Herlina Gita, Judo Ajarkanku Cara Jatuh dan Bangkit Kembali Dalam Kehidupan

Iniloh.com Jakarta- Herlina Gita yang akrab disapa Gita ini seorang atlet judo nasional. Berawal dari ketidaksengajaan, Gita menjadi atlet Judo berawal dari ekskul waktu SMA tahun 2006.

Waktu itu Gita ikut latihan selama tiga bulan lalu ikut bertanding. Ternyata ia berhasil meraih juara pertama. “Alhamdulillah lanjut sampe sekarang,” ungkap Gita.

Sampai sekarang, Gita merasa beruntung menjadi atlit judo karena dari judo ia bisa belajar banyak hal. “Judo mengajarkan saya cara jatuh dan bangkit kembali, gak nyerah sama keadaan, mental harus kuat, dan hasil dari judo saya bisa menghidupi keluarga saya, Jadi, jadi atlet judo ini adalah benar benar awal saya meniti karir lewat jalur atlet,” kata Gita.

Lebih jauh, Gita berbagi daftar prestasi nasional yang pernah diraihnya. Ia berhasil menyabet beberapa gelar juara di tingkat nasional antara lain: Juara 2 di PON 2012 Riau,  Juara 2 di PON 2016 Jabar juga  Juara 3 di PON 2021 Papua.

Selain di tingkat nasional, Gita juga berprestasi sampai tingkat internasional dengan berhasil menjadi Juara 1 dan  The best player di Bali Open International Judo Championship 2016, dan juga menjadi Juara 1 Taiwan Open 2016.

Gita tumbuh besar di Bandung. Kedua orang tuanya asli Bandung. Gita adalah sosok yang dekat dengan keluarga. “Apa pun itu selalu di support keluarga. Apalagi pas saya jadi atlet. Seratus persen keluarga support,” kata Gita.

Jika mengingat kampung halamannya, Gita mengaku selalu jatuh cinta sama Kota Bandung karena menurutnya di Bandung semua ada. Misalnya saja udara segar, makanan enak, tempat wisata yang banyak, dan yang paling penting menurutnya adalah orang-orang Bandung adalah orang-orang yang baik.

“Saya udah pernah pergi ke beberapa kota dan negara, tapi tetap Bandung paling the best,” serunya.

Namun, jika tetap tinggal di zona nyaman, Gita takkan pernah berkembang. Maka, Gita tetap fokus menjadi atlet dan mengikuti turnamen ke berbagai kota dan juga negara. Agar menjadi atlet profesional dan meraih juara pertama, Gita dilatih oleh pelatih pro juga.

“Pelatih saya sendiri Sensei Avicienna, karena bisa menjadikan saya seperti sekarang. Selain itu Sensei Avicienna punya style rock n roll tapi tetap memperhatikan atletnya secara detail,” kata Gita tentang pelatihnya.

Gita mengungkap pejudo favoritnya adalah Iksan Apriyadi. Gita ngefans sama dia karena menurutnya Iksan Apriyadi selalu semangat di setiap sesi latihan.

“Dia jadi inspirasi untuk teman-teman, junior, dan yang lainnya,” ungkap Gita.

Gita juga mengungkap pendapatnya mengenai potensi Judo di Indonesia. Menurutnya, potensi judo di Indonesia sangat bagus.

“Judo sekarang sudah mulai dikenal oleh orang banyak dan sudah banyak atlet-atlet yang berprestasi dari judo baik di nasional maupun internasional. Semoga judo di Indonesia semakin sukses, bisa mencetak atlet-atlet berprestasi,” katanya.

Gita mengaku tak pernah menyesal menjadi atlet Judo. Salah satu alasan yang jadi kesenangannya adalah bisa jalan-jalan ke luar negeri, menambah pengalaman, punya banyak teman di dalam maupun di luar negeri. Ia juga bisa merasakan sekolah dan kuliah gratis karena mendapatkan beasiswa jalur atlet.

Sekarang, Gita bahkan dapat kerjaan juga di Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Bekasi  melalui jalur prestasi. Semua itu telah membuat kepercayaan dirinya semakin meningkat.

Sementara itu, tidak terpungkiri bahwa ia juga menjumpai sisi menyedihkan sebagai atlet judo. “Pada saat mengalami cedera, itu yang paling di takutkan setiap atlet,” ungkap Gita.

Aktivitas Gita sekarang dari Senin sampai Jumat selalu padat dengan latihan dan menjadi pelatih. “Saya melatih strenght conditioning untuk masyarakat umum dan juga jadi pelatih atlet paralimpic (tunanetra) NPCI Jawa Barat untuk persiapan Peparnas 2024, sesekali jadi wasit nasional, MC di acara olahraga, dan saya juga seorang mahasiswa semester akhir Komunikasi di LSPR.

Akhir akhir ini lagi stress skripsi. Sabtu minggu saya isi kegiatan dengan istirahat kalo gak nonton konser buat ngilangin stres,” kata Gita memaparkan kegiatannya.

“Saya ngefans sekali dengan Agnez Mo,” kata Gita.

Bahkan ia berkelakar kebanyakan orang Bandung sudah tahu kalau dia mirip Agnes Mo cabang Bandung. “Kembarannya Agnez Mo ceunah,” katanya lalu tertawa.

Menurutnya faktor yang membuatnya jadi mirip Agnes Mo itu mulai dari look, style rambut, dan lain sebagainya. Dulu ia suka mengikuti Agnez Mo.

Nah, sekarang ia menjadi Agnez Moalaf karena penampilannya sekarang berhijab. “Jadi saya plesetin jadi Agnez Moalaf,” ungkap Gita.

Sosok yang doyan bercanda itu pun menyampaikan pesan-pesan kepada pembaca, sebagai atlet, Gita mengatakan, “Jangan pernah takut buat coba sesuatu hal yang baru. Siapa tahu itu malah jadi rejeki. dream, belive, and make it happen.”

 

Source image: Gita

 

You May Also Like

Mega Perdana Putra, Tiap Langkah yang Kita Ambil Sekecil Apapun Adalah Investasi Untuk Masa Depan
Mega Perdana Putra, Tiap Langkah yang Kita Ambil Sekecil Apapun Adalah Investasi Untuk Masa Depan
Shifa Nur, Jangan Pernah Biarkan Rasa Takut Menghalangi Impian Kita
Shifa Nur, Jangan Pernah Biarkan Rasa Takut Menghalangi Impian Kita
Dewi Ariny Wulandari, SH. MK.n: Setiap Perbuatan Baik Kecil Apapun Tak Kan Sia-sia
Dewi Ariny Wulandari, SH. MK.n: Setiap Perbuatan Baik Kecil Apapun Tak Kan Sia-sia
Abillo, Ketika Kita Hilang Harapan Ingatlah Tuhan Telah Ciptakan Rencana Indah di Hidup Kita
Abillo, Ketika Kita Hilang Harapan Ingatlah Tuhan Telah Ciptakan Rencana Indah di Hidup Kita
Nanda, Para Ibu dan Beragam Peranannya Adalah Dunia yang Sangat Besar Bagi Anak-anaknya
Nanda, Para Ibu dan Beragam Peranannya Adalah Dunia yang Sangat Besar Bagi Anak-anaknya
Fetri Dwi Amlika Hamid, Buah dari Kebaikan Kan Kita Dapatkan dari Berbagai Situasi di Keseharian
Fetri Dwi Amlika Hamid, Buah dari Kebaikan Kan Kita Dapatkan dari Berbagai Situasi di Keseharian