Jani, Jangan Paksa Ikuti Trend Jika Tak Sesuai Passion
Iniloh.com Jakarta- Jani adalah sosok serba bisa di dunia kreatif asal Kota Purwokerto, Jawa Tengah.
Perempuan kelahiran dan besar di kota yang terkenal dengan udara sejuk dan pemandangan lereng Gunung Slamet ini menyimpan cerita tentang dedikasi, kecintaan pada dunia hiburan, dan semangat mengikuti kata hati.
“Purwokerto itu istimewa. Dekat dengan Baturraden, alamnya masih asri, dan masyarakatnya hangat. Di sini aku belajar mencintai proses,” ujarnya dengan senyum khasnya.
Jani mengawali karirnya di dunia hiburan sebagai penyiar radio sejak SMA. Kecintaannya pada dunia audio membawanya konsisten mengudara hingga kini di Paduka FM.
“Dulu, aku cuma gadis SMA yang penasaran sama dunia siaran. Alhamdulillah, sampai sekarang masih bisa berbagi cerita lewat radio,” tuturnya.
Pengalaman bertahun-tahun di balik mikrofon mengasah kemampuannya sebagai MC, voice talent (VO), dan bahkan event organizer (EO).
Tak hanya tampil di depan layar, ia juga mahir mengurus logistik di belakang panggung.
“Aku fleksibel. Kadang jadi MC, kadang jadi EO. Pokoknya seru!” candanya.
Kunci keberhasilannya sederhana: terbiasa dan tekun.
“Latihan terbaik ya langsung praktik. Aku terbiasa ngobrol di depan mic, jadi natural aja,” ungkapnya.
Dari sekadar membantu kru event, ia kini memiliki tim sendiri yang dipercaya menggarap acara-acara profesional.
Bagi Jani, bekerja di industri kreatif adalah impian yang terwujud.
“Sukanya jelas: kerja tak terasa capek karena dilakukan dengan hati,” ujarnya.
Namun, ia tak menampik bahwa profesi ini juga punya tantangan.
“Dukanya cuma satu: kadang ketemu klien yang rewel.Tapi, itu jadi pembelajaran buatku lebih sabar,” katanya sambil tertawa.
Baginya, komunikasi dan profesionalisme adalah kunci menjaga hubungan baik dengan klien.
Meski kerap disibukkan jadwal siaran, manggung sebagai MC, dan mengatur event, Jani tetap menikmati dinamika pekerjaannya.
“Dunia kreatif itu unpredictable. Hari ini di studio, besok di lapangan. Tapi justru di situ tantangannya,” tambahnya.
Jani tidak muluk-muluk dalam merancang harapan. Ia berdoa agar kesehatan, karir, dan kehidupan sosialnya terus membaik.
“Yang penting balance. Aku ingin keluarga selalu sehat, pekerjaan lancar, dan bisa terus berkontribusi lewat bidang yang aku cintai,” ucapnya.
Bagi perempuan yang mengaku “gak neko-neko” ini, kebahagiaan terletak pada kemampuan mensyukuri setiap proses.
Jani punya filosofi hidup yang sederhana namun bermakna: “Kerjakan apa yang kamu suka, itu aja kali ya.”
Pesan ini ia buktikan sendiri lewat perjalanan karirnya.
“Jangan paksa diri ikut tren kalau tidak sesuai passion. Fokus pada hal yang membuatmu bersemangat, sisanya akan mengikuti,” tegasnya.
Ia juga mengingatkan agar tidak takut memulai dari kecil. “Aku dulu cuma penyiar radio di kota kecil. Tapi, konsistensi dan ketulusan akhirnya membuka banyak pintu.”
Di balik kesibukannya, Jani tetap menjunjung tinggi nilai-nilai kesederhanaan sebagai anak Purwokerto.
Ia aktif membagikan kesehariannya di Instagram @janipuccio, mulai dari cuplikan siaran radio, behind-the-scenes persiapan event, hingga momen santai menikmati keindahan alam kampung halaman.
“Aku ingin tunjukkan bahwa dari kota kecil seperti Purwokerto, kita juga bisa berkarya dan bersaing,” ungkapnya.
Bagi Jani, kesuksesan bukanlah tentang popularitas, tetapi tentang keberanian mengikuti suara hati.
“Hidup ini singkat. Lebih baik habiskan waktu untuk hal-hal yang membuatmu bangun pagi dengan semangat,” pungkasnya.
Dari lereng Gunung Slamet, ia membuktikan bahwa passion, konsistensi, dan sikap pantang menyerah adalah resep utama meraih kebahagiaan sejati.
Source image: jani
Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.
