Lucia Dipa Saraswati, Jangan Tunggu Sempurna Baru Mulai, Berani Beraksilah”

Iniloh.com Jakarta- Lucia Dipa Saraswati adalah sosok yang melekat dengan denyut nadi Yogyakarta. Lahir, besar, dan masih menetap di kota budaya ini, ia mengaku tak pernah membayangkan hidup di tempat lain.

“Jogja itu rumah. Di sini saya belajar arti keluarga, kerja keras, dan kesederhanaan,” ujarnya.

Namun, di balik kecintaannya pada tanah kelahiran, Lucia adalah perempuan tangguh yang berhasil mengembangkan bisnis keluarga selama tujuh tahun terakhir, sekaligus menjaga harmoni antara peran sebagai ibu, istri, dan pemimpin.

Lucia mulai merintis karir di bisnis keluarga secara tak terduga. Saat itu, ia masih duduk di semester akhir perkuliahan.

Awalnya cuma iseng isi waktu luang. Ternyata, saya jatuh cinta dengan prosesnya,” kenangnya.

Bisnis yang telah dirintis keluarganya sejak lama memberinya fondasi kuat, namun tantangan justru muncul ketika ia harus membawa inovasi.

Puji Tuhan, bisnis sudah jalan. Tugas saya adalah meningkatkan skalanya, memperluas jaringan, dan memastikan tim tetap solid,” jelasnya.

Selama tujuh tahun, ia tak hanya menguasai operasional bisnis, tetapi juga belajar mengelola dinamika tim.

Tantangannya semakin kompleks. Mulai dari kompetisi pasar, ekspektasi pelanggan, hingga menjaga semangat anggota tim.

Tapi, justru di situlah serunya,” tambahnya. Lucia percaya bahwa kolaborasi dan komunikasi terbuka adalah kunci mempertahankan bisnis warisan di era modern.

Sebagai ibu dua anak, Lucia paham betul arti “membagi waktu”. Namun, baginya, yang lebih penting adalah “membagi pikiran”. 

“Saya tak ingin anak-anak melihat saya membawa stres kerja ke rumah. Saat di rumah, fokus saya hanya untuk mereka,” tegasnya.

Ia mengaku kerap menyisihkan waktu ngobrol santai dengan suami sebelum tidur, meski hanya 15-30 menit.

Itu momen sakral. Sekadar bertukar cerita atau rencana besok, itu sudah cukup menguatkan,” ujarnya.

Prinsip ini ia pegang teguh meski bisnis kerap menuntut perhatian ekstra.

Saya ingin anak-anak paham bahwa ibu bekerja, tapi mereka tetap prioritas.

Mereka juga harus melihat bahwa kerja keras bukan berarti mengorbankan kebersamaan,” tambah Lucia.

Di tengah ketidakpastian ekonomi, Lucia berdoa agar usahanya terus berkembang.

Saya percaya usaha tidak akan mengkhianati hasil. Semoga bisnis dan ekonomi membaik agar saya bisa berbagi rezeki ke lebih banyak orang,” ucapnya.

Baginya, kesuksesan tak hanya diukur dari profit, tetapi juga dampak sosial.

Dulu keluarga saya dibantu banyak orang. Sekarang giliran saya membalasnya dengan cara saya,” tegasnya.

Ia juga mengaku tak ragu mengambil peluang. “Kesempatan enggak datang dua kali. Kalau ada yang sesuai visi, langsung eksekusi! Tapi ya, tetap dihitung risikonya,” candanya.

Sikap inilah yang membawanya melewati masa-masa kritis bisnis, seperti pandemi atau fluktuasi pasar.

Lucia kerap mengingatkan diri sendiri dan orang sekitar untuk berani mengambil langkah.

Jangan tunggu sempurna baru mulai. Yang penting action, sisanya belajar sambil jalan,” pesannya.

Ia juga meyakini bahwa kerja ikhlas dan tulus akan selalu berbuah baik, meski tak instan.

Kini, Lucia Dipa Saraswati tak hanya dikenal sebagai pemilik bisnis keluarga, tetapi juga simbol perempuan Jawa modern yang berhasil merawat warisan leluhur tanpa kehilangan identitas sebagai ibu.

Di Instagram @lucia.dipa_, ia kerap membagikan kesehariannya: dari rapat strategi bisnis, momen memasak bersama anak, hingga cerita tentang keindahan Jogja yang tak pernah lekang oleh waktu.

Hidup ini seperti batik: perlu kesabaran dan ketelatenan untuk menciptakan pola yang indah,” tutupnya.

 

Source image: lucia

You May Also Like

Allea Namara, Jangan Ragu Coba Hal Baru Siapa Tahu Temukan Bakat Terpendam 
Allea Namara, Jangan Ragu Coba Hal Baru Siapa Tahu Temukan Bakat Terpendam 
Nova Nabila, Tiada Kata Terlambat Untuk Gapai Mimpi
Nova Nabila, Tiada Kata Terlambat Untuk Gapai Mimpi
Stevilia Putri, Dunia Ini Luas Jangan Stuck di Satu Tempat
Stevilia Putri, Dunia Ini Luas Jangan Stuck di Satu Tempat
Irene Dave, Nikmati Setiap Prosesnya, Pemeran Utama di Hidup Ini Adalah Kita Sendiri 
Irene Dave, Nikmati Setiap Prosesnya, Pemeran Utama di Hidup Ini Adalah Kita Sendiri 
Princesza Leticia, Ciptakan Lingkaran Pertemanan Positif, No Bully No Toxic
Princesza Leticia, Ciptakan Lingkaran Pertemanan Positif, No Bully No Toxic
Gadis Midori E. P., Lakukan yang Terbaik dan Serahkan Sisanya Pada Tuhan 
Gadis Midori E. P., Lakukan yang Terbaik dan Serahkan Sisanya Pada Tuhan