Maria Ivona Purwa Susanti, Meski Sulit, Tetap Berikan yang Terbaik dalam Pekerjaan, Usaha atau Karya
Iniloh.com Jakarta- Asap dari dapur rumah-rumah kayu, gemericik sungai kecil, dan senyum hangat tetangga yang saling menyapa itulah latar belakang masa kecil Maria Ivona Purwa Susanti di Kota Lahat, Sumatera Selatan.
Bukan gemerlap kota besar, melainkan kehangatan sebuah kampung sederhana yang membentuknya.
“Lingkungan yang ideal untuk tumbuh kembang,” kenang Ivona tentang kota kelahirannya.
Di sana, ia dibesarkan dalam keluarga yang utuh, harmonis, dan penuh dukungan. Yang lebih dalam lagi, atmosfer toleransi tinggi antar warga masyarakatnya menjadi fondasi berharganya.
Lahat memberikannya ruang untuk bertumbuh secara alami, selayaknya manusia, jauh dari hiruk-pikuk dan distraksi dunia modern yang kerap memecah konsentrasi.
Kesederhanaan itu justru menjadi kekuatan.
Jiwa petualang dan keinginan untuk berkembang lebih besar sudah terlihat sejak remaja.
Di usia yang relatif muda, 15 tahun, Ivona memilih merantau sendiri ke Yogyakarta.
Tujuannya jelas: mencari pendidikan yang lebih memberdayakan, membangun jaringan yang lebih luas, dan membuka pikiran (mindset) untuk pertumbuhan yang lebih optimal.
Yogya menjadi kawah candradimuka yang membentuk perspektif barunya tentang dunia.
Kini, dengan pengalaman kurang lebih 11 tahun di bidang Sumber Daya Manusia (SDM), Ivona mendedikasikan keahliannya di sebuah klinik kecantikan pionir di Indonesia.
Meski memilih untuk tidak menyebutkan nama perusahaan demi alasan profesional, perannya dalam mengelola aset terpenting perusahaan, manusianya jelas menjadi passion-nya.
Dunia HR bukan tanpa tantangan, tetapi Ivona menemukan ritmenya di antara kesibukan yang padat.
Menjadi seorang profesional di bidang HR sekaligus seorang ibu tentu bukan hal mudah.
Namun, Ivona piawai menemukan celah-celah kebahagiaan di tengah kesibukan.
Ia menyebut traveling, berkumpul dengan sahabat-sahabat terdekat, dan fotografi sebagai pelarian yang menyegarkan.
“Kadang di kantor, di sela-sela kesibukan… diluangkan waktu lah gitu,” ujarnya ringan.
Fotografi, khususnya, menjadi cara instannya menangkap momen-momen indah, baik di ruang kantor maupun di perjalanan hidupnya.
Filosofi hidupnya pun sederhana namun mendalam: “Dance with the rain aja.”
Bagi Ivona, hidup adalah rangkaian dinamika yang pasti terjadi. Daripada mengutuk hujan, lebih baik menari dan menemukan keindahan di dalamnya. Ini adalah resepnya untuk menikmati hidup apa adanya.
Melebihi pencapaian pribadi, harapan terbesar Ivona tertuju pada masa depan anak-anak Indonesia.
Doa dan cita-citanya mengkristal pada satu hal mendasar: pendidikan.
Ia mendambakan kesempatan yang lebih setara bagi seluruh anak bangsa untuk mengakses pendidikan berkualitas.
Lebih dari sekadar akademis, Ivona sangat menekankan pentingnya pendidikan usia dini yang fokus pada pembangunan karakter.
“Sistem pendidikan yang lebih memberi ruang untuk anak-anak berkembang sesuai potensi dirinya dengan tetap menjadi ‘manusia‘,” tegasnya.
Baginya, anak-anak bukan sekadar angka atau bibit pekerja, melainkan generasi pembentuk karakter bangsa di masa depan – building our future.
Ia juga sangat menyadari tantangan zaman sekarang yang berat bagi banyak orang. Harapannya mengalir untuk semangat kolektif:
“Semoga kita semua dikuatkan & dimampukan melalui masa ini bersama-sama.”
Di tengah kesulitan, ia berharap setiap orang tetap mampu memberikan yang terbaik dalam pekerjaan, usaha, dan karyanya masing-masing.
Pesannya kuat:
“Semoga semua orang tetap hidup dalam pengharapan & gak mudah menyerah dengan situasi yang kurang menguntungkan.
Harapan, baginya, adalah bahan bakar untuk terus bergerak maju.”
Source image:ivona

Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.










