Komala F. Cibro, Hidup Itu Bukan Tentang Menang dan Kalah!
Iniloh.com Jakarta- Lahir di Kabupaten Aceh Singkil, tumbuh besar di Kabupaten Pakpak Bharat, dan telah menghabiskan 8 tahun terakhir di Pekanbaru, Komala F. Cibro adalah sosok yang akrab dengan keindahan alam dan kekuatan komunitas.
“Desa tempat saya tinggal dan tumbuh besar sangat sejuk. Saya banyak menghabiskan waktu mandi di sungai bersama teman dan tetangga karena sungai sangat dekat dengan rumah,” kenangnya dengan rindu.
Di balik keceriaan masa kecilnya yang diwarnai kebersamaan, Komala juga menyimpan rasa syukur atas keluarga yang selalu mendukungnya.
“Mereka mengajarkan saya arti gotong royong dan pentingnya berbagi,” ujarnya.
Nilai-nilai inilah yang kelak membentuk jalan hidupnya sebagai pekerja sosial.
Kini, Komala mendedikasikan diri sebagai pekerja sosial yang fokus pada pendidikan dan pemberdayaan masyarakat.
Pilihannya ini tidak lepas dari pengamatan mendalam terhadap kondisi lingkungan sekitarnya.
“Saya ingin membantu masyarakat, terutama yang tertinggal dalam hal pendidikan dan ekonomi, untuk bangkit menemukan potensi diri,” jelasnya.
Bagi Komala, pekerjaan ini bukan sekadar profesi, melainkan panggilan hati. Setiap hari, ia bertemu dengan individu dari berbagai usia dan latar belakang.
“Interaksi dengan masyarakat memberiku banyak pelajaran hidup. Mereka mengajariku tentang ketangguhan dan cara melihat dunia dari sudut pandang berbeda,” ungkapnya.
Meski penuh kepuasan, perjalanannya sebagai pekerja sosial tidak selalu mulus.
“Sukanya, saya bisa bertemu banyak orang dengan karakter unik. Tapi, dukanya terasa saat melihat masyarakat yang lemah secara pendidikan, ekonomi, atau mental, tapi mereka tak tahu cara keluar dari situasi itu,” tutur Komala.
Ia kerap dihadapkan pada realita di mana keterbatasan akses dan pola pikir menjadi tembok penghalang kemajuan. Namun, hal itu justru memacu semangatnya.
“Saya belajar bahwa perubahan tidak instan. Butuh kesabaran, pendekatan personal, dan kepercayaan dari mereka,” tekannya.
Komala memiliki harapan sederhana namun mendalam: melihat orang-orang di sekitarnya hidup bahagia dan mampu bertahan menghadapi masalah.
“Saya ingin mereka bisa menemukan potensi diri, sekecil apa pun itu. Setiap orang punya keunikan yang bisa dikembangkan,” ucapnya penuh keyakinan.
Baginya, kebahagiaan bukanlah tentang kekayaan materi, melainkan kemampuan untuk bangkit dan melihat peluang di tengah keterbatasan.
Ia juga berharap agar program pemberdayaan yang dijalankannya dapat menjadi jembatan bagi masyarakat untuk mandiri.
Kepada seluruh pembaca, Komala menyampaikan pesan yang sarat makna:
“Hidup bukan tentang menang dan kalah. Meskipun lelah, teruslah melangkah. Jangan pasrah karena ada Tuhan tempat berserah.”
Kata-kata ini ia jadikan prinsip, terutama saat menghadapi momen-momen berat dalam pengabdiannya.
Ia percaya, ketekunan dan keikhlasan adalah kunci untuk menciptakan dampak positif, sekecil apa pun.
Dari Aceh Singkil hingga Pekanbaru, Komala F. Cibro membuktikan bahwa pengabdian tidak membutuhkan panggung megah, tetapi hati yang tulus.
Ia adalah representasi generasi yang memilih untuk mengulurkan tangan, bukan sekadar mengejar kesuksesan pribadi.
Melalui kerja sosialnya, ia tak hanya membangun masyarakat, tetapi juga menanamkan harapan bahwa setiap langkah,betapapun kecil, berarti untuk perubahan.
Source image: komala

Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.










