Julia Nikita, Ketegaran Bukan Berarti Tidak Merasakan Sakit!

Iniloh.com Jakarta- Dari ujung utara Nusantara, di mana laut biru bertemu gunung hijau, tumbuhlah jiwa tangguh bernama Julia Nikita.

Manado bukan sekadar tempat lahir, melainkan denyut pertama dalam hidupnya.

Kenangan masa kecilnya diwarnai petualangan berpindah sekolah, namun satu fase yang membekas dalam adalah saat ia tinggal di sebuah desa yang “syahdu”.

Udara yang sejuk, orang-orang yang ramah, dan teman-teman yang luar biasa,” kenangnya dengan hangat.

Di sanalah kebahagiaan sederhana ditemukan: bermain di tengah hamparan sawah, menatap pemandangan yang kini ia sadari sebagai keajaiban alam.

Fondasi terkuatnya? Keluarga penuh cinta yang selalu saling menyayangi dan saling mendukung.

Era tanpa gawai itu justru mengajarkannya arti kebahagiaan yang murni dan hubungan manusia yang dalam.

Kini, Julia mengarungi dunia yang berbeda sebagai seorang Tenant Relation di perusahaan properti swasta.

Rutinitasnya padat, bekerja Senin hingga Sabtu. Namun, syukur tak pernah absen dari sikapnya.

Aku sangat bersyukur dengan pekerjaan dan lingkungan kantor, yang membuat aku enjoy menjalani hari-hari yang ada,” ujarnya.

Pekerjaan yang menuntutnya sering bertemu orang ini dijalani dengan senyuman, meski lelah kadang mengintai. Di situlah ketegarannya diuji:

Jika sedang lelah, selalu berpikir untuk tetap bersukacita,” tekadnya.

Ia memahami betul bahwa mood yang buruk hanya akan merugikan diri sendiri dan orang lain, serta berpotensi menimbulkan penyesalan.

Senyumnya adalah senjata dan pilihan sadar untuk menjaga kualitas kerja dan relasi.

Sebagai bentuk apresiasi untuk diri sendiri yang telah berjuang, Julia meluangkan waktu untuk travelling.

Bagi perempuan Manado ini, menjelajah bukan sekadar rekreasi, tapi investasi jiwa.

Dengan travelling kita bercerita tentang pengetahuan baru, bertemu orang-orang baru, dan juga pengalaman baru yang akan menjadi pelajaran dan tidak akan terlupakan,” paparnya.

Setiap perjalanan adalah lembaran baru dalam buku hidupnya, mengisi ruang pikiran dengan perspektif segar dan menguatkan jiwanya untuk kembali ke rutinitas.

Harapannya untuk semua yang membaca kisahnya tulus dan universal:

Semoga setiap yang membaca bisa memiliki hati yang kuat, selalu sehat, dan memiliki kehidupan seperti yang diinginkan.

Doa ini mencerminkan jiwa empatiknya, menginginkan kebaikan yang sama ia rasakan untuk orang lain.

Pesan yang ingin Julia bagikan adalah kristalisasi dari perjalanan hidupnya  sebuah filosofi ketegaran yang realistis dan penuh harapan:

“Ketegaran bukan berarti tidak merasakan sakit tapi tentang bangkit kembali saat terjatuh.”

 

 

Source image: julia

You May Also Like

Anisa Pianika, Kadang Sukses Butuh Waktu Lama, Percayalah Semua Proses Berarti
Anisa Pianika, Kadang Sukses Butuh Waktu Lama, Percayalah Semua Proses Berarti
Shefanny Lujingga, Ketika Rasa Sakit dari Rintangan Terlalu Besar Tantang Diri Kita Menjadi Lebih Kuat
Shefanny Lujingga, Ketika Rasa Sakit dari Rintangan Terlalu Besar Tantang Diri Kita Menjadi Lebih Kuat
Asahi Asry Larasati, Obat Sakit Hati Terbaik Adalah Pencapaian dan Prestasi
Asahi Asry Larasati, Obat Sakit Hati Terbaik Adalah Pencapaian dan Prestasi
Veea Isyana, Jangan Tunggu Sakit Untuk Mulai Olahraga, Memulai dari Paling Ringan Dulu
Veea Isyana, Jangan Tunggu Sakit Untuk Mulai Olahraga, Memulai dari Paling Ringan Dulu
Rahadeni T.A. Amranani: Membangun Usaha Sendiri Membuatnya Merasa Lebih Berarti
Rahadeni T.A. Amranani: Membangun Usaha Sendiri Membuatnya Merasa Lebih Berarti
Revy Julia, Setiap Langkah Kecil Kita Ke Gaya Hidup Sehat Adalah Investasi Masa Depan
Revy Julia, Setiap Langkah Kecil Kita Ke Gaya Hidup Sehat Adalah Investasi Masa Depan