Jen Muliadi, Bugar Tidak Kenal Kata Pensiun!
Iniloh.com Jakarta- Lahir dan besar di Jakarta sebagai anak kedua dari tiga bersaudara, Jen Muliadi mungkin tak menyangka bahwa jalan hidupnya akan membawanya menjadi penyinar harapan bagi kaum lansia.
Awalnya, dunia kebugaran adalah passion pribadi, sebuah antusiasme yang membawanya menjadi fitness enthusiast dan bahkan yoga teacher.
Ia merasakan langsung transformasi luar biasa yang dibawa oleh latihan beban dan kesadaran tubuh.
Namun, titik balik sejati datang bukan dari studio kebugaran yang trendy, melainkan dari rasa cinta seorang anak.
“Karena Mama problem di kaki,” ungkap Jen dengan nada lembut, “.”
Perjuangan sang ibu menjadi katalisator yang mengubah hobinya menjadi misi hidup.
Dari situ, pandangannya terhadap dunia fitness mengalami pergeseran mendalam.
Bukan lagi sekadar membentuk otot atau mencapai postur sempurna, tapi tentang mempertahankan martabat dan kualitas hidup di usia senja.
“Saya merasa ini adalah panggilan saya untuk membantu banyak lansia lain,” tekadnya bulat.
Ia menyadari bahwa kebutuhan lansia sangat unik: memerlukan pendekatan khusus, kesabaran ekstra, dan pemahaman mendalam tentang keterbatasan fisik yang mungkin terjadi.
Passion-nya beralih dari membangun six-pack menjadi membangun kekuatan untuk naik-turun tangga dengan aman.
Dari downward dog yang sempurna menuju gerakan sederhana yang menjaga mobilitas dan mencegah cedera.
Baginya, kreativitas dalam mendesain program dan pendekatan bagi lansia bukanlah bakat bawaan, melainkan buah dari sikap mental yang terus diasah.
“Tips untuk kreatif adalah selalu mau belajar,” paparnya.
Kuncinya sederhana namun mendalam: “Stay curious, stay open minded“.
Jen menekankan pentingnya terus mengasah rasa ingin tahu dan membuka diri terhadap ilmu baru, teknik terbaru.
Serta yang tak kalah penting banyak belajar dari pengalaman orang lain, baik sesama trainer maupun langsung dari para lansia yang dilatihnya.
Setiap keluhan, setiap keberhasilan kecil, dan setiap tantangan yang dihadapi lansia menjadi sumber pembelajaran berharga untuk menciptakan solusi yang lebih baik.
Harapan Jen untuk masa depan jelas dan penuh kepedulian: “Semoga semua orang bisa lebih aware akan kesehatan dan kebugaran.”
Ia membayangkan sebuah masyarakat di mana kesadaran akan pentingnya menjaga kebugaran sejak dini menjadi budaya.
Sehingga masa tua tak lagi identik dengan kelemahan dan ketergantungan, melainkan dengan kemandirian dan kualitas hidup yang terjaga.
“Sehingga saat tua nanti bisa tetap bugar dan mempunyai kualitas hidup yang baik,” imbuhnya, menggambarkan visi masa tua yang aktif dan bermartabat.
Filosofi hidup Jen Muliadi terangkum dalam pesan singkat namun penuh kekuatan:
“Bugar tidak kenal kata pensiun.
Hidup memang di tangan Tuhan, tapi menjaga kesehatan dan tetap bugar adalah bentuk menghargai tubuh dan hidup yang Tuhan telah berikan.”
Source image: jen

Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.










