komunitas lari! Jadi bisa satu hobi, satu visi,” ceritanya penuh syukur.

Selain itu, ia menekankan betapa lari membuka dunianya: memperluas jaringan, menambah wawasan, hingga memberinya kesempatan menjelajahi Indonesia lewat event-event lari.

Dari Padang sampai Labuan Bajo, saya lari sambil menikmati keindahan negeri ini,” ujarnya.

Tantangan terbesarnya? Mengatur waktu. Sebagai pekerja kantoran, ia harus pintar menyelipkan latihan di sela rutinitas.

Pagi sebelum ngantor atau malam sepulang kerja. Kuncinya: olahraga itu harus disempatkan, bukan nunggu sempat,” tegasnya. Prinsip ini ia pegang teguh selama bertahun-tahun.

Harapan Ghama sederhana tapi mendalam: ia ingin semakin banyak orang tersadar akan pentingnya olahraga.

Sehat itu bukan cuma fisik, tapi juga mental. Saat lari, kita belajar disiplin, mengatasi batas diri, dan merasakan kebebasan,” paparnya.

Pesannya untuk pembaca pun membumi:

“Semua orang bisa mulai olahraga. Gak perlu nunggu kurus, nunggu sempat, nunggu ada temen, atau malu karena belum bisa.

Singkirkan semua alasan itu. #MulaiAjaDulu! Langkah pertama yang paling menentukan.”

Ia menambahkan, progres tak harus instan. “Dari jalan kaki 10 menit, naik sepeda, atau ikut fun run.

Yang penting commit. Kalau saya dulu bisa dari 90 kg, Anda juga pasti bisa!”imbuhnya.

 

Source image: ghama

You May Also Like

Mayya Shanti, Bahagia Bisa di Komunitas Olahraga yang Bisa Berbagi Ilmu dan Saling Support
Mayya Shanti, Bahagia Bisa di Komunitas Olahraga yang Bisa Berbagi Ilmu dan Saling Support
Puput Riyahullah, Olahraga Bukan Soal Fisik Tapi Melatih Tekad dan Ketangguhan Diri
Puput Riyahullah, Olahraga Bukan Soal Fisik Tapi Melatih Tekad dan Ketangguhan Diri
Santika Bukoi, Konsisten Olahraga Agar Awet Muda dan Tulang Tak Cepat Keropos
Santika Bukoi, Konsisten Olahraga Agar Awet Muda dan Tulang Tak Cepat Keropos
Maya Firly Dunggio, Jadikan Olahraga Gaya Hidup yang Dijalani Penuh Komitmen
Maya Firly Dunggio, Jadikan Olahraga Gaya Hidup yang Dijalani Penuh Komitmen
Veea Isyana, Jangan Tunggu Sakit Untuk Mulai Olahraga, Memulai dari Paling Ringan Dulu
Veea Isyana, Jangan Tunggu Sakit Untuk Mulai Olahraga, Memulai dari Paling Ringan Dulu
Tiara Hikmah, Olahraga Ialah Benar-benar Healing Versi Dirinya dan Investasi Jangka Panjang
Tiara Hikmah, Olahraga Ialah Benar-benar Healing Versi Dirinya dan Investasi Jangka Panjang