Innas Karlina, Jangan Melupakan Akar Kita!

Iniloh.com Jakarta- Di tengah denyut Kota Solo yang sarat tradisi, hidup seorang perempuan yang mewakili harmoni antara warisan leluhur dan semangat mandiri: Innas Karlina.

Innas adalah perwujudan Solo yang otentik, akarnya menghunjam dalam, sementara pandangannya terbuka pada dunia.

Masa kecil Innas di Penumping terasa seperti potret nostalgia yang indah.

Ia menceritakan kebahagiaan yang sederhana namun mendalam, khas anak-anak generasi sebelum gadget mendominasi.

Hari-harinya diisi dengan canda tawa bersama tetangga, bermain permainan tradisional di luar ruangan, bebas dari belenggu layar dan media sosial.

Pengalaman masa kecil ini tak hanya membentuk kenangan manis, tapi juga fondasi kecintaannya pada interaksi sosial langsung dan kebersamaan komunitas nilai yang terus dipegangnya hingga kini.

Setelah menyelesaikan pendidikan di bidang akuntansi, Innas menjajaki dunia korporat dengan bekerja di sebuah bank Jepang di Jakarta.

Beberapa tahun di ibu kota memberinya wawasan dan pengalaman profesional yang berharga.

Namun, jiwa Solo dan panggilan untuk sesuatu yang lebih mandiri rupanya tak bisa dipendam.

Ia memilih jalan berbeda: resign dari dunia perbankan dan kembali ke kota kelahirannya.

Di Solo, ia memulai usaha kecil-kecilan di bidang yang sangat dekat dengan identitas kotanya: batik.

Keputusan ini menjadi titik balik menuju kebebasan sekaligus tantangan baru.

Sebagai wiraswasta di bidang batik, Innas merasakan dua sisi koin.

Sukanya adalah bebas mengatur waktu sendiri,” ujarnya, menikmati fleksibilitas yang tak didapatnya di pekerjaan sebelumnya.

Namun, kebebasan itu datang dengan tanggung jawab dan ketidakpastian.

Dukanya, lebih beresiko dan income yang tidak bisa diharapkan selalu sama tiap bulannya,” akunya jujur.

Ini adalah realitas yang dihadapi dengan kesadaran penuh, sebuah pilihan yang diambil demi nilai kebebasan dan kontribusi pada warisan budaya lewat batik.

Keterikatannya dengan Solo bukan hanya sekadar tempat tinggal.

Sebagai keturunan Pakubuwono V (PB V), darah keraton mengalir dalam dirinya.

Kembalinya ke Solo membuka kesempatan untuk terlibat lebih intens dalam kegiatan Keraton Surakarta.

Keikutsertaannya dalam aktivitas keraton bukan sekadar kewajiban keturunan, melainkan bentuk kecintaan dan komitmen aktif untuk menjaga kelestarian tradisi dan nilai-nilai luhur yang menjadi jiwa kota.

Ini menjadi bagian integral dari identitasnya.

Di luar bisnis batik dan kegiatan keraton, Innas menemukan keseimbangan hidup melalui hobi.

Ia menyukai traveling kalau sedang ada rejeki lebih, menikmati petualangan untuk membuka wawasan.

Saat ini, tenis menjadi hobinya yang menggebu, memberikan semangat dan kebugaran.

Kegemaran bersepeda yang mungkin tersisa dari masa kecilnya pun masih sesekali ia lakukan, menikmati suasana Solo dengan cara yang lebih santai.

Ketika ditanya rahasia kecantikan dan awet muda, jawabannya praktis dan bijak:

Tidur yang cukup. Dan jangan terlalu overthinking.

Pesan sederhana ini mencerminkan pandangannya tentang hidup: pentingnya istirahat yang berkualitas dan menjaga kesehatan mental dengan tidak membebani pikiran secara berlebihan.

Sebuah filosofi yang selaras dengan kesibukannya sebagai pengusaha dan pelestari budaya.

Pesan yang ingin ia sampaikan kepada banyak orang pun sarat makna dan berakar kuat pada jati dirinya:

“Janganlah kita melupakan akar kita.

Dengan mengingat akar kita, kita dapat membangun masa depan yang lebih baik, sambil tetap berpegang pada nilai-nilai yang telah membentuk kita.”

 

 

Source image: innas

You May Also Like

dr. Arlis Karlina, Sp. PD, MH: Sedih Kalau Pasien Tidak Peduli dengan Kesehatan Mereka
dr. Arlis Karlina, Sp. PD, MH: Sedih Kalau Pasien Tidak Peduli dengan Kesehatan Mereka
Sirin Kalista, Pergunakan Waktu dengan Sebaik-baiknya Karena Hidup Hanya Sekali
Sirin Kalista, Pergunakan Waktu dengan Sebaik-baiknya Karena Hidup Hanya Sekali
Grace Damai Putri, Always Be Grateful and Humble!
Grace Damai Putri, Always Be Grateful and Humble!
Anggun Pratiwi, Belajar Tak Berkompetisi dengan Orang Lain Tapi dengan Diri Kita di Masa Lalu
Anggun Pratiwi, Belajar Tak Berkompetisi dengan Orang Lain Tapi dengan Diri Kita di Masa Lalu
Violina, Jangan Merasa Minder Atau Tak Sanggup Kita Punya Tuhan!
Violina, Jangan Merasa Minder Atau Tak Sanggup Kita Punya Tuhan!
Niluh Yuly Wulan Sasi Artini, Jangan Takut Akan Hari Esok Siapkan dari Sekarang Maka Kan Baik-baik Saja
Niluh Yuly Wulan Sasi Artini, Jangan Takut Akan Hari Esok Siapkan dari Sekarang Maka Kan Baik-baik Saja