Jeana Ayu, Jangan Pernah Berhenti Bermimpi, tapi Jangan Lupa Berdoa dan Minta Restu Ortu
Iniloh.com Jakarta- Lahir dan besar di Jakarta, Jeana Ayu adalah perpaduan sempurna antara kehangatan budaya Jawa dari sang ayah dan semangat pantang menyerah dari darah Nusa Tenggara Timur (NTT) sang ibu.
“Aku selalu bangga punya akar budaya yang beragam. Itu mengajariku untuk fleksibel dan menghargai perbedaan,” ujarnya.
Namun, di balik keramahannya, tersimpan tekad baja seorang atlet polo air berprestasi dan dedikasi sebagai Polwan (Polisi Wanita) lulusan Sekolah Inspektur Polisi Sumber Sarjana (SIPSS) 2024.
Jeana membuktikan bahwa passion dan tanggung jawab bisa berjalan beriringan.
Jeana bukan sekadar atlet biasa. Sejak remaja, ia telah mengukir prestasi di cabang olahraga polo air.
Di PON XX Papua 2021, ia membawa tim DKI Jakarta meraih medali emas.
Dua tahun kemudian, di SEA Games Kamboja 2023, ia menyumbang perunggu untuk Indonesia.
Meski di PON XXI Medan 2024 timnya harus puas dengan perak setelah kalah dari Jawa Barat, semangatnya tak pernah redup.
“Bagi aku, polo air bukan cuma hobi, tapi cara untuk memberi makna pada hidup,” katanya.
Uniknya, di sela latihan dan kompetisi, Jeana juga menjalani karir sebagai Polwan. Lulusan SIPSS 2024 ini mengaku bisa membagi waktu antara tugas negara dan passion-nya.
“Kedisiplinan sebagai atlet sangat membantu aku di dunia kepolisian. Keduanya mengajariku untuk fokus dan tak mudah menyerah,” ungkapnya.
Bagi Jeana, polo air adalah dunia yang penuh warna.
“Aku bersyukur bisa menghasilkan rezeki dari hobi yang aku cintai,” ucapnya.
Ia mengaku tak pernah merasa terbebani oleh jadwal latihan pagi dan sore jelang kompetisi.
“Timku seru banget! Kami saling mendukung, jadi latihan berat pun terasa menyenangkan,” tambahnya.
Kebersamaan inilah yang ia sebut sebagai kunci ketangguhan tim.
Kegagalan di PON Medan 2024 tak ia anggap sebagai akhir.
“Kalah dari Jawa Barat itu pembelajaran. Kami akan evaluasi dan kembali lebih kuat,” tekadnya.
Bagi Jeana, setiap kekalahan adalah batu loncatan menuju kemenangan yang lebih bermakna.
Di balik segudang prestasi, Jeana tetaplah seorang anak yang ingin membahagiakan orang tua.
“Mereka adalah motivasi terbesarku. Aku ingin membuktikan bahwa kerja keras mereka membesarkanku tidak sia-sia,” ujarnya.
Ia juga berharap bisa menjadi inspirasi bagi orang lain.
“Aku ingin karirku sebagai Polwan dan atlit bisa menyentuh hidup banyak orang, sekecil apa pun itu,” tambahnya.
Sebagai Polwan, Jeana berkomitmen untuk melayani masyarakat dengan integritas.
“Tugas ini mengingatkanku bahwa keberhasilan bukan hanya tentang medali, tapi juga tentang memberi dampak positif,” katanya.
Jeana punya pesan sederhana namun penuh makna untuk generasi muda:
“Jangan pernah berhenti bermimpi, tapi jangan lupa berdoa dan minta restu orang tua.”
Ia meyakini bahwa kombinasi kerja keras, doa, dan dukungan keluarga adalah resep sukses.
“Percayalah pada proses. Tuhan tidak akan membawa kita sejauh ini hanya untuk melihat kita gagal,” tegasnya.
Ia juga menekankan pentingnya pola pikir positif.
“Dalam olahraga atau kehidupan, mental adalah kunci. Jika kita yakin bisa, separuh perjuangan sudah selesai,” ujarnya.
Source image: jeana
Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.
