Lilla Syifa, Just Be Yourself, Be Authentic !
Iniloh.com Jakarta- Perjalanan Lilla Syifa menuju kepercayaan diri dan kesuksesan sebagai konten kreator bukanlah jalan lurus yang mulus.
Berakar dari Surabaya dan kini menetap di Jakarta, masa kecilnya diwarnai pengalaman pahit yang membentuknya.
“Masa kecil, hmmm sebenernya ga terlalu banyak yang bisa diceritakan,” akunya dengan jujur,
“Tapi aku pernah ada di titik di bully sih… jujur karena dulu aku item banget haha.”
Saat standar kecantikan Indonesia yang sempit menyakitinya, Lilla kecil belum tahu bahwa keunikannya itulah yang justru akan menjadi kekuatan dan inspirasinya di kemudian hari.
Tahun 2015 menjadi titik balik. Saat pertama kali memiliki Instagram, Lilla hanya ingin berbagi kesenangannya: menjelajahi tempat-tempat baru, terutama kafe-kafe unik, dan mengabadikan momen lewat foto.
“Akuu awalnya suka foto-foto dan suka nyobain tempat-tempat baru yang lucu, kayak cafe hopping gitu,” kenangnya.
Tujuannya sederhana: “Terus aku post bertujuan biar temen-temen ku bisa liat dan nyobain juga.”
Niat tulus berbagi ini ternyata menjadi benih kariernya.
Kesuksesannya berkolaborasi dengan brand besar punya cerita awal yang penuh keikhlasan.
“Tips dpt brand collab ituu dulu awalnya bantuin temen-temen aku yang punya UMKM,” jelas Lilla.
Ketulusannya membantu usaha kecil teman-temannya menarik perhatian. “Terus pas brand-brand gede liat konten aku, puji Tuhan job mulai berdatangan hehe.”
Dari membantu UMKM, pintu dunia profesional sebagai konten kreator pun terbuka lebar.
Seperti profesi lainnya, dunia konten kreator juga punya dua sisi. Suka dukanya dijalaninya dengan realistis.
“Suka nya dapat banyak duit, produk-produk bagus, nyobain banyak experience, ketemu orang-orang baru,” ia menyebutkan sisi manisnya.
Namun, tantangan seperti “deadline mepet” atau permintaan revisi dadakan dari brand juga menjadi bagian dari kesehariannya.
“Dukanya ya kadang deadline mepet, atau mungkin ada brand yang suka minta revisi dadakan gitu haha,” ujarnya,
“Tapi so far aku aman aja.” Resiliensi dan profesionalismenya membantunya menghadapi dinamika tersebut.
Bagi Lilla, menjaga kreativitas adalah sebuah disiplin. Ia membagikan tips praktis:
“Banyakin cari reference! Konten-konten yang sesuai niche kamu.”
Tak lupa, ia menekankan pentingnya pengetahuan: “Banyakin baca buku juga utk nambah wawasan.”
Dan perspektif global juga kunci: “Terus konten-konten luar negeri juga banyak banget yang bagus utk jadi referensi.”
Namun, pesan paling kuat dari Lilla adalah tentang kecantikan alami dan penerimaan diri , pelajaran yang didapatkannya dari luka masa lalu.
“Tips untuk jadi cantik natural, yaa pasti ini perjalanan panjang ya,” tegasnya. Ia mengakui perjuangannya:
“Berawal dari selalu dibully waktu kecil karena aku gak sesuai standar kecantikan di Indonesia.”
Perawatannya pun bersifat konsisten, bukan instan:
“Aku selalu berusaha merawat diri dengan cara yang mungkin simple dan hasilnya pun ngga instant.”
Bagi Lilla, esensi kecantikan sejati terletak pada sikap batin:
“Yang penting itu bagaimana kita menerima dan meng-embrace diri kita.”
Keyakinannya teguh: “Maka kecantikan pasti terpancar sesuai keunikan kita.”
Ia telah membuktikan bahwa kecantikan bukan tentang memenuhi standar orang lain, tetapi tentang merayakan keunikan diri sendiri.
Pengalaman hidup Lilla, dari korban bullying menjadi perempuan percaya diri dan sukses, melahirkan pesan yang sangat personal dan universal, khususnya untuk para perempuan yang pernah mengalami hal serupa:
“Just be yourself, be authentic. because you are one of a kind.”
Lilla mendorong setiap perempuan untuk menemukan dan mempertahankan keaslian dirinya.
Pesannya berlanjut dengan penekanan pada penerimaan diri: “You need to embrace yourself, and be proud of who you are.”
Ini adalah seruan untuk melepaskan diri dari belenggu ekspektasi sosial dan mencintai diri seutuhnya.
Source image: lilla
Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.
