Hetty Yuda: Lakukan dengan Niat Baik, Konsisten dan Tekun

Iniloh.com Jakarta- Di tengah hutan lebat dan air terjun yang memesona di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, Hetty Yuda, perempuan Dayak berdarah Sintang berdiri sebagai penjaga warisan budaya leluhur: Kain Pantang, tenun ikat tradisional yang dibuat dengan pewarna alami.

Lahir dan besar di Sintang, wilayah yang berjarak tujuh jam dari Pontianak, Hetty tumbuh dalam lingkungan yang mengajarkannya arti kesederhanaan dan kebanggaan akan identitas.

Kami jauh dari gemerlap mall, tapi bangga menjadi orang Kalimantan. Di sini, alam dan budaya adalah harta tak ternilai,” ujarnya.

Sebagai putri Dayak, Hetty tak pernah melupakan akarnya.

Keluarganya tinggal di rumah betang, ciri khas masyarakat Dayak, yang hingga kini masih terjaga keasliannya.

Namun, kecintaannya pada budaya tak hanya berhenti di nostalgia.

Setelah lulus kuliah dan sempat bekerja di bidang konvensional, ia memilih jalan tak biasa: meninggalkan zona nyaman untuk melestarikan Kain Pantang, tenun tradisional yang nyaris punah.

Saya melihat ibu-ibu penenun kesulitan memasarkan karya mereka. Jika tak ada regenerasi, teknik menenun manual ini akan hilang,” tuturnya.

Pada 2015, bersama suami, Hetty mendirikan UMKM Galeri Kain Pantang di bawah bendera Wasra Nusantara.

Kain Pantang, yang menggunakan pewarna alami dari daun kemunting, mangga, dan jambu, menjadi fokus utamanya.

Meski pewarna sintetis lebih populer karena menghasilkan warna cerah, Hetty bersikukuh mempertahankan keaslian alam.

Ini bukan sekadar bisnis, tapi upaya menjaga warisan,” tegasnya.

Kain Pantang bukan hanya selembar kain, ia adalah cerita tentang hutan, perempuan Dayak, dan ketekunan tangan-tangan yang menenun selama berbulan-bulan.
Perjalanannya tak mudah.

Di awal, Hetty harus mengelola segalanya sendiri: produksi, pemasaran online, hingga administrasi.

Tantangan terbesar adalah mengubah tenun tradisional yang “kurang menarik” menjadi produk modern bernilai jual tinggi.

Dengan kreativitas, ia mengubah Kain Pantang menjadi baju, aksesori, dan cenderamata.

Perlahan, usaha ini tak hanya menyelamatkan budaya, tetapi juga memberdayakan 130 pengrajin lokal, sebagian besar perempuan di pedalaman Sintang.

Mereka adalah ujung tombak. Karya mereka harus dihargai,” ucap Hetty.

Dukungan keluarga, terutama suami dan anak, menjadi kekuatan terbesarnya.

Mereka mengizinkan saya membagi waktu antara keluarga, usaha, dan para pengrajin,” katanya.

Kini, UMKM-nya telah memiliki karyawan yang membantu produksi dan administrasi, meski Hetty tetap aktif terlibat dalam setiap proses.

Baginya, keseimbangan antara bisnis dan misi sosial adalah kunci. “Kami tak hanya mengejar profit, tapi juga memberdayakan komunitas, menjaga lingkungan, dan melestarikan nilai budaya,” paparnya.

Harapannya di tahun 2025 sederhana: kesehatan bagi semua pihak yang terlibat, rezeki lancar, dan Kain Pantang semakin dikenal.

Saya ingin dunia tahu bahwa tenun Dayak punya jiwa,” ujarnya. Pesannya untuk generasi muda pun tegas:

Lakukan apa pun dengan niat baik, konsisten, dan tekun. Tuhan akan membuka jalan. Setiap masalah adalah ujian untuk tumbuh.”

Sukacita terbesar Hetty adalah melihat Kain Pantang yang dulu terpinggirkan kini dipakai di acara nasional bahkan diminati pecinta wastra.

Ini kebanggaan tak ternilai,” ujarnya. Namun, ia juga tak menampik duka: perjuangan membangun kesadaran akan nilai budaya di tengah arus modernisasi.

Melalui Galeri Kain Pantang, Hetty Yuda bukan hanya menjual produk, ia menawarkan cerita tentang perempuan Dayak yang gigih, hutan yang memberi kehidupan, dan warisan yang harus dijaga.

Dari Sintang, ia membuktikan bahwa konsistensi dan kecintaan pada akar budaya bisa menjadi katalisator perubahan.

Seperti Kain Pantang yang ditenun dengan sabar, perjuangannya adalah rajutan antara tekad, air mata, dan keyakinan bahwa warisan leluhur pantang punah.

 

Source image: hetty

You May Also Like

Mia Resmiati, Sukses Bukanlah Akhir, Kegagalan Bukanlah Hal yang Fatal
Mia Resmiati, Sukses Bukanlah Akhir, Kegagalan Bukanlah Hal yang Fatal
Astri Yuniati, Jangan Takut Ambil Keputusan Sulit Selama untuk Kebaikan Diri dan Keluarga 
Astri Yuniati, Jangan Takut Ambil Keputusan Sulit Selama untuk Kebaikan Diri dan Keluarga 
Cynthia Agatha de Ruiter, Konsisten Berusaha dan Berbuat Baik Hasil Pasti Kan Terlihat 
Cynthia Agatha de Ruiter, Konsisten Berusaha dan Berbuat Baik Hasil Pasti Kan Terlihat 
Maharatih, SH. MH: Hidup Adalah Seni yang Harus Dirajut dengan Kesadaran Penuh
Maharatih, SH. MH: Hidup Adalah Seni yang Harus Dirajut dengan Kesadaran Penuh
Yunita Kumala, Jangan Ikutan Tren Jika Tak Sesuai Nilai Diri
Yunita Kumala, Jangan Ikutan Tren Jika Tak Sesuai Nilai Diri
Nurul, Mimpi Itu Seperti Benih Rawatlah dengan Persiapan Mentalitas dan Kesabaran 
Nurul, Mimpi Itu Seperti Benih Rawatlah dengan Persiapan Mentalitas dan Kesabaran