Jessica Dharsana, Lari Bukan Sekadar Olahraga, Melainkan Filosofi Hidup
Iniloh.com Jakarta- Jessica Dharsana adalah sosok yang akrab dengan dua dunia: keramahan Solo dan dinamika Jakarta.
Lahir di Solo, ia menghabiskan masa kecil di Jakarta, namun kampung halaman tetap memiliki tempat spesial di hatinya.
“Solo selalu jadi tempat pulang. Kenangan terindahku adalah rumah kakek-nenek, masakan rumahan, serta rutinitas ke pasar dan naik becak,” ungkapnya.
Meski besar di ibu kota, ia menyimpan kesan mendalam tentang kesederhanaan Solo—nuansa yang mengajarkannya arti keluarga dan tradisi.
Kini, Jakarta membentuknya menjadi pribadi tangguh, sementara Solo mengingatkannya pada akar yang tak boleh terlupakan.
Jessica tak hanya mengelola bisnis penyedia hampers, souvenir, dan dekorasi, tetapi juga mengejar gelar MBA di Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan beasiswa.
“Saya ingin membuktikan bahwa bisnis dan pendidikan bisa berjalan beriringan,” ujarnya.
Di balik kesibukannya, ia menemukan kebahagiaan dalam berlari. Bagi dia, lari bukan sekadar olahraga, melainkan filosofi hidup.
“Lari mengajarkan disiplin, ketahanan mental, dan cara menghargai proses. Setiap langkah adalah metafora untuk mencapai tujuan,” tambahnya.
Aktivitas ini juga membuka jaringan pertemanan dan wawasan baru, meski tak lepas dari tantangan: kulit gosong, kejenuhan, dan rasa lelah yang kerap menyerang.
Sebagai pelari, Jessica mengaku mendapat banyak manfaat: tubuh sehat, jaringan pertemanan luas, dan pikiran yang terbuka.
“Lari membuatku lebih menghargai tubuh sendiri dan belajar bersabar,” katanya.
Namun, ia tak menampik bahwa hobi ini membutuhkan komitmen tinggi.
“Kadang kaki terasa berat, apalagi kalau cuaca panas. Tapi begitu sampai garis finish, semua rasa capek terbayar,” ujarnya sambil tersenyum.
Baginya, lari adalah cerminan hidup—tak selalu mudah, tapi selalu ada kebahagiaan di ujung perjuangan.
Prinsip hidup Jessica diinspirasi oleh pesan almarhum dosennya:
“Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain.”
Kalimat ini ia jadikan kompas dalam berbisnis, belajar, dan berinteraksi sosial. “Harapanku sederhana: lewat hampers, aku ingin menyebarkan kebahagiaan.
Lewat pendidikan, aku ingin membuka peluang bagi diri sendiri dan orang lain,” tuturnya.
Ia juga aktif berbagi pengetahuan seputar manajemen bisnis dan tips hidup sehat kepada komunitas pelari yang ia ikuti.
Bagi Jessica, belajar bukan hanya tentang gelar atau materi, melainkan proses membangun karakter.
“Saya percaya belajar itu seumur hidup.Ini cara kita menciptakan peluang dan membentuk generasi yang lebih baik,” tegasnya.
Prinsip ini ia terapkan di segala lini: saat merancang dekorasi untuk klien, mengerjakan tugas kuliah, atau sekadar membaca buku tentang filosofi lari.
“Setiap hari adalah kesempatan untuk tumbuh, bahkan dari hal kecil,” tambahnya.
Meski kini sibuk di Jakarta dan Yogyakarta, Jessica tetap menjadikan Solo sebagai sumber inspirasi.
Sentuhan tradisi dalam desain hampers bisnisnya sering kali terinspirasi dari motif batik atau kerajinan khas Solo.
“Aku ingin produkku tak hanya cantik, tapi juga menyimpan cerita budaya,” ujarnya.
Di sisi lain, kecepatan Jakarta mengajarkannya untuk terus berinovasi agar tak tertinggal zaman.
Source image: Jessica
Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.
