Lidyawati Ekasari, Hiduplah dengan Hati yang Bersih
Iniloh.com Jakarta- Darah dan napasnya adalah udara sejuk Puncak, Kabupaten Bogor.
Di sinilah Lidyawati Ekasari lahir, tumbuh, dan menyerap pelajaran hidup paling berharga dari orang tuanya, kemandirian.
“Papa dan Mama aku mengajarkan aku hidup Mandiri,” tegasnya.
Prinsip ini bukan sekadar kata; ia menjadi pedoman nyata. Selepas SMA, tanpa menunggu lama, ia terjun ke dunia kerja: menjadi freelance, bekerja di pabrik, hingga akhirnya meraih posisi sebagai Front Office di salah satu perusahaan ternama.
Setiap langkah itu adalah sekolah kehidupan yang mengasah ketangguhan dan kemandirian yang ditanamkan sejak dini.
Bogor bukan hanya rumah; ia adalah tempat di mana benih kemandirian itu disemai dan tumbuh kokoh.
Karir Lidyawati adalah aliran sungai yang menemukan bentuknya sesuai medan. Saat ditanya tentang karirnya sekarang, jawabannya polos dan mengena:
“Freeport, kadang free kadang repot haha candanya.”
Lebih dari sekadar canda, ini mengungkap realitas kesehariannya sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT) sepenuh waktu, sebuah peran yang penuh dinamika antara kebebasan dan kesibukan tak terlihat.
Sebelumnya, semangat wirausahanya pernah mengkristal dalam usaha coffee shop kecil-kecilan. Sayangnya, gelombang pandemi COVID-19 memaksanya menutup usaha tersebut.
Namun, jiwa kemandiriannya tak padam. Ia menemukan ritme baru.
Kegiatan paginya dimulai dengan mengantar anak sekolah.
Setelah itu, waktunya diisi dengan olahraga untuk menjaga kesehatan fisik dan mood, kunjungan ke coffee shop, untuk menikmati suasana yang dulu ia ciptakan, atau sekadar me-time, dan belanja kebutuhan rumah.
Aktivitas ini bukan rutinitas monoton, tapi pilihan sadar untuk hidup dalam ritme yang ia tentukan.
Dalam menjalani peran sebagai IRT saat ini, Lidyawati memilih fokus pada suka-nya.
“Untuk saat ini lebih banyak suka nya ya,” ujarnya, dan alasannya sederhana namun mendalam, “Olahraga bikin kita sehat jadi bikin Mood kita bagus juga lhoo“.
Ini adalah pengakuan pentingnya merawat diri sendiri di tengah kesibukan mengurus keluarga.
Tips enjoyable life-nya bersumber dari dua pilar utama: bersyukur dan fokus. Bersyukur apapun keadaannya, adalah mantra untuk menemukan keindahan dalam kesederhanaan.
Fokus sama apa yang buat kita bahagia, adalah kunci untuk menghindari penyesalan dan membandingkan diri.
Dan untuk para ibu rumah tangga, ia punya pesan penting: “Kita perlu juga mencoba hal-hal baru.“
Ini adalah seruan untuk tidak berhenti berkembang, untuk terus memupuk rasa ingin tahu dan keberanian, meski peran utama ada di rumah.
Kebahagiaannya bukan pasif, tapi aktif dibangun melalui syukur, fokus pada kebahagiaan diri, dan keterbukaan pada hal baru.
Harapan Lidyawati bersifat universal dan penuh kedamaian: “Semoga selalu diberikan kesehatan , panjang umur dan bernasib baik untuk siapapun.”
Ini bukan doa untuk diri sendiri semata, tapi ungkapan welas asih yang tulus untuk semua orang.
Ia menginginkan kebaikan yang merata, sebuah cerminan hati yang lapang.
Filosofi hidup yang sedang ia gemari, dan ia bagikan dengan penuh keyakinan, adalah mutiara kebijaksanaan tentang iri hati dan rezeki:
“Kebahagiaan orang lain tidak akan merugikanmu. Kekayaan mereka juga tidak akan mempengaruhi jatah rezekimu.
Hiduplah dengan hati yang bersih, agar melihat orang lain bahagia tidak menyakiti hatimu.
Harapkanlah kebaikan sebagaimana kamu harapkan kebaikan untuk dirimu sendiri.”
Source image: Lidya

Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.










