Indah Ekmy, Sayangi Tuhan dan Diri Maka Akan Tahu Cara Menyayangi Orang Lain
Iniloh.com Jakarta- Lahir dan besar di Kota Palu, Sulawesi Tengah, Indah Ekmy akrab dengan terik matahari khatulistiwa yang membentuk ketangguhan hidupnya.
“Palu itu panas, tapi justru di sini aku belajar tentang ketahanan,” ujarnya.
Beberapa tahun tinggal di Kabupaten Donggala, daerah pesisir yang mempertemukan langit biru dengan gemuruh ombak memberinya perspektif baru tentang harmoni alam dan manusia.
Dua sisi geografis ini, panasnya kota dan sejuknya pesisir, menjadi metafora perjalanan hidupnya: tegas dalam prinsip, namun lentur dalam menyikapi dinamika kehidupan.
Indah memulai karier sebagai tenaga honorer segera setelah lulus SMA.
Selama tujuh tahun, ia bergulat dengan realitas masyarakat di sektor pemberdayaan, dinas sosial, hingga rumah sakit umum.
“Bekerja di garis depan, aku mendengar langsung keluhan dan harapan warga. Tapi sebagai honorer, aku bukan pengambil kebijakan. Aku hanya bisa menjalankan tugas sesuai prosedur,” kisahnya.
Pengalaman ini mengasah kepekaannya terhadap isu sosial, sekaligus memantik kesadaran akan pentingnya advokasi yang lebih strategis.
Kini, di rumah sakit swasta, Indah menemukan ruang baru untuk berkembang.
Melalui kegiatan diplomatik dasar, ia memperluas wawasan dan relasi.
“Di sini, aku belajar menyuarakan pendapat, melatih public speaking, dan bertukar ide dengan teman dari berbagai negara,” ucapnya.
Interaksi lintas budaya ini membuka matanya: solusi masalah lokal seringkali membutuhkan perspektif global.
Bagi Indah, kesehatan masyarakat di Indonesia masih terganjal minimnya pemahaman tentang pencegahan.
“Di negara maju, preventif sudah jadi budaya, bukan hanya di kesehatan, tapi juga keamanan, lingkungan, hingga ekonomi. Itu yang membuat sistem mereka stabil,” paparnya.
Melalui forum diplomasi kepemudaan, ia bertemu praktisi dari berbagai bidang, mulai public health di Afrika, insinyur pertanian dari Asia, hingga aktivis lingkungan Eropa.
“Di PBB, organisasi seperti WHO atau FAO menunjukkan bahwa isu kesehatan terkait erat dengan sektor lain. Kita butuh kolaborasi, bukan kerja sendiri-sendiri,” tegasnya.
Di tengah kesibukan, Indah punya resep sederhana menjaga keseimbangan: “Healing itu bisa di rumah, tapi kalau penat, aku cari udara baru.”
Aerobik dan Pound Fit jadi pilihannya untuk melepas lelah sekaligus bersosialisasi.
Jika jenuh, ia mengendarai motor ke Donggala atau Parigi, menikmati pemandangan, lalu pulang dengan pikiran segar.
“Tubuh butuh digerakkan, bukan cuma otak yang dipakai kerja,” candanya.
Indah menitipkan pesan tegas: “Sayangi Tuhan dan dirimu sendiri, maka kau akan tahu cara menyayangi orang lain.”
Ia mengajak siapa pun untuk terus bermimpi, meski diri merasa tak layak.
“Jangan takut berdiri di kaki sendiri. Selama yang kau lakukan benar, langkahmu akan dituntun ke jalan yang tepat.”
Pesan ini ia buktikan sendiri, dari honorer yang gigih hingga perempuan yang percaya bahwa kontribusi kecil bisa jadi benih perubahan besar.
Source image: indah ekmy

Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.










