Jocelyne Barus, Lakukan Bagianmu dengan Sepenuh Hati dan Suka Cita!
Iniloh.com Jakarta- Lahir dan dibesarkan di jantung Ibu Kota, Jocelyne Barus membawa dalam dirinya warisan budaya yang kaya dan hangatnya keluarga Batak Karo.
“Aku lahir dan besar di Jakarta Timur tetapi berasal dari Suku Batak Karo,” ungkapnya, merangkum identitas ganda yang membentuknya.
Almarhum ayahnya berasal dari Bukum dan ibunya dari Tigalingga, dua titik di tanah Karo yang menjadi akar leluhurnya.
Sebagai anak sulung dari tiga bersaudara, Jocelyne tumbuh dalam lingkungan keluarga yang menjadi fondasi kuat karakternya.
“Aku besar di lingkungan Keluarga yang hangat, penuh cinta,” kenangnya.
Keluarga inilah yang mendidiknya dan adik-adik untuk bertanggung jawab dalam segala hal, mencintai Tuhan serta memanfaatkan setiap momen berharga yang ada.
Nilai-nilai tanggung jawab, kehangatan, dan spiritualitas inilah yang menjadi kompas hidupnya, meski Jakarta Timur menjadi latar tempat ia mengarungi masa kecil dan remaja.
Di tengah denyut kehidupan metropolitan, Jocelyne membangun karir profesional yang solid.
Saat ini, ia adalah karyawan di salah satu anak Perusahaan Astra, sebuah grup bisnis terkemuka dan terpercaya di Indonesia. Gelar sarjananya diperoleh dari Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran (Unpad), sebagai lulusan angkatan 2020.
Namun, hidup Jocelyne tidak hanya diwarnai oleh rutinitas korporat dan latar belakang hukumnya.
Ada warna lain yang sama pentingnya, bahkan mungkin lebih personal: pelayanannya di gereja.
“Di sela-sela bekerja, saya juga melayani di gereja sebagai songleader ibadah,” jelasnya.
Peran sebagai pemimpin pujian (songleader) ini bukan sekadar hobi, melainkan panggilan hati, sebuah bentuk dedikasi dan ekspresi iman yang dalam, menyeimbangkan dinamika dunia profesionalnya.
Mengenai profesi utamanya di dunia korporat, Jocelyne menyatakan rasa syukur yang mendalam.
“Puji Tuhan Sesuai passion dan apa yang aku bayangkan sedari SMA,” ujarnya dengan keyakinan.
Pekerjaan di anak perusahaan Astra ini bukan hanya sekadar pencarian nafkah, tetapi realisasi dari cita-cita yang dipupuk sejak lama.
Tantangan pun dihadapinya dengan sikap positif.
“Pekerjaan ini menuntut aku utk terus belajar, berpikir kritis dalam menyelesaikan suatu tugas,” paparnya.
Tuntutan untuk terus berkembang, mengasah ketajaman analisis, dan menyelesaikan persoalan secara kritis justru ia lihat sebagai bagian yang memperkaya dan mempertajam kemampuannya, mengukuhkan bahwa ia memang berada di jalur yang tepat.
Harapan dan doa Jocelyne untuk orang-orang di sekitarnya, maupun untuk pembaca yang lebih luas, disampaikannya dengan kalimat penuh kekuatan dan penghiburan yang berasal dari keyakinan imannya.
“Kalau teman-teman sedang menghadapi masalah, ingat kalau Tuhan gaakan kasih kita cobaan melewati batas kemampuan kita,” pesannya.
Ini adalah pengingat untuk senantiasa bersandar pada kekuatan yang lebih besar, percaya bahwa setiap kesulitan yang dihadapi selalu disertai dengan kemampuan untuk melaluinya.
Pesan universal yang ingin Jocelyne sampaikan kepada seluruh pembaca di Indonesia singkat, jelas, namun sarat makna dan menjadi prinsip hidupnya sendiri:
“Lakukan apa yang menjadi bagianmu dengan sepenuh hati dan sukacita.”
Source image: josecylne

Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.










