Karen Nijsen: Aku Ingin Menulis Buku Anak, Punya PAUD Sendiri & Mengajar Bahasa

Nosel Jakarta- Publik Indonesia mengenalnya sebagai  model dan pemain film cantik sosok blasteran Minang-Belanda ini.  Dan kita akan kulik wanita cantik penyayang keluarga dan suka kegiatan sosial ini dengan sisi yang lain. Karen yang menguasai beberapa bahasa asing ini tentu saja juga seorang kutu buku dan saat masa kecil sampai remaja bercita-cita menjadi seorang penulis.

Beberapa yang sering ia buat ialah cerita pendek, dan sajak-sajak atau puisi. Bahkan ia sempat mau masuk di jurusan jurnalistik di sebuah kampus di Spanyol, dan tidak jadi  karena ia terlanjur mengambil cuti tahunan, serta pindah ke Indonesia dan menekuni dunia entertainmen ini.

Ia mengakui kutu bukunya ini dimulai dari usia yang sangat dini, dan Karen ingat ada satu peristiwa di mana ia dimarahi sang Papa karena kemana-mana selalu membawa buku. Saat pergi ke restoran, ada pertemuan keluarga dll, dan tentu saat ia traveling dan ada di mobil, pesawat dan satu destinasi ia pasti akan membawa buku yang memang sudah dipersiapkan sedari awal.

Sekarang Karen suka membaca novel-novel romantis, karena sangat enak di baca dan juga pas dengan situasi hatinya yang sedang tertambat hatinya dengan seseorang. Atau dalam rangka memupuk cinta nya agar semakin subur dan lekas berbuah indah ya Karen. Salah satu buku bacaan favorit dan masterpiece pemain web series film Diva ini salah satunya yang berjudul The Great Gatsby karya F Scoot Fitzgerald.

Karen saat di tanya kapan akan memulai untuk menulis lagi, ia dengan tersenyum mengatakan bahwa mungkin ia akan mencoba untuk menulis buku anak-anak dulu, karena selain ia sangat ,mencintai anak kecil yang lucu, dunia kegembiraan anak-anak juga ada konten-konten latihan di sana.

Karen sangat menyukai dunia sosial dan kedermawanan yang ditularkan dan Papa Ibunya kenalkan sedari kecil juga. Ia mempunyai charity bernama Satu Langkah Satu Karya, ini masih baru, dan idenya awal berawal dari saat awal pindah ke Indonesia, dan ia kebetulan menguasai lebih dari lima bahasa asing, dan Karen sangat senang ketika melihat anak-anak kecil yang niat belajar tinggi dan mempunyai potensi besar tentu saja. Anak yatim, anak-anak di PAUD  dan lainnya jika ia juga bisa berbahasa asing, ini sangat membantu untuk masa depannya yang cerah.

Kegiatan charitinya pun walau baru saja berdiri, program sudah berjalan. Karen langsung turun tangan dan menyempatkan di sela jadwal padat shooting, pemotretan dll nya untuk singgah dan mengajar adik-adik di PAUD. Karen sangat menyukai dunia ini, kegembiraan dan keluguan mereka menular dan memberikan energi positif dan semangat buat ia.

Mimpi ke depan, Karen ingin agar ia bisa mempunyai sekolah sendiri, atau minimal mempunyai lapangan sepakbola sendiri yang layak dan permanen sebagai awalan.

Banyak negara-negara yang diluar negeri yang berkesan untuk Karen, karena ia berpindah-pindah negara mengikuti Papa Ibunya. Tetapi London, tetap istimewa baginya, karena selama tinggal di London memori-memori indah dan klasiknya sangat mengena di hati dan tak akan pernah hilang, seperti suasana winter, perayaan natal, dekorasi dan tata kota, wahana permainan, toko-toko dan banyak hal lainnya.

Karen dalam penutupnya ingin berpesan kepada kita semua bahwa, apapun prestasi, kesuksesan dan pencapaian yang kita dapat jangan lupakan keluarga kita. Keluarga ialah segalanya, dan ia jujur menyadarinya juga akhir-akhir ini. Kadang kita merasa sok tahu kepada Papa Ibu kita akan satu hal dan menggurui ya, pengen independen dan dewasa segera, tak di atur-atur lagi.

Tapi sekarang, ia lebih intim dan menghabiskan waktu sebisa mungkin dengan keluarga. Dan bentuk-bentuk sayang, perhatian akan ia berikan disela,  jeda jadwal entertainmennya yang padat, dengan cara seperti mengajak jalan-jalan ke taman, kebun binatang, membawakan kue, dan tentu saja komunikasi akan sesuatu.

Sosok kedua orang tuanya  memberikan keteladanan dan role model ke depan jika ia membina mahligai rumah tangga. Sosok  malaikat dan penuntun buat Karen bisa untuk terus maju dan sukses di dunianya sekarang ini. Papa   seorang yang tangguh, pekerja keras, bijaksana, pemimpin yang tegas untuk anak-anaknya, dan dominan di rumah tangga, sedang Ibu seorang yang manis, lembut, baik dan apa-apa selalu mengutamakan isi dan suara hatinya. Aku beruntung sekali memiliki keduanya, Papa dan Ibu aku.

Terima kasih untuk yang sudah mampir, dan sedikit membaca cerita singkatku ini. Ingat, keramahan dan kebaikan itu gratis, dan tidak ada alasan untuk tidak menjadi orang baik  kita semua, aku dan kawan-kawan.

Jangan jadi orang yang suka membicarakan aib, atau kejelekan orang lain dan mudah menghakimi, Kita semua punya masalah, dan tak tahu di fase apa, atau detail dan awal bagaimana ia punya satu masalah. Kita semuanya sama, dan kita semuanya punya hati dan i just wish everyone would be kinder and more forgiving.

 

 

 

 

 

You May Also Like

Shifa Nur, Jangan Pernah Biarkan Rasa Takut Menghalangi Impian Kita
Shifa Nur, Jangan Pernah Biarkan Rasa Takut Menghalangi Impian Kita
Dewi Ariny Wulandari, SH. MK.n: Setiap Perbuatan Baik Kecil Apapun Tak Kan Sia-sia
Dewi Ariny Wulandari, SH. MK.n: Setiap Perbuatan Baik Kecil Apapun Tak Kan Sia-sia
Abillo, Ketika Kita Hilang Harapan Ingatlah Tuhan Telah Ciptakan Rencana Indah di Hidup Kita
Abillo, Ketika Kita Hilang Harapan Ingatlah Tuhan Telah Ciptakan Rencana Indah di Hidup Kita
Nanda, Para Ibu dan Beragam Peranannya Adalah Dunia yang Sangat Besar Bagi Anak-anaknya
Nanda, Para Ibu dan Beragam Peranannya Adalah Dunia yang Sangat Besar Bagi Anak-anaknya
Fetri Dwi Amlika Hamid, Buah dari Kebaikan Kan Kita Dapatkan dari Berbagai Situasi di Keseharian
Fetri Dwi Amlika Hamid, Buah dari Kebaikan Kan Kita Dapatkan dari Berbagai Situasi di Keseharian
Neni PS, Tak Harus Lebih Hebat dari Lainnya Cukup Lebih Baik dari Diri Kita Kemarin
Neni PS, Tak Harus Lebih Hebat dari Lainnya Cukup Lebih Baik dari Diri Kita Kemarin