Lailla A. Dondo, Menjadi Ibu Tak Berarti Merelakan Kecintaan Kita Terhadap Sesuatu
Iniloh.com Jakarta- Dari balik jendela rumahnya di Kotamobagu, Sulawesi Utara, Lailla A. Dondo menyaksikan pemandangan yang selalu memancarkan kedamaian.
Kota kelahirannya ini, yang terletak sekitar 3-4 jam perjalanan dari Manado, bukan sekadar titik di peta, melainkan ruh yang membentuknya.
“Kotamobagu adalah tempat yang indah,” ujarnya dengan penuh kecintaan, mengenang tempat wisatanya yang banyak dan, yang paling berkesan, keramahan serta kebaikan warganya.
Di tengah perbukitan dan udara segar Sulut, Kotamobagu adalah fondasi kuat bagi identitas Lailla, tempat kenangan masa kecilnya berakar dan nilai-nilai kekeluargaannya tumbuh subur.
Kini, profesi utama Lailla adalah salah satu yang paling mulia dan menuntut: menjadi Ibu Rumah Tangga (IRT).
“Kesibukan utamanya jagain anak,” jelasnya, menjadikan pengasuhan sebagai prioritas nomor satu.
Namun, jiwa Lailla tidak hanya terisi oleh kewajiban. Dekat dengan keluarga adalah sumber kebahagiaan dan kekuatan utamanya.
Di luar itu, ia aktif menjaga keseimbangan hidupnya melalui kecintaan pada olahraga dan hasrat untuk mengeksplorasi hal-hal baru.
Filosofinya sederhana namun bijak: “Sebisa mungkin diimbangi semua biar nggak stress aja.”
Bagi Lailla, keseimbangan bukanlah kemewahan, melainkan kebutuhan untuk tetap waras dan bahagia menjalani peran sebagai ibu.
Mencari keseimbangan tentu tidak selalu mulus. Lailla jujur mengakui suka duka yang ia hadapi.
“Suka nya jelas, rasa puas setelah berolahraga atau menikmati petualangan baru.”
Namun, duka kerap datang seiring dengan kelelahan fisik.
“Kadang capek habis olahraga atau selesai dari tempat lain,” ungkapnya, “pas balik ke rumah nggak bisa langsung istirahat. Harus langsung urus anak.”
Transisi dari me time ke mommy mode yang instan ini bisa sangat melelahkan. Tapi Lailla punya jurus ampuh menghadapinya: “Tapi di nikmati aja.”
Ia membagikan tips berharga untuk sesama ibu: “Tipsnya jangan di bawa stress aja, di nikmatin, di syukurin, di jalanin aja.”
Kalimat ini mencerminkan ketangguhan mental dan sikap syukur yang mendalam.
Ia memilih untuk tidak terperangkap dalam keluhan, tetapi menemukan kepuasan dalam pelayanan penuh kasih kepada keluarganya.
Memandang ke depan, harapan Lailla lugas dan penuh makna. “Semoga kedepan makin sehat,” doanya yang utama, karena kesehatan adalah modal untuk menjalani semua peran.
Ia ingin bisa terus menemani anak, suami, dan keluarga dengan sepenuh hati.
Ia juga berharap makin rajin olahraga juga, mengakui pentingnya komitmen itu untuk kesejahteraannya sendiri.
Tak lupa, permohonan agar rezekinya dilancarkan dan makin banyak ketemu sama orang baik di luar sana.
Harapan-harapan ini menunjukkan keinginannya untuk hidup yang utuh: sehat jasmani-rohani, penuh kasih dalam keluarga, berkecukupan, dan dikelilingi energi positif dari lingkungan sosial.
Dari pengalaman dan perjalanannya, Lailla memiliki pesan khusus dan sangat membumi untuk para ibu di luar sana. Pesannya tegas dan membebaskan:
“Jadi ibu bukan berarti menghilangkan kecintaan kita terhadap hal-hal yg kita cintai dulu.”
Ia menolak narasi bahwa keibuan harus menghapus identitas pribadi.
Justru, ia menegaskan pentingnya mempertahankan passion, terutama olahraga dan jalan-jalan.
“Tetap olahraga dan jalan-jalan adalah jurus jitu buat bara ibu biar tetap sehat.”
Source image: lailla
Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.
