Harum Permatasari, Hidup Ini Bukan Tentang Menunggu Badai Berlalu!

Iniloh.com Jakarta- Bagi banyak orang, Depok mungkin hanyalah nama sebuah kota penyangga Ibu Kota. Tapi bagi Harum Permatasari, Depok adalah segalanya.

Sebuah kota yang penuh dengan kenangan masa kecil, tempat di mana hidupnya berakar.

Dari sanalah seorang perempuan tangguh dengan senyum yang hangat memulai dan mengakhiri setiap harinya, menghadapi sebuah rutinitas yang menguji ketahanan fisik dan mental.

Kesibukan utama Harum adalah bekerja sebagai frontliner di Jakarta. Sebuah profesi yang tidak hanya menuntut kerapian dan senyum, tetapi juga kesabaran yang luar biasa.

Namun, di balik seragam rapi dan sikap profesionalnya, tersembunyi sebuah jiwa petarung. Hobinya adalah bermain biliar, dan bukan sekadar hobi biasa.

Ia kerap turun dalam berbagai turnamen, mencari tantangan dan kemenangan di atas meja hijau.

Dalam dunia yang sering didominasi pria, Harum membuktikan bahwa ketepatan, strategi, dan ketenangan adalah senjata utamanya.

Menyandang status sebagai frontliner membawa dua sisi yang kontras. Suka yang ia rasakan adalah ia tidak sekadar menjadi karyawan biasa.

Bisa dapet pengalaman lebih dari sekedar itu banyak keluarga baru juga,” ujarnya.

Ia menemukan kehangatan dalam persaudaraan di tempat kerjanya. Namun, dukanya nyata dan sehari-hari: kelelahan akibat harus bolak-balik Depok-Jakarta, berhadapan dengan macet yang tak kenal ampun, dan berbagai tantangan lain yang harus dihadapi.

Di tengah segala kesibukan dan kelelahan itu, ia tetap menyisakan perhatian untuk diri sendiri. Perawatan khusus mungkin tidak ada, tetapi skincare wajib tetap dilakukan.

Dengan pola pikir yang praktis dan realistis, ia memilih produk basic seperti G2G dan serum Elformula, membuktikan bahwa merawat diri tidak harus dengan produk mahal, melainkan dengan konsistensi.

Harapan dan doa Harum mencerminkan jiwa seorang ibu dan istri yang menjadi tulang punggung keluarga.

Impian terbesarnya dalam waktu dekat adalah bisa membeli rumah sendiri, setelah rumah sebelumnya terjual.

Doanya dipenuhi oleh cinta untuk orang-orang tercinta: “Biar Mamah, suami, anak-anak  sehat terus banyak rezeki nya.

Namun, di balik doa untuk orang lain, ada sebuah tekad baja untuk dirinya sendiri.

Ia ingin terus menjadi perempuan independen, sekaligus menjadi ibu dan istri yang sempurna bagi keluarga kecilnya. Sebuah ambisi yang mulia dan penuh tantangan.

Filosofi hidup yang dipegang Harum menggambarkan ketangguhannya secara sempurna:

“Hidup ini bukan tentang menunggu badai berlalu, tetapi belajar menari di tengah hujan.”

 

 

Source image: harum

You May Also Like

Tessa Bara, Jadilah Ibu yang Bahagia Tak Harus Menunggu Sempurna
Tessa Bara, Jadilah Ibu yang Bahagia Tak Harus Menunggu Sempurna
Beatrice Shannon Halim, Jangan Menunggu Momen Sempurna Untuk Ciptakan Perubahan, Ciptakan Momen Sendiri
Beatrice Shannon Halim, Jangan Menunggu Momen Sempurna Untuk Ciptakan Perubahan, Ciptakan Momen Sendiri
Nurhadianti Ibrahim: Kesuksesan Bukan Tentang Menunggu Waktu yang Tepat, Tapi Tentang Memanfaatkan Setiap Momen yang ada
Nurhadianti Ibrahim: Kesuksesan Bukan Tentang Menunggu Waktu yang Tepat, Tapi Tentang Memanfaatkan Setiap Momen yang ada
Sri Agria Sekar Retno, Untuk Dapatkan Hasil Indah, Terkadang Harus Menunggu dan Sabar
Sri Agria Sekar Retno, Untuk Dapatkan Hasil Indah, Terkadang Harus Menunggu dan Sabar
Aznil Tan: Menunggu PMI Merdeka 100% di HUT Kemerdekaan!
Aznil Tan: Menunggu PMI Merdeka 100% di HUT Kemerdekaan!
Ratu Wulan Permatasari, Be Present and Enjoy Every Single Things!
Ratu Wulan Permatasari, Be Present and Enjoy Every Single Things!