Ida Rsi Putra Manuaba: Seabad NU, Menyambut Kemuliaan Persaudaraan Antar Iman & Kemanusiaan.
Iniloh.com Bali- NU sekarang sudah semakin dicintai rakyat Indonesia ketika Gus Dur, tokoh NU yang luar biasa menjadi Guru Bangsa dan juga Presiden panutan yang memberikan wajah Islam Nusantara yang dinamis dan membumi dari setiap langkahnya.
Juga tapak jejak langkah beliau sangat luar biasa menjadikan pula keberagaman menjadi keindahan peradaban persaudaraan antar iman di Indonesia.
Saya sebagai umat Hindu merasa terasa diberi kehormatan khusus dimana beliau berkali-kali ke Ashram Gandhi Puri Bali dan memberikan spirit khusus bagi kami Shantisena. Mendampingi beliau di beberapa negara dan India terutama beliau memberikan pelajaran diplomasi dimana umat Hindu dan Islam terbesar pula di dunia bisa bergandengan erat .
Kepercayaan beliau pada ajaran Gandhi yang memuliakan kemanusiaan dan pelayanan menjadi trademark NU di Indonesia.
Sudah sepantasnya lah para warga NU saat ini memperingati Satu abad harus berniat sekadar tabarrukan, berharap kebaikan dari kebaikan para muassis dan pendahulu.
Bahwa, kebaikan yang tampak saat ini adalah jerih payah beliau-beliau, dan merekalah yang harus terlihat besar-gagah dan wibawa,bagaimana wajah NU yang menjadi jembatan antar iman yang diragakan Gus Dur seharusnya muncul dalam berbagai atribut perayaan Harlah 100 tahun NU.
Para kiai-guru dan pendahulu sudah mengajarkan dan merasakannya untuk menyadari dan bertindak tidak berlebihan, apalagi hingga menabrak atau mencederai aturan, mengabaikan etika dan berperasaan beku.
Bagai ingin menangkap ikan, membuat air menjadi keruh, dan akibatnya justru tangan bisa tertusuk duri atau terpatok ular. Apalagi, sampai tersesat dan menyesatkan pada jalan keinginan yang diharapkan tulus dan mulia.
Bagaimana Gus Dur tidak mau mempertahankan kekuasaannya kalau hanya mencerai beraikan rakyat Indonesia.Saya masih merinding ketika saya berada di Istana, ketika beliau harus keluar Istana diiringi oleh doa antar umat beragama.
Beliau menunjukkan wajah ulama NU yang sesungguhnya.
Pesan Gus Dur pada kami ketika meresmikan Ashram Gandhi Puri Sevagram Klungkung 20 Agustus 2004, “ Janganlah kamu berlebih-lebihan (melampaui batas) dengan cara tidak benar dalam agamamu. Dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang yang telah sesat dahulunya. Mari kita jadikan masyarakat kita bersama peduli akan kemiskinan dan buat kesejahteraan umat manusia.”
Bagai Bersandar di pohon rindang, kami bertafakkur, mengingat-ingat petuah-petuah mulia dari pendahulu dan sholihin, saya berharap spirit NU bisa memperbaiki kita bersama saat ini.
Selalu terngiang di telinga batin kami bagaimana juga tekanan Mahatma Gandhi “The earth produces enough for every bodies need not anybodies greed”, menjadi kuat dalam spirit 100 th NU ’’Jangan Berlebihan, Apalagi dalam Mengekspresikan Diri!”
Ini adalah momentum organisasi dan NU akan tunjukkan pada dunia kalau 100 juta kader NU itu benar adanya dan bukan sekadar omongan. Ini organisasi tertata yang bertahan hingga 100 tahun. Momentum organisasi ini penting untuk kita ambil. NU itu bukan hanya jumlahnya saja melainkan juga memiliki potensi yang luar biasa banyak”
Momentum spiritual. Sebab, NU itu sarat dimensi spiritual. Ditambah lagi dengan adanya gelaran Muktamar Internasional Fiqih Peradaban yang melibatkan ratusan ulama dunia. Ketiga adalah momentum kultural. NU lahir di Jatim dan momentum ini menjadi penghargaan bagi warga NU kepada Provinsi Jawa Timur.
Pesan Gus Yaqut Menteri Agama ini memberi harapan besar kebangkitan dan kemuliaan.
Terharu dan merinding mendengar Mars NU yang tersurat sederhana tapi tersirat keinginan memuliakan kehidupan dan bagaimana berkontribusi pada semesta dan Nusantara.
Sebagai umat Hindu Vaisudhawa Kutumbakam dalam dunia ini kita bersaudara terasa menjadi teduh dalam menapak masa depan.
“Vasudhaiva Kutumbakam – One Earth, One Family, One Future”.
Saya yakin kita bisa bersatu dengan keragaman yang ada dengan mengembangkan konsep pembangunan yang memfokuskan pada pemeliharaan bukan pengerusakan atau eksploitasi.
Oleh karena, kita semua satu bumi, satu keluarga, satu masa depan. Untuk itu pendekatan pembangunan melalui pendekatan spiritual. “Ketika spiritual sudah bagus, maka ekonomi, perdamaian dan lainnya otomatis akan bertumbuh,”
Sembari kita bersama dan warga NU memulainya, ungkapan Mahatma Gandhi “The earth produce enough for everybodys need but not enough for anybodies greed” atau dunia ini cukup untuk kebutuhan setiap manusia tapi tidak cukup untuk keinginan manusia.
Demikian ditekankan agar terwujudnya peradaban yang lebih baik, perdamaian dunia, pembangunan berbasis pada kebutuhan bukan keinginan.
Selamat Saudaraku Nahdlatul Ulama Merayakan Satu Abad NU
Dari Shantisena Ashram Gandhi Puri, Bali.
Pengasuh
Ida Rsi Putra Manuaba
(Agus Indra Udayana)
Padmashri

Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.










