Gladys, Tteaplah menjadi orang Baik!
Iniloh.com Jakarta- Hamparan sawah menghijau di bawah mentari terik adalah latar belakang masa kecil Gladys, seorang wong ndeso asli yang menyimpan kenangan indah tentang desanya.
“Itu masa kecil yang tak akan terlupakan,” ujarnya, menggambarkan panorama pedesaan yang membentuk kesederhanaan dan ketangguhannya.
Di balik panasnya matahari dan lumpur sawah, tumbuhlah jiwa pejuang yang keluar meninggalkan zona nyaman untuk merantau ke Jakarta, mengadu nasib demi menafkahi keluarga.
Perjalanan hidupnya tak lurus-lurus saja. Tapi di tengah lika-liku ibu kota, takdir membawa berkah: ia bertemu jodoh dan dikaruniai dua putra yang menjadi penyemangat hidupnya.
“Walau tidak berjalan mulus, saya bersyukur dengan semua proses,” ungkap Gladys dengan bijak.
Setiap ujian justru menempa dirinya menjadi lebih kuat dan dewasa.
Bagi dia, hidup adalah sekolah tanpa akhir, setiap babak mengajarkan arti syukur yang lebih dalam.
Hobinya adalah petualangan rasa dan rasa ingin tahu yang tak pernah padam.
“Random banget!” akunya sambil tertawa.
Daftarnya menggemaskan: nonton film, olahraga, hangout dengan teman, kulineran, jalan-jalan, bikin konten, dan tak lupa:
“Yang paling disukai semua perempuan: belanja!”
Tapi ada satu titik balik mengejutkan: di puncak ketidakpastian pandemi COVID-19, ia memutuskan belajar makeup dari nol untuk menjadi MUA (Makeup Artist).
“Saya tidak punya pengalaman apa-apa,” akunya jujur.
Motivasi? “Saya suka mencoba apa saja selama positif dan tak merugikan orang lain.” Sebuah keberanian yang lahir dari jiwa pembelajar sejati.
Harapannya untuk keluarga sederhana namun penuh makna: “Kita tetap saling sayang, saling support, sehat dan bahagia.“
Ia memohon kelancaran rezeki agar sukses dan tak kekurangan apapun.
Dalam doanya tersirat kerinduan pada harmoni kesehatan fisik, keutuhan emosi, dan kecukupan materi yang berkat.
Pesan hidupnya adalah pegangan moral yang teguh:
“Kalau kamu sudah jadi orang baik, tetaplah menjadi baik, bahkan lebih baik lagi.
Jangan pernah berpikir berubah jadi penjahat, karena karma is real. Setiap perbuatan punya konsekuensi.”
Dari desa ke kota, dari sawah ke kuas makeup, dari kesulitan ke syukur, Gladys membuktikan bahwa asal-usul bukanlah batas.
Ia tetap “wong ndeso” di hatinya: sederhana, pekerja keras, dan setia pada nilai kebaikan.
Di setiap langkahnya, ia menebar pesan bahwa hidup boleh panas seperti terik desanya, tapi selama ada syukur dan kejujuran, kebahagiaan akan selalu menemukan jalan.
Source image: gladys

Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.










