Kiki Handayani, Ibu Sejati Tidak Dinilai Dari Profesinya!

Iniloh.com Jakarta- Berasal dari Desa Battang Barat (Puncak), Palopo, Sulawesi Selatan, Kiki Handayani menghirup udara pegunungan yang sejuk sejak kecil.

Jarak 30 km dari pusat kota dan lokasi rumahnya yang tepat di pinggir jalan poros penghubung Palopo-Tana Toraja, membentuk pengalaman masa kecil yang unik.

SD-nya jauh kurang lebih 10 km,” kenangnya, menggambarkan awal perjalanan panjangnya yang mengharuskan ia berpindah-pindah sekolah sambil mengikuti keluarga.

Tantangan geografis ini mungkin menjadi cikal bakal ketangguhannya, mengajarkannya adaptasi sejak dini di tengah alam yang indah namun menuntut.

Sebelum mengarungi bahtera rumah tangga, Kiki pernah merasakan dunia kerja sebagai sales mobil di Honda Sanggar Laut Palopo.

Pengalaman ini memberinya wawasan dan interaksi di dunia bisnis. Namun, hidup membawanya pada babak baru setelah menikah.

Ia memutuskan berhenti bekerja dan mengikuti sang suami merantau ke Bahodopi, Sulawesi Tengah.

Di sinilah peran utamanya bergeser sepenuhnya: menjadi Ibu Rumah Tangga penuh waktu yang berdedikasi penuh mengasuh anak.

Keputusan ini bukan pengunduran diri, melainkan pilihan sadar untuk “kesehatian” keluarga, menempatkan pengasuhan sebagai prioritas utama.

Menjaga keharmonisan keluarga, bagi Kiki, bertumpu pada dua pilar utama: saling percaya dan saling mendukung. Prinsip sederhana namun mendalam ini menjadi fondasi kokoh rumah tangganya.

Dalam mengasuh anak, Kiki menerapkan filosofi praktis yang sarat kehangatan. Ia sangat menekankan pentingnya komunikasi dua arah, di mana anak selalu dilibatkan dalam percakapan dan suara mereka didengarkan dengan penuh perhatian.

Kiki juga memahami bahwa pengasuhan adalah sebuah proses panjang, sehingga ia mengedepankan kesabaran tanpa batas dalam setiap langkahnya.

Nilai sopan santun pun ditanamkannya sejak dini, dengan mengajarkan dasar-dasar tata krama dan rasa hormat kepada orang lain sedari anak masih kecil.

Tak kalah penting, Kiki selalu memberikan dukungan positif berupa pujian, dukungan, dan dorongan yang tulus untuk membangun kepercayaan diri dan kesejahteraan emosional anak.

Keempat prinsip ini: komunikasi, kesabaran, kesopanan, dan dukungan menjadi pilar dalam pendekatan pengasuhannya yang penuh cinta.

Kiki menyadari betul kompleksitas dunia saat ini.

Dunia saat ini sedang tidak baik-baik saja,” ujarnya dengan jujur.

Namun, di tengah ketidakpastian itu, harapan dan doa baiknya tegas: “Kita harus tetap berusaha baik dalam segala hal.”

Pesan ini adalah seruan untuk menjaga kebaikan dan integritas sebagai individu dan bagian dari keluarga, apapun tantangan yang dihadapi di luar.

Pesan Kiki untuk para pembaca, terutama para ibu, sangat mengena dan membebaskan:

“Ibu sejati tidak dinilai dari profesinya.

Tapi jadilah ibu yang bahagia dalam mengasuh anak dan keluarga menurut versi terbaik diri sendiri!”

 

 

Source image: kiki

You May Also Like

Dita Handayani, SH: Let The Beauty Of What You Love Be What You Do
Dita Handayani, SH: Let The Beauty Of What You Love Be What You Do
Nanda, Para Ibu dan Beragam Peranannya Adalah Dunia yang Sangat Besar Bagi Anak-anaknya
Nanda, Para Ibu dan Beragam Peranannya Adalah Dunia yang Sangat Besar Bagi Anak-anaknya
Tessa Bara, Jadilah Ibu yang Bahagia Tak Harus Menunggu Sempurna
Tessa Bara, Jadilah Ibu yang Bahagia Tak Harus Menunggu Sempurna
Salsabila Nevia, Walau Ibu Rumah Tangga Kita Tetap Bisa Berkembang dan Eksplorasi Hobi
Salsabila Nevia, Walau Ibu Rumah Tangga Kita Tetap Bisa Berkembang dan Eksplorasi Hobi
Miralda Indriani Dewi, SE: Penghargaan Sejati Diperoleh Bukan Banyaknya Uang Tapi Sikap dan Kepribadian
Miralda Indriani Dewi, SE: Penghargaan Sejati Diperoleh Bukan Banyaknya Uang Tapi Sikap dan Kepribadian
Hera Ch Stevanie Ratulangi, Kesuksesan Sejati Ialah Ketika Bisa Memberi Manfaat Bagi Orang Lain
Hera Ch Stevanie Ratulangi, Kesuksesan Sejati Ialah Ketika Bisa Memberi Manfaat Bagi Orang Lain