Ichsania Saputri, SH.M.Kn: Jangan Terlalu Mengejar Sesuatu!
Iniloh.com Jakarta- Meski menghirup udara pertama kali di Kota Pahlawan, Surabaya, jiwa Ichsania Saputri atau akrab disapa Icha ini ternyata terpaut erat pada ketenangan tanah leluhur di Jawa Tengah.
Lahir di Surabaya dan menghabiskan masa panjang di kota metropolitan itu, justru kerinduannya saat liburan mengarah pada suasana desa yang adem, jauh dari polusi, dan warganya yang ramah.
Bagi Icha, liburan ideal bukanlah ke kota besar atau luar negeri, melainkan berada di desa.
“Kangen banget sama suasana tenang di desa. Apalagi kehidupan di desa yang slow living“, kenangnya.
Kerinduan ini seperti penyeimbang alami bagi dinamika hidupnya yang serba cepat, sebuah akar yang mengingatkannya pada kesederhanaan dan kedamaian.
Impian untuk berkiprah di dunia hukum telah membara dalam diri Icha sejak masa SMA.
“Pingin banget jadi pengacara,” tekadnya waktu itu didasari oleh keinginan yang tulus ingin membantu orang lain.
Kini, sebagai advokat yang lebih fokus pada hukum perdata atau privat, ia merasakan betul makna dari keinginan mudanya itu.
“Rasanya semua lelah itu ngga ada artinya,” ungkapnya, terutama “Setelah melihat senyuman dan mendengar ucapan terima kasih dari klien.”
Setiap kasus yang berhasil ditangani bukan sekadar kemenangan profesional, tetapi penggenapan misi personal untuk menebar manfaat dan keadilan.
Perjalanan karier Icha adalah kisah tentang bagaimana semesta seolah merajut mimpi-mimpinya menjadi satu kesatuan yang indah.
Selain sukses sebagai advokat, Alhamdulillah, ia dipercaya oleh Fakultas Hukum Universitas Airlangga (FH Unair) untuk menjadi Dosen Luar Biasa di bidang Etika Profesi Advokat.
Posisi ini membawa gelombang rasa syukur yang mendalam.
Di satu sisi, ia teringat pada mendiang sang ayah, ”
Alm. Papaku pinginnya aku jadi dosen atau business woman“.
Di sisi lain, ada kebahagiaan karena ia tetap bisa menjalani passion-nya sebagai advokat. Keajaiban bertambah ketika ia berhasil membuat produk kids skincare sendiri.
“Tiba-tiba, dapet surat untuk ngajar” datang menyempurnakan gambaran. “Itu bener-bener Alhamdulillah banget, kayak akhirnya bisa mewujudkan semuanya”.
Ia berdiri di persimpangan yang indah: menjadi advokat yang membantu klien, dosen yang menularkan ilmu etika, dan pengusaha di bidang perawatan anak – mewujudkan harapan sang ayah sekaligus mimpinya sendiri.
Menjembatani peran yang beragam ini tentu memerlukan keseimbangan. Harapan Icha untuk ke depannya pun mencerminkan hal itu:
“Semoga semua selalu bisa berjalan dengan seimbang aja.”
Keseimbangan yang ia idamkan mencakup segala aspek, karir, keluarga, ekonomi, kesehatan.
Kuncinya, menurutnya, adalah rasa syukur dan penerimaan: “Semoga bisa selalu merasa dicukupkan.”
Ia menyadari betul bahwa mengejar kesempurnaan adalah usaha yang sia-sia,
“Karena kalau kita mengharapkan kesempurnaan, di dunia ini nggak ada yang sempurna“.
Filosofi ini menjadi panduannya dalam menjalani hidup yang penuh warna namun rentan kelelahan.
Dari petualangannya mewujudkan mimpi dan menjaga keseimbangan, Icha berbagi kebijaksanaan hidup yang dalam. Pesannya sederhana namun penuh makna:
“Jangan terlalu mengejar sesuatu, karena biasanya yang terlalu dikejar itu belum tentu baik.
Jadi fokus perbaiki diri, selalu berusaha semaksimal mungkin bertanggung jawab, dan saat waktunya tepat, pasti hal-hal baik itu akan datang dengan sendirinya.”
Source image: icha

Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.










