I Gusti Ayu Gita Maharani, Jangan Takut Mencoba!
Iniloh.com Jakarta- Terlahir dan dibesarkan di pulau dewata, I Gusti Ayu Gita Maharani menyimpan Bali bukan hanya sebagai alamat, tapi sebagai jiwa.
“Saya berasal dari Bali, tempat yang penuh dengan budaya dan keindahan alam,” ujarnya, merangkum kekayaan yang menjadi napas kesehariannya.
Sejak dini, ia telah tenggelam dalam dunia seni dan tradisi.
“Dari kecil, saya sudah dekat dengan seni karena di sekitar saya banyak tradisi dan karya seni,” kenangnya, menggambarkan lingkungan yang membentuknya.
Kesenian dan adat istiadat Bali bukan sekadar tontonan, melainkan “hal yang tidak bisa terpisahkan dalam hidup saya” , fondasi identitas yang mengalir dalam darah dan inspirasinya.
Pulau seribu pura ini telah memberinya landasan estetika dan spiritual yang kuat.
Kini, Gita bukan hanya putri Bali yang bangga akan budayanya; ia juga seorang mahasiswi yang aktif merajut masa depan.
Saat ini, ia masih “menempuh pendidikan di perguruan tinggi“, namun kesibukannya jauh melampaui bangku kuliah.
Gita adalah pribadi yang haus pengembangan diri, terbukti dengan keaktifannya di “berbagai organisasi” kampus.
Salah satu wadah yang ia pilih untuk mengeksplorasi potensi dan melestarikan akar budayanya adalah dengan mengikuti ajang Jegeg Bagus.
Kontes tradisional Bali yang tak hanya menilai kecantikan fisik, tetapi juga pemahaman adat, seni, dan kecerdasan ini menjadi salah satu caranya “berkembang” sambil tetap menghormati warisan leluhur.
Di kampus, ia belajar teori; di organisasi dan ajang seperti Jegeg Bagus, ia mempraktikkan kepemimpinan, kepercayaan diri, dan kecintaan pada budaya.
Di tengah tuntutan akademik dan organisasi, Gita menambahkan satu peran menantang lagi: ia adalah seorang pengusaha muda.
Ia mendirikan dan menjalankan sebuah bisnis bimbingan belajar (bimbel).
Bisnis ini bukan sekadar sumber penghasilan tambahan, tapi memiliki nilai strategis yang dalam.
“Saya menjalankan bisnis bimbingan belajar yang membantu saya mengaplikasikan ilmu jurusan,” jelasnya.
Artinya, ia secara langsung menghubungkan teori yang dipelajari di bangku kuliah dengan praktik nyata di lapangan, memperdalam pemahamannya sendiri.
Lebih dari itu, bisnis ini adalah bentuk dedikasinya pada pendidikan:
“Sekaligus mendampingi adik-adik belajar dengan metode saya sendiri.”
Ia membagikan pengetahuan dengan pendekatan personal, menunjukkan jiwa pendidik yang peduli.
Namun, mengelola usaha sambil menjadi mahasiswi aktif tentu bukan tanpa rintangan.
“Tantangannya adalah waktu yang terbatas dan tanggung jawab penuh dalam mengelola bisnis ini,” akunya jujur.
Ia harus pandai berjibaku dengan jadwal yang padat dan memikul beban keputusan seorang pemilik usaha.
Melalui semua pengalaman multitalenta ini – sebagai mahasiswi, peserta Jegeg Bagus, dan pengusaha bimbel .
Gita memiliki harapan yang tulus untuk rekan-rekan sebayanya.
“Saya berharap pengalaman ini bisa memotivasi teman-teman mahasiswa untuk berani mencoba dan mengembangkan potensi sesuai kemampuan.
” Ia ingin menjadi bukti nyata bahwa masa kuliah bisa diisi tidak hanya dengan belajar, tapi juga dengan mengeksplorasi minat, terjun ke organisasi, bahkan memulai bisnis, asal dilakukan dengan manajemen waktu dan komitmen.”
Pesan yang ingin ia sampaikan kepada semua yang membacanya adalah suntikan semangat yang praktis dan menggugah:
“Jangan takut mencoba. Jika belum bisa melakukan hal besar, mulailah dari hal kecil dan lakukan dengan sepenuh hati agar hasilnya maksimal.”
Source image: gita

Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.










