Intan Noor Rahma Sari, Wanita Tetaplah Berkegiatan, Tetaplah Bermanfaat, Tetaplah Mandiri Finansial!
Iniloh.com Jakarta- Intan Noor Rahma Sari menghirup udara pertama di Jakarta, tapi tumbuh di dalam kompleks Dirgantara Halim dunia unik dengan tembok serba biru dan atmosfer disiplin alami militer.
“Semuanya seragam, tapi 17-an selalu heboh dengan lomba-lomba,” kenangnya.
Meski warganya saling bantu bak keluarga besar, kehangatan itu tak sepenuhnya merambah rumahnya:
“Keluargaku tidak terlalu hangat. Sering cekcok, malahan.” Justru di sini, ia belajar mandiri sejak dini.
Awalnya, Intan mengabdikan diri sebagai guru SD. Namun, beban administratif yang kaku membunuh sukacita mengajarnya.
“Aku seneng ngajarin anak-anak, tapi stres dengan job desk admin,” akunya.
Di titik jenuh itulah ia memutuskan switching karir di 2023, kembali pada cinta lamanya: air. Sejak kecil, ia menyukai renang meski tak didukung orang tua.
Belajar otodidak, sekadar menikmati kebebasan di kolam sekolah yang sesak, sebulan sekali, 30 anak berebut air.
Ketika punya gaji, ia nekat ambil kursus privat renang, memperdalam teknik sekaligus metode mengajar.
Tak berhenti di situ, ia mengambil lisensi instruktur demi legitimasi profesional: “Agar lebih PD saat mengajar!”
Sebagai pelatih renang lepas, Intan menemukan kebebasan tak ternilai dalam mengatur jadwalnya sendiri,bebas dari ikatan sistem korporat dan tekanan birokrasi yang dulu ia alami.
“Yang kusuka ya kemandiriannya: bisa atur waktu sesuka hati, nggak terbelenggu aturan kaku, dan yang pasti bebas stres!” ujarnya bersemangat.
Namun, tantangan muncul dari langit Jakarta, cuaca ekstrem menjadi momok saat ia harus membatalkan sesi latihan di kolam outdoor karena hujan disertai petir.
“Itu langsung memangkas penghasilan harian,” keluhnya.
Karena itulah, ia berharap Jakarta segera memperbanyak kolam renang indoor, bukan sekadar untuk kenyamanan berenang, tapi juga menjamin stabilitas ekonomi para pelatih.
“Minimal kami nggak perlu gigit jari tiap kali awan mendung datang,” tandasnya dengan nada setengah bergurau, setengah serius.
Dari pengalaman pahitnya tumbuh dalam keluarga tak harmonis hingga keberaniannya switching karir, Intan menyimpulkan filosofi hidup tegas:
“Wanita, tetaplah berkegiatan, bermanfaat, dan mandiri secara finansial!
Sekalipun pasanganmu mampu membiayai, hidup tak bisa ditebak. Miliki sayapmu sendiri.”
Baginya, mandiri bukan sekadar soal uang, tapi tentang mempertahankan identitas di tengah perubahan hidup.
Air menjadi metafora sempurna perjalanannya: ia belajar mengapung di tengs gelombang keluarga, menyelam mencari potensi diri.
Dan kini melesat membelah air sebagai bukti bahwa perempuan bisa menentukan arus hidupnya sendiri.
Source image: intan

Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.










