Giestha Gya, Enjoy Your Process!
Iniloh.com Jakarta- Di balik senyum hangat dan semangatnya yang menggebu, tersimpan kisah tentang seorang perempuan tangguh yang piawai menjalani peran ganda dalam hidupnya.
Dia adalah Giestha Gya, seorang working mom, tulang punggung keluarga, dan profesional yang tak berhenti belajar.
Perjalanannya, dari anak kecil yang hujan-hujanan di Bandung hingga wanita karir di dua bidang berbeda, adalah bukti nyata bahwa keseimbangan bukanlah mimpi, tetapi sebuah perjuangan yang indah untuk diwujudkan.
Giestha lahir dan besar di Bandung, sebuah kota yang selalu punya cerita di setiap sudutnya.
Ia mengenang masa kecilnya dengan detail yang hangat: pagi-pagi yang diselimuti kabut dingin saat berangkat sekolah, bermain di sawah sepulang belajar, dan tak jarang hujan-hujanan karena sekolahnya kebanjiran.
Bagi Giestha, justru dalam kesederhanaan itulah letak kenikmatannya.
Masa kecilnya diwarnai tawa, dingin yang menenangkan, dan kenangan yang terpatri dalam di hati, membentuk fondasi kepribadiannya yang ceria dan tangguh.
Pintu karier Giestha pertama kali terbuka di dunia perbankan. Setelah lulus kuliah, ia mengabdikan enam tahun hidupnya di sebuah bank BUMD.
Dunia itu mengajarkannya tentang kerja keras, tanggung jawab, dan disiplin yang ketat.
Di tengah kesibukan yang padat, ia tak hanya berhasil menyelesaikan studi S2-nya, tetapi juga menemukan jodoh di tempat yang sama, sebuah kebahagiaan yang ia tuturkan dengan senyum.
Keberangkatannya dari dunia perbankan bukanlah akhir, melainkan awal babak baru.
Giestha memutuskan untuk banting setir ke bidang farmasi, sambil mengisi waktunya sebagai asisten dosen dan affiliator.
Transisi ini menunjukkan sifatnya yang adaptif dan haus akan pengetahuan baru.
Saat ini, ia menjalani ritme hidup yang padat: siang hari disibukkan dengan pekerjaan utamanya, sementara malam dan akhir pekan adalah waktu yang sakral baginya untuk berkumpul dengan keluarga.
Giestha secara terbuka menyebut dirinya sebagai bagian dari generasi sandwich. Dengan orang tua yang bercerai, ia menjadi tulang punggung keluarga. Mengakui beban ini, ia berkata, “Berat? Kadang iya.”
Namun, dari situlah justru pelajaran terbesar hidupnya datang.
Ia menyadari bahwa hidup tidak melulu soal karier, tetapi tentang menjaga keseimbangan yang tepat antara tanggung jawab, cinta, dan mimpi.
Suka duka dalam menjalani peran ganda ini banyak ia rasakan.
Disiplin dan kemampuan komunikasi dari dunia perbankan menjadi bekal berharga dalam menghadapi dunia baru farmasi dan mengajar.
Ada kepuasan tersendiri baginya bisa produktif di dua dunia yang berbeda sambil tetap menjadi ibu dan istri. Tantangan terbesarnya adalah membagi waktu dan energi.
Seringkali ia merasa kewalahan, namun justru dari situlah ia belajar tentang manajemen waktu dan kesabaran yang luar biasa.
“Semua capeknya terbayar tiap lihat keluarga bahagia,” ujarnya.
Di tengah segala kesibukan, harapan Giestha terasa sederhana namun sangat mendalam. Ia berdoa agar semua bidang kehidupannya dapat berjalan seimbang dan penuh berkah. Untuk keluarga, ia menginginkan keharmonisan dan kesehatan.
Untuk karier, ia ingin terus berkembang dengan hati yang bahagia. Secara ekonomi, ia berharap dapat selalu cukup bahkan lebih, agar mampu berbagi dengan sesama.
Intinya, ia mendambakan hidup yang seimbang antara bekerja, bersyukur, dan berbagi.
Giestha mengakui bahwa tidak semua hari berjalan mudah. Ada momen lelah, ragu, dan ingin menyerah.
Namun, senyum keluarga adalah penyemangatnya yang paling kuat. Dari perjalanannya, ia menyimpulkan sebuah filosofi hidup yang dalam:
“Kekuatan sejati itu nggak datang dari hal besar, tapi dari keberanian kecil setiap hari untuk tetap berjuang, bersyukur, dan mencintai hidup apa adanya.
So buat temen-temen, enjoy your process ya”
Source image: giestya

Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.










