Maria Michaela, Tebarkan Energi Positif, Murah Hati Dalam Berbagi Ilmu, dan Bersemangat Menebar Kebaikan Bagi Sesama.

 Iniloh.com Bandung- Kalau kamu ingin mengetahui seluk beluk dunia food blogger, barangkali kita bisa belajar sedikit dari Maria Michaela. Bagaimana kesukaannya dalam dunia menulis membuatnya tumbuh dan berkembang dengan mempelajari banyak hal dan menjadi dirinya sendiri seperti sekarang.

Maria Michaela berasal dari kota Bandung. Ia tak pernah pergi meninggalkan kota tersebut bahkan dari kecil sampai se-dewasa ini. Di tahun 90-an, Maria mengingat bahwa Bandung dulu merupakan kota yang sangat dingin apalagi saat malam. Suasananya yang sejuk membuat banyak orang betah untuk tinggal.

Sejak duduk di bangku SMP, Maria merasa bahwa ia memiliki passion di dunia kepenulisan. Bahkan sejak itu juga ia memiliki cita-cita sebagai novelis hingga ia memasuki masa kuliah.

Mimpinya adalah supaya nanti ia bisa menerbitkan buku melalui penerbit ternama dan bukunya dipajang di Gramedia. Ia mengikuti berbagai macam lomba menulis tapi masih belum menemukan jalannya.

Sampai di tahun 2010-an, karya cerpennya masuk dalam buku Kumpulan Cerpen berjudul Kumcer Pertama Kalinya bersama Sita Karina dkk. Perjalanan menulisnya sangat panjang hingga ia bisa menerbitkan novel di tahun 2015 oleh penerbit lain.

Namun, itu telah jadi kebanggaan tersendiri bagi Maria. Setelah itu, Maria akhirnya terjun pula ke bidang kuliner dan make up dengan perjalanan awal mulanya yang begitu panjang.

“Nah, bagaimana bisa punya project kuliner? Tahun 2014-an, aku sempat kerja sebagai content writer untuk blog sebuah OTA (Online Travel Agent). Selain menulis tentang tempat-tempat wisata, aku juga menulis tentang kuliner, dan review tempat-tempat makan di Bandung.

  Lalu ada seorang teman yang bertanya, “Kenapa lu nggak bikin akun kuliner sendiri aja?” Kupikir-pikir, iya juga ya. Jadilah aku mulai memposting konten-konten kuliner di Instagram-ku. Dan nggak ngerasa sudah hampir 10 tahun jadi food reviewers,” cerita Maria.

“Kalau soal project makeup, itu awalnya (karena aku suka nulis kan) aku diminta bikin script film pendek (untuk kalangan gereja), habis itu di tahun 2015 aku diminta bikin script untuk drama musikal. Di situ aku belajar tentang dunia drama musikal (happy banget karena aku memang suka seni). Di sana juga aku belajar untuk bikin make up karakter. Sampai hari ini, walaupun nggak menjadi fokus utama, tapi aku masih jadi MUA karakter,” imbuh Maria.

Maria bersyukur bahwa jalannya begitu panjang dan Tuhan tidak langsung mengabulkan cita-citanya menjadi seorang novelis dengan semudah itu. Ia jadi bisa belajar lebih banyak hal daripada yang bisa ia bayangkan. Bisa dibilang, jatuh bangunnya Maria dalam dunia kepenulisan membuatnya mengetahui bahwa ia juga punya talenta di bidang lain yang seharusnya dikembangkan. Karena perjalanan yang tidak mulus inilah Maria jadi tahu kalau ia berbakat di bidang food fotografi, bisa membuat script dan belajar make up karakter.

“Tips utamanya pastikan dulu kamu memang doyan kuliner. Aku rasa, salah satu alasan aku bisa bertahan di dunia review kuliner sampai saat ini ya karena aku memang doyan kuliner. Ada kesenangan pribadi untuk memotret makanan yang menurutku enak dan infoin ke orang-orang bahwa: ini enak, lho! Tips lainnya mesti konsisten, jangan mudah menyerah, dan mesti terus mau mengembangkan diri,” kata Maria.

Awal menjadi seorang food blogger tidak mudah bagi Maria karena ia harus belajar bagaimana membuat foto dan ulasan yang menarik. Kemudian di era modern ia belajar membuat konten seperti reels Instagram dan sebagainya. Maria termasuk orang yang mau belajar segala hal dan tidak pernah menyerah untuk itu.

 “Hmmm, hidup makin ke sini kayaknya makin keras ya. Jadi harapanku, semoga semua usaha dan kerja keras kita diberkati Tuhan dan bisa menghasilkan buah-buah yang baik, baik untuk diri kita sendiri maupun untuk sesama. Semoga hari-hari besok lebih baik daripada hari ini, ya!” ucap Maria.

“Pesannya untuk semua perempuan di Indonesia yaa. Yuk, jadi woman yang support woman. Tebarkan energi positif, murah hati dalam berbagi ilmu, semangat selalu untuk menebar kebaikan bagi sesama. Dan jangan lupa bahagia, ya!” pesan perempuan cantik satu ini.

Dari Maria kita belajar untuk tidak pernah ragu dalam hal apapun selama itu membawa pengaruh positif dalam hidup kita. Tetap semangat dan semoga ceritanya dapat menginspirasi.

 

Source image: maria

You May Also Like

Iin Amriani, Jangan Katakan Sesuatu Itu Susah Sebelum Kita Mencobanya
Iin Amriani, Jangan Katakan Sesuatu Itu Susah Sebelum Kita Mencobanya
Anggun Nikmatia, Senyum Adalah Sebentuk Ibadah Sederhana dari Kebahagiaan dan Dapat Menyebar Ke Lainnya
Anggun Nikmatia, Senyum Adalah Sebentuk Ibadah Sederhana dari Kebahagiaan dan Dapat Menyebar Ke Lainnya
Sukma Trisna, Waktu Kita yang Atur Jangan Kita yang Diatur Waktu!
Sukma Trisna, Waktu Kita yang Atur Jangan Kita yang Diatur Waktu!
Restianti Amanda, Teruslah Melangkah Insya Allah Kan Sampai Ke Tujuan
Restianti Amanda, Teruslah Melangkah Insya Allah Kan Sampai Ke Tujuan
Kartika Nofianti Nugroho, Tekuni Satu Bidang Hingga Kita Bisa Atasi Masalah di Sana dengan Tuntas
Kartika Nofianti Nugroho, Tekuni Satu Bidang Hingga Kita Bisa Atasi Masalah di Sana dengan Tuntas
Fajwah Azizah, Jangan Minder dengan Proses yang Sedang Kita Jalani
Fajwah Azizah, Jangan Minder dengan Proses yang Sedang Kita Jalani