Jessy, Pertemanan Sehat Dibangun dengan Saling Mendengarkan dan Tanpa Menghakimi 

Iniloh.com Jakarta- Jessy, perempuan energik asal Surabaya ini, tumbuh di tengah gemerlap kota besar yang tak pernah tidur.

Namun, di balik dinamika kehidupan urban, ia dibesarkan dalam keluarga yang penuh cinta dan kehangatan.

Masa kecil saya diwarnai kebersamaan. Keluarga mengajarkan saya bahwa rumah adalah tempat untuk pulang, sekaligus sumber kekuatan,” ujarnya.

Nilai-nilai ini menjadi pondasi yang membentuknya menjadi pribadi yang percaya diri namun tetap rendah hati.

Sebagai ibu rumah tangga sekaligus profesional, Jessy punya filosofi jelas:

Prioritaskan pekerjaan, tapi jangan lupa sisihkan waktu untuk keluarga.”

Baginya, kunci harmonisasi terletak pada perencanaan keuangan dan komunikasi dua arah dengan pasangan.

Dulu, saya tidak melek soal simpanan masa depan. Sekarang, saya tekankan pada keluarga muda: selagi produktif, sisihkan dana darurat, jangka pendek, dan jangka panjang,” tegasnya.

Ia kerap berbagi pengalaman pribadi tentang pentingnya antisipasi finansial, terutama untuk situasi kritis seperti sakit atau kehilangan pencari nafkah.

Sebelum menjadi konsultan keuangan, Jessy berprofesi sebagai chef di bisnis F&B Surabaya sejak 2014.

Hobinya bereksperimen dengan masakan dan pastry kini ia salurkan melalui usaha katering untuk acara formal maupun informal.

Memasak adalah cara saya mengekspresikan kreativitas,” katanya. Namun, passion-nya terhadap edukasi finansial membawanya ke dunia perencanaan keuangan.

Saya ingin masyarakat sadar: merencanakan keuangan bukan hanya untuk pensiun, tapi juga untuk mimpi seperti membeli rumah atau pendidikan anak,” tambahnya.

Di tengah kesibukan, Jessy aktif bersosialisasi dengan prinsip jelas:

Tak perlu ikut campur urusan rumah tangga, harta, atau status orang lain.”

Ia percaya bahwa pertemanan sehat dibangun dari saling mendengar tanpa menghakimi.

Kalau ada yang curhat, cukup empati. Jaga lisan, jangan sampai cerita mereka jadi bahan gosip,” ujarnya.

Prinsip ini juga ia terapkan dalam organisasi, di mana ia kerap menjadi tempat bertukar pikiran tanpa prasangka.

Jessy berharap keluarga-keluarga muda memahami pentingnya komunikasi terbuka. “Diskusi dengan pasangan, sekecil apa pun, bisa mencegah konflik,” katanya.

Di tingkat sosial, ia ingin masyarakat berhenti menghakimi kesalahan orang lain.

Satu kesalahan tak boleh menutup seribu kebaikan. Kita tak tahu sekuat apa mental seseorang,” ucapnya.

Ia juga gencar mengedukasi lingkaran terdekat tentang pola hidup sehat: makan bergizi, olahraga teratur, dan hindari rokok.

Pengalaman berada di titik terendah hidup mengajarkan Jessy arti empati.

Saya ingin perempuan paham: kelas diri kita diukur dari cara membuat orang lain merasa berharga,” ujarnya.

Baginya, menyemangati sesama adalah bentuk keberhasilan sejati.

 

Source image: jessy

You May Also Like

Cynthia Agatha de Ruiter, Konsisten Berusaha dan Berbuat Baik Hasil Pasti Kan Terlihat 
Cynthia Agatha de Ruiter, Konsisten Berusaha dan Berbuat Baik Hasil Pasti Kan Terlihat 
Maharatih, SH. MH: Hidup Adalah Seni yang Harus Dirajut dengan Kesadaran Penuh
Maharatih, SH. MH: Hidup Adalah Seni yang Harus Dirajut dengan Kesadaran Penuh
Yunita Kumala, Jangan Ikutan Tren Jika Tak Sesuai Nilai Diri
Yunita Kumala, Jangan Ikutan Tren Jika Tak Sesuai Nilai Diri
Nurul, Mimpi Itu Seperti Benih Rawatlah dengan Persiapan Mentalitas dan Kesabaran 
Nurul, Mimpi Itu Seperti Benih Rawatlah dengan Persiapan Mentalitas dan Kesabaran 
Zahira Syafitri, Lakukan Hal Positif Sekecil Apapun, Ini Lebih Bermakna dalam Hidup!
Zahira Syafitri, Lakukan Hal Positif Sekecil Apapun, Ini Lebih Bermakna dalam Hidup!
Syarah Alfiani, Kualitas Seseorang Terlihat dari Ucapan Tindakan dan Karyanya 
Syarah Alfiani, Kualitas Seseorang Terlihat dari Ucapan Tindakan dan Karyanya