Lina Andryana, Adab Adalah Perhiasan Diri yang Lebih Berharga dari Ilmu
Iniloh.com Jakarta- Di tengah gemericik air terjun dan sejuknya udara kaki Gunung Gede, Sukabumi melahirkan sosok inspiratif yang membuktikan bahwa passion tak mengenal batas usia atau peran.
Lina Andryana, ibu empat anak, pengelola kantin, dan model, adalah bukti nyata bahwa wanita bisa menjalani banyak peran dengan semangat dan keyakinan.
Lina lahir dan besar di Sukabumi, Jawa Barat, kota yang dikelilingi pesona alam menakjubkan.
Lokasinya di antara Gunung Gede dan Pangrango memberinya kesadaran akan pentingnya keseimbangan:
“Alam mengajarkanku untuk tetap rendah hati, tapi juga kokoh seperti gunung,” ujarnya.
Iklim sejuk Sukabumi bukan hanya nyaman bagi tubuh, tapi juga jiwa.
Di sinilah karakter Lina terbentuk: hangat, tegas, dan penuh syukur.
Sebagai ibu dari tiga putra dan seorang putri, Lina paham betul arti manajemen waktu.
Pagi hingga siang, ia bersama suami mengelola kantin kecil di sebuah pondok pesantren dan sekolah.
“Ini sumber rezeki utama kami. Meski sederhana, Alhamdulillah cukup untuk kebutuhan keluarga,” ceritanya.
Di sela kesibukan, ia tetap memastikan kehadiran untuk anak-anak.
“Mereka prioritas. Meski sibuk, komunikasi harus tetap lancar,” tegasnya.
Dua tahun lalu, Lina memutuskan terjun ke dunia modeling.
Awalnya, ia hanya ingin mencoba ikut kontes fashion show dan catwalk. Tapi ternyata, bakatnya tercium.
“Alhamdulillah, tiap event selalu dapat kategori Best atau Runner-up. Tahun ini, doakan jadi juara ya,” katanya sambil tertawa.
Prestasi ini ia raih tanpa melupakan identitas sebagai ibu rumah tangga.
Baginya, modeling bukan sekadar tampil cantik.
“Ini cara aku belajar percaya diri lagi. Dulu fokus hanya ke keluarga, sekarang bisa eksis tanpa melupakan kewajiban,” ungkapnya.
Dunia modeling membawa Lina pada relasi yang luas.
Ia bertemu orang-orang hebat di industri ini, berbagi ilmu, dan menyerap pengalaman positif.
“Aku belajar banyak dari senior: cara berjalan, mengatur ekspresi, sampai menjaga pola makan,” ujarnya.
Namun, ada harga yang harus dibayar: waktu bersama anak di akhir pekan sering terkorbankan.
“Sedih sih, tapi aku jelaskan ke mereka bahwa ini bagian dari usaha Mama. Mereka malah jadi semangat mendukung,” cerita Lina.
Lina punya mantra yang dipegang teguh: “Adab adalah perhiasan diri yang lebih berharga dari ilmu.”
Prinsip ini ia terapkan dalam segala hal, dari melayani pembeli di kantin hingga bersikap profesional di atas panggung.
“Ilmu bisa dicari, tapi adab yang baik adalah fondasi. Tanpanya, kesuksesan terasa hampa,” tegasnya.
Sebagai muslimah, ia juga mengutip ayat Al-Qur’an sebagai pegangan:
“Fa-idza ‘azamta fa tawakkal ‘alallah” (Maka, jika kamu sudah membulatkan tekad, bertawakallah kepada Allah). “Aku yakin, selama niat baik dan usaha maksimal, Tuhan akan bantu sisanya,” katanya.
Lina berharap keluarganya selalu diberikan kesehatan, keharmonisan, dan rezeki yang lancar.
“Aku ingin dikelilingi orang-orang baik yang saling mendukung. Lingkungan positif itu penting untuk perkembangan karir dan mental anak-anak,” ucapnya.
Ia juga berkomitmen untuk terus berkembang di dunia modeling, sembari mengembangkan kantinnya menjadi lebih profesional.
Bagi Lina, kunci menjalani banyak peran adalah manajemen waktu dan tawakal.
“Jangan takut mencoba hal baru, selama itu positif. Ibu rumah tangga pun berhak punya mimpi. Yang penting, komunikasi dengan keluarga harus dijaga,” pesannya.
Melalui akun Instagram @lina.andryana.f, ia kerap membagikan momen keseharian: dari foto di belakang kantin, latihan catwalk, hingga candaan dengan anak-anak.
Dari Sukabumi, Lina membuktikan bahwa usia dan status bukan penghalang untuk terus berkarya.
Source image: lina

Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.










