Laura Reggyna, SH.MH: Hidup Bukan Tentang Siapa Paling Cepat, tapi Siapa yang Paling Konsisten
Iniloh.com Jakarta- Lahir dan dibesarkan di Surabaya, Laura Reggyna menyimpan kenangan hangat tentang kota yang membentuk jati dirinya.
“Kota yang ramai dan selalu hangat di hati,” ujarnya menggambarkan Surabaya, tempat setiap sudutnya menyimpan cerita.
Karakter warga Surabaya yang hangat, terbuka, ceplas ceplos tapi tulus, serta semangat suka menolong, meresap dalam kepribadiannya.
Nilai-nilai ketegasan bercampur kehangatan dan gotong royong khas Kota Pahlawan inilah yang menjadi fondasi kuat bagi perempuan yang kini tegak berdiri di ranah hukum.
Surabaya bukan sekadar tempat tumbuh; ia adalah bagian dari DNA Laura.
Meski tak bercita-cita jadi pengacara sejak kecil, benih keadilan sudah tertanam dalam diri Laura.
Kegelisahannya muncul setiap kali menyaksikan ketidakadilan. Titik baliknya terjadi saat SMA.
“Waktu SMA, saya pernah melihat tetangga bingung soal warisan karena kurangnya pengetahuan tentang hukum,” kenangnya.
Perasaan tak berdaya karena tak bisa membantu saat itu membekas kuat. Dari situlah tekadnya mengkristal:
“Saya ingin belajar tentang hukum, supaya dapat membantu orang yang membutuhkan.”
Keputusan ini bukan lahir dari ambisi karir konvensional, melainkan dari panggilan hati untuk menjadi jembatan bagi mereka yang kebingungan di tengah belantara hukum.
Perjalanan Laura sebagai seorang lawyer perempuan diwarnai tantangan tersendiri.
“Menjadi seorang perempuan di dunia hukum itu tidak selalu mudah,” ia mengakui dengan jujur.
Ia yang kini berkarya sebagai Partner di Kandara Law ini menandaskan bahwa stereotip kerap menghadang, dianggap remeh karena dianggap terlalu lembut, atau justru diukur dari seberapa galak penampilannya.
Namun, justru dari tekanan inilah Laura menemukan definisi kekuatan sejatinya.
“Tapi justru dari sanalah saya belajar, menjadi kuat, bukan berarti harus keras.”
Kebanggaan terbesarnya bukan berasal dari kemenangan spektakuler, melainkan dari momen-momen sederhana namun bermakna:
“Ketika setiap kali saya bisa bantu orang mendapatkan haknya, terlebih lagi apabila mereka yang tidak mengetahui harus memulai dari mana.”
Setiap klien yang terbantu adalah validasi atas misi awalnya.
Harapan Laura untuk masa depan dirajut dengan kesadaran akan keseimbangan dan integritas.
“Saya berharap bisa tetap jadi manusia yang utuh, dan ingin bisa terus bermanfaat, buat keluarga, klien, dan orang-orang di sekelilingku,” tuturnya penuh makna.
Doanya mencakup kesehatan, kelapangan rezeki, dan yang tak kalah penting, kepekaan hati agar selalu mampu merasakan dan menjawab kebutuhan orang lain.
Dalam karier, ia mendambakan harmoni: “Saya ingin karier saya tetap selaras dengan keluarga, ekonomi yang cukup tanpa harus kehilangan prinsip.”
Visinya meluas ke perempuan Indonesia: “Semoga perempuan Indonesia berani bermimpi besar, dan berani memperjuangkannya.”
Ia ingin menjadi bukti bahwa impian besar dan perjuangan konsisten dapat berjalan beriringan.
Dua filosofi hidup menjadi penuntun langkah Laura. Yang pertama adalah seruan pemberdayaan:
“Jangan pernah takut belajar tentang hak Anda, karena hukum tidak hanya milik mereka yang mengerti, tapi milik semua yang ingin hidup dengan martabat.”
Pesan ini menjadi inti dari misinya mendemistifikasi hukum dan menjadikannya alat bagi setiap orang untuk mempertahankan martabatnya.
Yang kedua adalah prinsip tentang perjalanan hidup:
“Hidup bukan soal siapa yang paling cepat sampai, tapi siapa yang paling konsisten dengan niat yang baik.”
Source image: Laura

Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.










