Katherin Yohana, No Dream Is Too Big!
Iniloh.com Jakarta- Katherin Yohana, perempuan asli Solo dengan senyum hangat khas Jawa Tengah, membawa kenangan masa kecil yang bahagia sebagai fondasi hidupnya.
Dibesarkan dalam keluarga penuh cinta bersama orang tua dan ketiga saudarinya, hari-harinya diwarnai quality time berkualitas dan petualangan liburan bersama.
Kebersamaan itu mengajarkannya nilai keluarga dan kebahagiaan sederhana.
Namun, jiwa petualang Katherin mendorongnya merantau kuliah di Surabaya dan kemudian membangun karier di Bandung.
“Aku merantau karena pengen tahu kehidupan lebih besar lagi,” ujarnya.
“Selalu ada yang menarik ketika ketemu orang-orang dan budaya yang baru.”
Kini, Katherin mendedikasikan hari-harinya sebagai karyawan swasta di perusahaan ritel, tepatnya di divisi Learning and Development (L&D).
Di sinilah ia berkontribusi mengembangkan potensi orang lain.
Di tengah kesibukan profesionalnya, Katherine menemukan pelarian dan sumber kekuatan baru yang tak terduga: lari.
Awalnya, di tahun 2018, lari hanyalah ajakan casual dari seorang teman.
Tapi sesuatu terjadi. Katherine menemukan enjoyment yang tak terduga di setiap langkahnya.
Ia pun mulai menantang diri, perlahan-lahan menaklukkan jarak yang semakin jauh.
Dimulai dari balapan 5K, kemudian meningkat ke 10K, lalu setengah marathon (21K).
Puncak dedikasinya terwujud tahun lalu ketika ia berhasil menyelesaikan lari pertamanya sejauh Full Marathon (42K).
Semangatnya tak surut, tahun ini ia bahkan menargetkan untuk menaklukkan dua Full Marathon!
Bagi Katherin, lari jauh lebih dari sekadar olahraga fisik. Ia menjadi cermin dan guru kehidupan yang berharga.
“Aku belajar banyak dari lari, khususnya mengenal diri sendiri dan disiplin,” ungkapnya.
“Dari lari aku juga belajar untuk fokus sama tujuan, dan membagi target jadi step by step yang harus dinikmati.”
Ia menekankan pentingnya tidak mudah terdistraksi membandingkan diri dengan pelari lain.
“Jangan sering-sering liatin sekeliling sehingga buat kita terpacu pengen kayak orang lain, nikmati aja setiap langkah kita.”
Prinsip ini, ia akui, sangat paralel dengan hidup: perlu fokus dan mengatur ritme (pace) diri sendiri agar tidak kelelahan sebelum waktunya.
Tentunya, ada suka pasti ada duka. Lelah fisik adalah teman tetap.
Kadang, rencana latihan yang sudah disusun rapi pun berantakan karena hal tak terduga. Di sini, Katherin belajar untuk bersikap santai.
“Dukanya ada lelah, kadang udah ada rencana latihan tapi ada aja yang bikin kita batal. Jadi ya santai aja, besok latihan lagi.”
Ia memahami bahwa kemunduran bukanlah akhir, melainkan bagian dari proses.
Harapan Katherin untuk masa depan terdengar sederhana namun mendalam:
“Ingin semakin mengenal diri, selalu jadi best version of me dalam segala aspek kehidupan.”
Ia ingin terus tumbuh secara spiritual, berkembang di karir, membina hubungan yang bermakna, dan tentu saja, menjaga kehangatan keluarganya.
Katherin menutup dengan pesan yang menjadi prinsip hidupnya, terinspirasi langsung dari perjalanan lari dan perantaunya:
“No dream is too big. Strategize it step by step, stay focused and continuously improve.”
Source image: Katherin

Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.










